METROPOLITAN - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengusulkan sarana transportasi umum berbasis rel di ibu kota baru adalah Light Rail Transit (LRT).
Menurut Bambang, moda transportasi LRT lebih baik dari lainnya karena jalurnya bisa dibangun melayang atau elevated. “Ya nanti kita lihat, mungkin lebih efektif yang model LRT, elevated maksudnya,” ucap Bambang di Hotel Aryaduta.
Bambang mengatakan, infrastruktur perhubungan di ibu kota baru nantinya tidak akan terlalu banyak tambahan. Sebab, ibu kota baru akan mengandalkan infrastruktur seperti bandara dan pelabuhan yang sudah ada.
Namun, menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada penambahan infrastruktur perhubungan baru, terutama untuk menghubungkan ibu kota dengan kawasan di sekitarnya. Infrastruktur itu seperti jalan raya dan rel kereta api.
“Ya dua-duanya dong. Kalau ibu kota ya di kota baru itu. Tapi kota baru itu perlu terkoneksi dengan daerah sekitarnya. Nah, perlu ada juga konektivitas, apakah melalui jalan atau kereta api,” ujarnya. “Terkoneksi ke suatu kota di Kalimantan,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga berpendapat ibu kota baru bisa memanfaatkan infrastruktur laut dan udara yang sudah ada di sekitarnya. Namun, ia memiliki usul berbeda dari Bappenas mengenai jenis transportasi umum di ibu kota baru yang perlu dibangun. Budi lebih memilih Mass Rapid Transit (MRT) karena ibu kota baru akan menjadi kota besar.
“Masa depannya mesti MRT karena angkutan massal satu pilihan yang menjadi keniscayaan apabila itu jadi satu kota besar. Planning-nya pasti ada MRT dan itu bertahap,” pungkas Budi. (tir/mam/run)