Jika sudah hobi, uang sebesar apa pun biasanya tidak akan menjadi soal. Begitu pula dengan Robby, seorang pehobi burung merpati asal Bogor. Ia rela merogoh kocek miliaran rupiah untuk memboyong seekor burung merpati yang kerap jadi juara di setiap lomba ketangkasan burung di level nasional.
BEBERAPA waktu lalu, tepatnya pada Jumat (28/6), Robby membeli burung bernama Jayabaya dari seorang pehobi bernama Aristyo Setiawan. Menariknya, mahar yang diberikan Robby kepada Aris pas di angka fantastis, yakni Rp1 miliar.
Robby tidak spesifik menuturkan alasannya mengeluarkan uang dalam jumlah fantastis, meski hanya untuk seekor burung merpati. Menurutnya, jumlah tersebut tidak masalah untuk memuaskan hasrat hobinya. “Ini hobi. Kalau sudah hobi, kita carinya kepuasan. Jadi berapa banyak uang yang keluar, saya nggak hitung. Nggak saya rinci,” kata pria yang enggan dipublikasikan profesinya itu. Belasan prestasi yang telah disabet Jayabaya di berbagai lomba tingkat nasional, menurut Robby, menjadi harga yang pantas untuk ditebus dengan harga tinggi. “Sejak 2018, burung itu hampir per giringan (lomba, red) pasti ada prestasinya. Itu merpati di setiap giringan ada duitnya. Nah, sekarang sudah ada 15 sampai 20 giringan. Nah, itu 20 giringan hampir 70 sampai 80 persen selalu ada kembalian (hadiah uang, red). Entah juara sepuluh besar, jadi bintangnya, entah juara satu. Ada track record-nya,” ungkapnya.
Meski demikian, jelas Robby, keputusannya mengeluarkan uang Rp1 miliar untuk menebus Jayabaya adalah keputusan yang penuh pertimbangan. Robby mengaku sudah mempelajari burung tersebut sejak 2018 lalu. Misalnya, Robby memerhatikan perubahan yang terjadi pada kondisi bulu merpati.
”Sudah lama saya lihat dulu. Setelah ganti bulu seperti apa, apakah berubah, apa menurun (performanya, red). Karena ini bukan duit kecil yang saya keluarkan. Ternyata makin membaik. Berarti saya nggak salah membeli,” ujar Robby. Aris, pemilik Jayabaya, mengaku tidak pernah menyangka ada yang mau membeli burung merpati miliknya dengan mahar Rp1 miliar. Tetapi saat mengetahui burungnya ditaksir Rp1 miliar, Aris berpikir ulang walaupun uang yang diberikan tidak berbentuk tunai, melainkan berbentuk bilyet giro. Aris mengaku awalnya tidak mau menjual burung merpati kesayangannya tersebut. Agar tidak ada yang berani beli, ia mengaku sengaja mematok harga tinggi. “Sebenarnya saya berat ngelepas. Strategi saya biar orang nggak ada yang mau beli burung saya, makanya dipatok Rp1 miliar,” kata Aris. (kmp/mam/run)