METROPOLITAN - "Mama jangan tinggalin Kaila. Nanti Kaila sekolah sama siapa?”. Kalimat itu terlontar dari mulut anak pertama Fatmawati (40). Balita berusia lima tahun itu masih tak percaya bahwa ibunda tercintanya menjadi korban berdarah truk pasir dari Bogor.
Isak tangis Kaila semakin pecah ketika jenazah Fatmawati dan kedua pamannya dijajarkan di rumahnya. Kaila pun tidak berhenti menangis. Sejumlah pelayat juga hanya bisa terdiam dan bersedih di rumah duka yang berlokasi di Jalan Karet, Cibodassari, Kota Tangerang, kemarin. ”Mama... Mama... nggak boleh pergi. Mama nggak boleh pergi. Mama...” teriak Kaila sambil memeluk jenazah ibundanya.
Tak berhenti menahan tangis, Kaila terus mencoba membangunkan ibunda tercintanya agar hidup kembali. Upaya keluarga menenangkan Kaila pun tak bisa dibendung. ”Mama jangan tinggalin Kaila, nanti Kaila sekolah sama siapa? Terus kalau Kaila mau cerita ke siapa?” jerit Kaila yang belum bisa menerima kejadian itu.
Suami Fatmawati, Ricko, juga tak dapat berbuat banyak. Ia mengaku jenazah ketiga orang yang dicintainya belum dapat dimakamkan. ”Besok (hari ini, red) siang dimakamkan di Neglasari, TPU Selapajang,” singkat Ricko. Diketahui, Fatmawati bersama kedua adiknya, Wandi (22) dan Nanda (24), menjadi korban kecelakaan maut di Jalan Imam Bonjol, Kota Tangerang, kemarin sekitar pukul 05:20 WIB. Mobil taksi online yang ditumpangi satu keluarga itu ringsek setelah tertimpa truk bermuatan tanah yang dibawa dari Bogor. Sang sopir, Edi (45), pun nyawanya tidak bisa tertolong.
Beruntung, Aisyah, balita berusia sebelas bulan, berhasil selamat dari kecelakaan maut tersebut. Ia ditemukan berada dalam dekapan ibunya. Bahkan, sang ibu masih bernapas ketika dihampiri warga.
“Waktu sekitar jam enam pagi itu ibunya masih bergerak, masih hidup. Soalnya dia (Fatmawati, red) nyerahin anaknya ke warga lewat jendela mobil sebelah kiri,” kata saksi yang membantu evakuasi, Ade. Padahal, tutur Ade, Fatmawati duduk di belakang sopir yang menjadi bagian terparah dalam kecelakaan tersebut. ”Posisi si ibu itu ada paling kanan di belakang sopir. Itu ketimpa paling parah sama truk. Tapi sempat kasih anaknya, ngomong, ’Tolong selamatkan anak saya, Mas’. Berulang kali ngomong gitu terus,” ujar Ade.
Ade dan warga lain langsung menyelamatkan Aisyah yang ada dalam dekapan Fatmawati. Warga menggunakan pacul dan alat seadanya untuk menggali tumpukan tanah yang mengubur mobil tersebut.
Sementara itu, Kanit Laka Lantas Polres Metro Tangerang Kota AKP Isa Anshori menuturkan, kronologi kecelakaan tersebut bermula saat truk tanah bernopol B 9927 TYY melaju menuju Palem Semi, sedangkan mobil Daihatsu Sigra bernopol B 1932 COE melintas dari arah sebaliknya. ”Truk melintas di depan Klinik Rany, Jalan Imam Bonjol, dari arah Palem Semi menuju Tangerang. Tiba-tiba mobil truk yang mengangkut tanah kehilangan kendali. Pada saat bersamaan, mobil Daihatsu Sigra melintas dari arah Tangerang menuju Palem Semi,” beber Isa di lokasi kejadian, kemarin.
Isa melanjutkan, sopir yang masih belum jelas identitasnya itu mendadak tidak dapat mengendalikan kendaraannya. Truk yang dikemudikannya pun langsung jatuh ke lajur sebelahnya dan menimpa mobil tersebut, yang secara bersamaan berada di samping truk.
”Sehingga menindih mobil Daihatsu Sigra. Atas kejadian tersebut, penumpang mobil Sigra berjumlah empat orang meninggal dunia dan satu balita selamat,” ungkap Isa. Balita tersebut berumur sebelas bulan bernama Aisyah, sedang menjalani pemulihan di klinik bersalin Rany dekat lokasi kejadian. Sementara sopir truk diduga melarikan diri karena takut diamuk massa. Namun pada siang harinya, sopir tersebut menyerahkan diri ke kepolisian.
Sopir itu masih diperiksa di Polres Kota Tangerang. Dugaan sementara, kecelakaan tersebut terjadi karena kondisi truk yang sudah tidak layak. Hal itu membuat as pada roda patah hingga menyebabkan truk terguling. ”Bahwa sopir yang mengendarai truk tanah tersebut melarikan diri. Korban selamat dibawa ke klinik bersalin Rany,” tandas Isa. (bs/tib/rez/run)