METROPOLITAN - Aksi unjuk rasa kelompok mahasiswa dari Organisasi Kepemudaan (OKP) Cipayung Plus di gerbang depan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur berujung ricuh.
Empat polisi terbakar usai terkena cipratan cairan diduga bensin. RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, telah memeriksa kondisi Aiptu Erwin Yudha yang terbakar saat mengawal demo di Cianjur. Aiptu Erwin mengalami luka bakar 64 persen.
”Sekarang baru koreksi cairan (cairan tubuh, red). Dari pemeriksaan tim dokter bedah plastik, yaitu disampaikan bahwa Pak Erwin ini luka bakar 64 persen,” kata Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Musyafak di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Musyafak menyebut Aiptu Erwin menderita luka bakar hampir di seluruh tubuh, dari tangan hingga kaki. ”Hampir semuanya (terbakar, red). Jadi muka, kemudian kedua tangan, kedua kaki dari ujung kaki sampai paha, dan sebagian dada. Jadi dinilai ada 64 persen,” paparnya.
Selain itu, Aiptu Erwin mengalami trauma inhalasi karena menghirup udara panas api, sehingga bisa saja terjadi pada mukosa pernapasan. ”Ini yang perlu kita antisipasi. Jadi kalau di kulit kan kelihatan,” ujarnya.
Musyafak memastikan tim dokter akan terus memantau kondisi Erwin. Erwin juga membutuhkan cairan tubuh. ”Sekarang baru koreksi cairan dan langsung dipasang PPC supaya koreksi cairan ini bisa terukur. Kemudian rencananya per tiga jam ke depan ini, cairan harus bisa masuk 5 liter, 5.000 cc. Kemudian dipantau delapan jam lagi. Setelah delapan jam, kemudian akan dilakukan tindakan operasi,” terangnya.
Musyafak lalu menjelaskan soal cairan yang dimaksud. DIa mengatakan bahwa cairan itu harus dikoreksi agar tidak berdampak pada organ vital. ”Dengan adanya kondisi luka bakar ini kan terjadi pelebaran pembuluh di kulit. Sehingga cairan-cairan keluar, penguapan, kapiler terbuka, sehingga keluar cairan yang ada di pembuluh darah. Makanya harus dikoreksi. Kalau tidak, nanti akan berdampak pada organ vital, seperti ginjal. Itu yang kita antisipasi. Jadi tidak hanya... katakanlah terjadinya infeksi sekunder dari kulit terbakar dan sebagainya,” ujarnya.
Sementara itu, usai kejadian tersebut, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap belasan mahasiswa yang terlibat aksi demo yang berujung terbakarnya empat polisi di depan gerbang kantor Pemkab Cianjur, Kamis (15/8).
Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Budi Nuryanto mengatakan, jumlah mahasiswa yang diamankan hingga sekitar pukul 20:30 WIB bertambah dari semula 15 menjadi 17 mahasiswa.
”Sudah 17 orang. Kita masih mintai keterangan, berikut mencari petunjukpetunjuk baru,” kata Budi Nuryanto.
Ketika ditanya soal pelaku utama penyebab terbakarnya anggota kepolisian, Budi belum menjelaskan lebih jauh. ”Ya intinya masih kita mintai keterangan saja, mereka juga belum tentu bersalah kan. Nanti pasti terungkap,” ujar Budi.
Selain memeriksa saksisaksi, polisi juga mengamankan sejumlah alat bukti. Selain ban motor, terdapat ban mobil berukuran besar yang diduga dibawa oknum massa. ”Kita amankan bendera organisasi kemahasiswaan, ban bekas, ember. Pokoknya semua yang berkaitan, kita amankan sebagai bukti,” tutup Budi. (dtk/ mam/run)