Senin, 22 Desember 2025

Wanita Ngamuk di Masjid Pasien RSJ Marzoeki Mahdi

- Selasa, 2 Juli 2019 | 10:45 WIB
GANGGUAN JIWA: SM pembawa anjing ke Masjid Al- Munawaroh, Sentul, Kabupaten Bogor, ternyata pasien RSJ Marzoeki Mahdi.
GANGGUAN JIWA: SM pembawa anjing ke Masjid Al- Munawaroh, Sentul, Kabupaten Bogor, ternyata pasien RSJ Marzoeki Mahdi.

SM (52) wanita yang diusir jamaah Masjid Al-Munawaroh, Sentul, Kabupaten Bogor, karena masuk masjid membawa seekor anjing, akhirnya diamankan untuk dimintai keterangan pihak kepolisian. Bahkan wanita tersebut mengikuti sejumlah rangkaian tes kejiwaan di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.

KEPALA RS Polri Kramat Jati Brigjen Musyafak memastikan SM, perempuan pem­bawa anjing ke masjid, menderita gangguan jiwa sejak 2013. Musyafak menceritakan riwayat penyakit SM berdasarkan keterangan dokter jiwa yang pernah menangani. ­

”Jadi gini ya, kita ketemu dok­ter spesialis jiwa dari Bogor. Nah, untuk lebih profesional kita sengaja datangkan dua dokter psikiater yang notabene pernah merawat SM, yaitu dokter La­hargo sama dokter Leni ya, La­hargo dinas di RS Marzoeki Mahdi dan Siloam Bogor, dan yang bersangkutan juga rawat jalan di sana. Kemudian dokter Leni dinas di RS Primer,” kata Musyafak.

Musyafak menjelaskan SM sudah menderita gangguan jiwa dan ditangani langsung dokter Lahargo sejak 2013. Menurutnya, saat itu SM tidak pernah mau dirawat inap. ”Jadi Saudari SM pada 2013 itu sudah ditangani dokter Lahargo tersebut, rawat jalan dan disarankan rawat inap tidak pernah mau sehingga kadang-kadang kontrol, kadang tidak,” papar Musyafak.

Kemudian SM, sebut Musyafak, juga dinilai jarang menjalani kontrol medis dan jarang minum obat-obatan yang diberikan dokter Lahargo. Karena itu, SM masih mengalami gangguan kejiwaan. ”Kadang-kadang kon­trol, kadang tidak. Dan bahkan dikasih obat kadang diminum, kadang juga tidak. Makanya boleh dikatakan adanya kelainan kejiwaan itu masih labil tidak terkontrol,” ungkapnya.

Musyafak juga menerangkan, SM sudah berobat ke RS Mar­zoeki Mahdi dari 2013 hingga 2019. Menurutnya, terakhir kali SM berobat sekitar dua minggu lalu tapi tidak pernah minum obat. ”Kalau di Marzo­eki Mahdi itu sudah sejak 2013 sampai kemarin dua minggu lalu kontrol, hanya saja obat yang dikasih infonya tadi dan kebe­tulan nengok sama dokternya memang sampaikan tidak di­minum,” ucap Musyafak.

Musyafak menduga SM me­nolak dilakukan rawat inap di Bogor karena keinginan sen­diri. ”Ini mungkin dominan sehingga yang bersangkutan betul-betul tidak mau dikenda­likan, nggak mau diarahkan, nggak mau, karena ini memang berpendapat barangkali tidak sakit. Ini juga memengaruhi,” beber Musyafak. Semenetara itu, Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky mengaku pihaknya mendapat surat keterangan medis soal gangguan jiwa perempuan yang membawa anjing ke masjid, SM. Selain itu, pihaknya menda­pat indikasi soal gangguan keji­waannya karena keterangannya yang tak konsisten dan emosi yang meledak-ledak.

”Dari keterangan suaminya, yang bersangkutan memiliki gangguan kejiawaan. Ini ditunjuk­kan juga oleh suaminya surat keterangan rekam medis ter­kait gangguan kejiwaan tersebut,” kata Dicky dalam keterangannya, Senin (1/7). Suami SM, jelasnya, merupakan satu dari empat saksi yang sudah diperiksa po­lisi terkait insiden di Masjid Al- Munawaroh, Sentul, Bogor, itu. ”Kita sudah memeriksa saksi sekitar empat orang, termasuk suami korban,” katanya.

Soal pemeriksaan terhadap SM, Dicky menyebut pihaknya sudah melakukannya pada Minggu (30/6) malam. Dari pe­meriksaan itulah pihaknya mengetahui ada gejala gang­guan kejiawaan. ”Memang ada sedikit apa, gangguan, semacam gangguan kejiwaan. Di mana yang bersangkutan sulit dipe­riksa, emosinya meluap, histe­ris dan tidak memberikan ke­terangan yang konsisten,” ujar­nya. (dtk/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X