Rumah FA (8), korban pembunuhan sadis di Desa Cipayunggirang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, masih dikerumuni warga. Selepas Magrib, tampak seorang wanita tiba-tiba menangis histeris. “Teteh..!” pekik RM, ibu korban yang baru tiba dari Taiwan. Tangisnya pecah hingga tubuhnya seketika lunglai di lantai rumah.”Gusti... Eling (sadar, red). Astagfirullahaladzim,” ujar salah seorang anggota keluarga yang mencoba menenangkan RM. Tadi malam (4/7) adalah hari kedua pihak keluarga menggelar tahlilan. Ibu korban masih terlihat syok, meratapi kepergian putri semata wayangnya.
BETAPA tidak, FA, bocah yang masih duduk di kelas dua SD, itu tewas membusuk dalam bak mandi rumah kontrakan. Bocah mungil itu jadi korban pembunuhan tukang bubur, tetangganya sendiri.
Rahmawati tak sanggup membendung air matanya saat menerobos garis polisi di kontrakan yang menjadi saksi bisu tewasnya FA secara keji. “Nyebut neng, nyebut. Allahu Akbar...” ucap keluarga sambil mengelus bahu RM yang terus-terusan menangis.
Sudah lima tahun ini RM kerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Sehari-hari, ia merawat pasien lanjut usia (lansia) di Taiwan.
Menurut paman korban, AB (33), yang merupakan adik kandung RM, kakaknya terpaksa meninggalkan putrinya demi memenuhi kebutuhan ekonomi. Sedangkan kakak iparnya yang merupakan ayah korban sehari-hari menjadi teknisi di sebuah hotel. “Ada lima tahunan di sana,” tutur AB. Sejak kasus pembunuhan ini mencuat, AB mengaku polisi terus berdatangan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Termasuk mengamankan sejumlah barang bukti, salah satunya karungan celana dalam yang diketahui usai polisi menggeledah seluruh ruang kontrakan pelaku.
Namun, belum diketahui motif Y (pelaku, red) memiliki celana dalam perempuan sebanyak itu. ”Tadi saya dapat kabar langsung dari pihak keluarga yang terima kedatangan polisi, si pelaku (Y, red) katanya punya banyak celana dalam perempuan, katanya sampai dua karung,” ujarnya.
Paman korban sendiri belum mendapat penjelasan lebih banyak terkait motif Y memiliki celana dalam perempuan sebanyak itu. Namun sejak informasi itu menyebar tadi siang, terungkap banyak ibu-ibu di sekitar kediaman AB dan korban mengaku sering kehilangan celana dalam.
”Dengar informasi itu (Y miliki celana dalam perempuan, red), akhirnya di sini banyak tuh ibu-ibu di sini yang ngaku kehilangan celana dalam. Nggak disebut sih (ukuran, red) buat anak kecil atau orang dewasa yang hilangnya,” tutur Agus.
AB menyebut ada video yang dikantongi polisi terkait aksi pelaku yang mencuri pakaian dalam wanita. “Saya nggak tahu dari polres atau polsek, yang jelas waktu polisi datang ke TKP, mereka bawa dua karungan berisi celana dalam wanita,” tuturnya.
Bukan cuma mengamankan barang bukti di TKP. Saat jasad korban ditemukan, polisi juga meminta persetujuan keluarga untuk melakukan autopsi guna penyelidikan. Selama proses autopsi itu, pihak keluarga selalu menanyakan perkembangannya pada pihak kepolisian.
“Sebelum dimakamkan kemarin, kami dapat informasi bahwa FA diduga jadi korban tindak asusila,” ujarnya. “Saya duga diperkosa, karena ada bercak darah di pahanya,” tambahnya.
Sementara itu, dikonfirmasi soal hobi pelaku yang diduga gemar mencuri celana dalam wanita, Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi enggan berkomentar. Begitupun soal dugaan pemerkosaan yang dilakukan pelaku terhadap korban. “Informasinya tunggu rilis besok,” singkat Benny.
Saat ini, Benny mengaku pihaknya masih memeriksa H alias Y alias Yanto. Gelar perkara akan dilaksanakan untuk menentukan status hukum Yanto.
”Kita kan baru ngambil 1x24 jam, nanti malam. Nanti kami gelar lagi. Hasil gelar nanti ditetapkan, mungkin nanti malam. Besok pagi sudah bisa kita jelaskan kepada rekan-rekan media,” kata Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky di Polres Bogor Kabupaten, Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/7).