METROPOLITAN - Di balik pemadaman listrik serentak yang terjadi di wilayah Jabodetabek dan Banten menyisakan cerita menyedihkan. Pesta pernikahan yang dilakukan pasangan kekasih harus berakhir berantakan. Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor dan Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor, kemarin.
Awalnya pesta berlangsung meriah dengan diiringi musik dan lampu-lampu hias. Namun setelah azan Zuhur berkumandang, acara berubah menjadi berantakan. Kemeriahan pun terhenti seketika.
Pasangan kekasih itu bahkan sampai meneteskan air mata, tak kuasa menahan kejadian tersebut. Bahkan pada sore hari, sang mempelai harus disoroti lampu dari kendaraan roda dua agar dapat terlihat para tamu undangan. “Mau gimana lagi. Tadi juga kami nyari genset tapi tidak ketemu. Terpaksa beli lampu emergency,” kata warga Rancabungur, Trisna (21).
“Sebelum pakai lampu emergency, kami mengakali dengan menyalakan motor untuk menyoroti pengantin pakai lampunya. Kasihan kami juga, apalagi masih saudara. Pemerintah seharusnya bertanggung jawab,” sambungnya.
Keluhan serupa datang dari warga Bogor Tengah, Syarif (27). Menurutnya, akibat mati listrik, acara pernikahan saudaranya harus berakhir berantakan. Acara itu dijadwalkan berlangsung hingga malam hari, namun berubah hingga sampai sore. “Tadinya mau sampai malam. Karena mati lampu jadi nggak jadi, sampai sore saja. Mana kita sudah sewa musik, alhasil ngga kepakai,” keluhnya.
Sekadar diketahui, wilayah Bogor dan sekitarnya mengalami mati listrik sejak pukul 11:30 WIB. Pemadaman akibat gangguan pada transmisi SUTET 500 kV di Jawa Barat. (rez/run)