Senin, 22 Desember 2025

Bupati Bogor Siagakan Tim Medis

- Senin, 22 April 2019 | 07:21 WIB

METROPOLITAN - Pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (pileg) 2019 sudah usai dan tengah memasuki tahap penghitungan suara dari berbagai Tempat Pemungutan Suara (TPS) ke kecamatan untuk diplenokan. Proses yang cukup melelahkan itu menyebabkan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di beberapa wilayah Kabupaten Bogor mesti ’tumbang’. Tercatat dua ketua KPPS meregang nyawa saat bertugas, serta empat lainnya mesti pingsan lantaran kelelahan. Hal itu pun menjadi beberapa catatan tersendiri bagi Bupati Bogor Ade Yasin. Orang nomor satu se-Kabupaten Bogor itu mengatakan, kejadian yang menimpa para petugas pemilu di lapangan perlu mendapat perhatian karena disebutnya sebagai pejuang demokrasi. Berkaca dari ’tumbangnya’ beberapa petugas KPPS, pihaknya pun sudah menurunkan petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) di seluruh kecamatan sembari memantau proses perhitungan suara. ”Harus standby, perhatikan kesehatan para petugas. Banyak yang kurang istirahat. Kalau ada yang drop, harus langsung tangani,” katanya saat ditemui di Balai Kota Bogor, kemarin. Tak hanya itu, ia juga menginstruksikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Bogor untuk sigap jika ada petugas rekapitulasi suara yang bermasalah dengan kesehatannya dan harus diprioritaskan mendapat penanganan medis yang diperlukan. ”Jika ada yang masuk, nggak boleh ditolak. Biaya belakangan lah, yang penting kondisi kesehatannya. Seperti yang di Cijeruk, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui PDAM Tirta Kahuripan sudah memberi santunan. Yang di Bojonggede juga sudah melalui camat. Kami sudah siapkan tim medis juga supaya tidak ada lagi yang kelelahan ya sehingga menyebabkan sakit,” ujar AY, sapaan karibnya. Selain itu, politisi PPP itu pun mencatat ada kenaikan persentase pemilih dibanding pemilupemilu sebelumnya. Bahkan ia mencatat dari 40 kecamatan yang ada di wilayah dengan jumlah penduduk 5,8 juta jiwa itu, rata-rata partisipasi warga dalam melalukan pencoblosan mencapai angka 75 hingga 80 persen. Apalagi Kabupaten Bogor tercatat sebagai daerah pemilihan yang terbesar dibanding kabupaten-kabupaten yang lain seIndonesia. ”Peningkatan signifikan dibanding sebelumnya. Ini bagus untuk demokrasi kita. Selain menjaga kondusivitas. Meski beda pilihan, layaknya saya dengan Pak Iwan (Setiawan), kami ingin hadirkan pemilu yang kondusif,” papar AY. Di Kabupaten Bogor tercatat ada dua petugas KPPS meninggal dunia dan lima orang lainnya dirawat. Ketujuh orang tersebut sempat tak sadarkan diri. Mereka diduga kelelahan setelah melaksanakan pemantauan dan penghitungan suara pada pemilu legislatif dan presiden 2019. Ketujuh korban itu yakni Iman Yusuf (26) dan Pendi (27), petugas KPPS di Desa Karya Mekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Keduanya pingsan saat proses penghitungan suara pada Rabu (17/4) malam. Yusuf sempat duduk kemudian pingsan saat penghitungan suara DPRD Kabupaten Bogor di TPS 09. Ia kemudian dibawa dan menjalani perawatan di Puskesmas Cariu. Sedangkan Pendi pingsan saat penghitungan suara caleg DPRD di TPS 10. Selanjutnya Ketua KPPS Desa Cibatok 2 Cibungbulang, Dede Adha, pingsan di TPS saat monitoring penghitungan suara. Kemudian Ketua PPK Megamendung, Kabupaten Bogor, Agung, mengalami nasib serupa. Ia jatuh pingsan di kantor PPK saat persiapan rapat pleno pada Jumat (19/4) pagi. Terakhir, Rahmat Rohimat tak sadarkan diri saat menjalankan tahapan pemilu berupa rekapitulasi surat suara di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Sabtu (19/4) sore. Nasib nahas menimpa Rusdiono dan Jaenal. Keduanya meninggal dunia saat menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu. (ryn/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X