METROPOLITAN - Isak tangis Darmawan Saputra semakin kencang kala sejumlah orang masuk ke rumahnya. Balita berusia dua tahun itu harus berjuang keras melawan penyakit yang dideritanya, yakni hidrosefalus. Kondisi penumpukan cairan dalam otak membuat kepala Darmawan kian membesar.
Anak pasangan Yeni Kurniasih dengan Wahyudin Karta Negara itu menderita hidrosefalus sejak umurnya dua bulan, sejak masa kelahirannya. Yeni Kurniasih bercerita, semula kelahirannya tak ada yang berbeda.
Darmawan terlahir seperti anak biasa pada umumnya. Namun semua itu berubah saat Darmawan berumur tiga bulan. Lingkar kepala Darmawan yang semula 30 sentimeter meningkat drastis menjadi 54 sentimeter. Yeni yang saat itu khawatir langsung membawa buah hatinya itu ke Rumah Sakit (RS) Ciawi untuk mendapat perawatan.
Alhasil, bayi mungil tersebut divonis dokter menderita hidrosefalus. Lantaran keterbatasan biaya dan pengetahuan, Darmawan pun hanya menjalani perawatan tradisional. Dari balai pengobatan ke pengobatan lain sudah dicoba Yeni. Namun, keberuntungan belum menghampiri sang buah hati. Ironisnya, perhatian pemerintah kala itu sama sekali tak didapatnya. Bahkan pemerintah wilayah setempat tampak membiarkannya.
Suatu saat, wanita kelahiran Bogor, 22 Desember 1994, itu membawa Darmawan ke posyandu terdekat untuk mendapat imunisasi layaknya balita pada umumnya. Namun sayang, Darmawan kecil tidak bisa mendapat perawatan lantaran keadaannya yang terbilang berbeda dengan balita lain. Yeni yang kala itu terpukul dengan ucapan petugas posyandu pun hanya bisa berlinang air mata.
“Tidak ada perhatian sama sekali dari pemerintah. Jangankan pemerintah, pihak pengurus lingkungan seperti RT, RW, lurah juga sama sekali tidak ada. Awal mula ada perhatian itu saat saya mencoba memberanikan diri datang ke posyandu. Nanyain apa bisa anak saya ikut imunisasi. Ternyata kata bidan posyandu, tidak bisa ini khusus anak sehat saja. Mungkin saya salah paham, di situ saya langsung lari dan nangis di rumah. Dari situ para bidan nengok keadaan dede (Darmawan, red). Dari situ baru ada perhatian dari kesehatan sekitar,” tuturnya kepada Metropolitan, kemarin.
Sejak kejadian tersebut, perhatian pun mulai berdatangan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor pada Jumat (19/7) datang menghampirinya untuk menjenguk Darmawan di Kampung Wangun Cibalok, RT 04/06, Kelurahan Sindangsari, Bogor Timur. Dinkes yang kala itu terkejut melihat kondisi Darmawan langsung membawanya ke RS PMI untuk ditangani. Mendapat perawatan selama dua hari, Darmawan langsung dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat untuk mendapat perawatan lebih intensif.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia mengaku bahwa Darmawan kini sudah mendapat perawatan yang lebih baik. “Pasien ini menderita hidrosepalus sejak lahir. Sudah ditangani tim Dinkes melalui Puskesmas Pulo Armyn. Semua kita layani, mulai dari pelayanan kesehatan sampai kartu BPJS. Intinya semuanya sudah kita layani, dengan sejumlah pihak,” ujarnya.
Meski bukan asli warga Kota Bogor, sambungnya, Dinkes juga sempat merujuk Darmawan ke RS PMI pada Jumat (17/7) lalu untuk mendapat perawatan lebih baik. Mungkin saat ini pasien sedang dalam penanganan di RS Cipto Mangunkusumo. “Meski bukan warga Kota Bogor, tetapi tetap kami coba fasilitasi untuk mendapatkan pelayanan,” tutupnya. (ogi/d/mam/run)