METROPOLITAN - Miris. Sungai Ciliwung yang membentang melintasi Kabupaten dan Kota Bogor itu sangat memprihatinkan. Dalam sehari, 54,4 ton limbah cair mencemari sungai yang memiliki panjang sekitar 120 kilometer tersebut. Berdasarkan keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Republik Indonesia, jumlah limbah rumah tangga, industri, ternakhingga limbah sampah berbagai jenis yang masuk Sungai Ciliwung dalam satu hari mencapai 54,4 ton. Sementara daya tampung sungai hanya berkisar di angka 9,29 ton Biochemical Oxygen Demand (BOD) atau limbah cair yang mengakibatkan air menjadi berubah warna, rasa, karena kandungan limbah cair yang bercampur air sungai, yang mengakibatkan air keruh.
Artinya, kondisi Sungai Ciliwung kini sudah sangat memprihatinkan. Sebab, pencemaran yang terjadi sudah di ambang batas kapasitas sungai yang melintasi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok dan Jakarta tersebut. Tak hanya itu, perubahan tata ruang dan tutupan lahan yang tinggi seiring perkembangan zaman juga membuat penurunan kualitas pada aliran Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan meningkatnya kerentanan banjir di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS).
Dari data yang sama, tercatat daerah sempadan sungai atau zona penyangga antara ekosistem perairan sungai dengan daratan di sepanjang Bumi Tegar Beriman dan Kota Hujan yang merupakan 60 persen dari total luas sempadan Ciliwung, 37,11 persen di antaranya sudah berubah fungsi menjadi daerah terbangun yang mengurangi sempadan Ciliwung.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Lingkungan dan Kehutanan Siti Nurbaya mengaku bakal melakukan sejumlah upaya untuk mengembalikan kondisi Sungai Ciliwung. Melakukan gerakan bebersih Ciliwung mulai hulu dari hilir adalah salah satu contoh kegiatan yang tengah digalakkan pihaknya. ”Kegiatan ini kami laksanakan di 33 kecamatan yang ada di sepanjang Sungai Ciliwung, dengan lokasi pelaksanaan bebersih di 36 titik,” katanya saat menghadiri bebersih Sungai Ciliwung di Yayasan Bambu Indonesia, Kelurahan Sukahati, Kecamatan Cibinong, kemarin.
Menurutnya, kegiatan itu sebagai bentuk nyata membersihkan sampah dan limbah di sepanjang Sungai Ciliwung, serta sebagai bentuk menjaga kearifan lokal dan meningkatkan kesadaran warga. Sekaligus juga pemberdayaan masyarakat, khususnya mereka yang berada di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. ”Ini adalah sebuah bentuk kolaborasi antarmasyarakat, komunitas, pemerintah dan semua pihak yang peduli akan kebersihan aliran Sungai Ciliwung. Kegiatan ini juga dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dengan tema ’Biru Langitku, Hijau Bumiku,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, M R Karliansyah, berharap melalui kegiatan itu dapat mengembalikan hakikat dari fungsi sungai itu sendiri, seperti sumber air baku, irigasi hingga menjadikan aliran sungai sebagai potensi pariwisata dan pusat kehidupan warga di bantaran sungai. ”Mimpi untuk mewujudkan Ciliwung yang bersih, indah, serta menjadikan sungai sebagai halaman depan rumah kita, bukan halaman belakang rumah seperti tempat membuang sampah.
Di mana pun kita berada, mari kita mulai dengan hal sederhana, untuk berkontribusi mewujudkan keberlanjutan kehidupan di bumi ini,” katanya. Di tempat yang sama, Bupati Bogor Ade Yasin mengaku bakal mendukung sepenuhnya program naturalisasi sungai. Pasalnya, program tersebut dinilai sejalan dengan program yang sudah digagas Ade untuk membebaskan Bumi Tegar Beriman dari sampah. ”Ini nyambung sekali dengan program kita dalam memerangi sampah yang 2.700 ton per harinya itu.
Salah satu dampaknya adalah masyarakat membuang sampah ke sungai atau ke tempattempat yang memang tidak diharuskan untuk sampah,” katanya usai menghadiri bebersih Ciliwung. Tak hanya Ciliwung, orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman itu juga bakal melakukan hal serupa terhadap sejumlah sungai yang ada di Kabupaten Bogor. Bahkan pihaknya juga bakal menerepkan sejumlah aturan khusus bagi masyarakat yang memang sengaja membuang sampah sembarang. (ogi/c/rez/run)