Minggu, 21 Desember 2025

Menhub Pilih MRT untuk Ibu Kota Baru

- Senin, 26 Agustus 2019 | 09:55 WIB

METROPOLITAN - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengusulkan sarana transportasi umum berbasis rel di ibu kota baru adalah Light Rail Transit (LRT).

Menurut Bambang, moda transportasi LRT lebih baik dari lainnya karena jalurnya bisa di­bangun melayang atau elevated. “Ya nanti kita lihat, mungkin lebih efektif yang model LRT, elevated maksudnya,” ucap Bambang di Hotel Aryaduta.

Bambang mengatakan, infrastruktur perhubungan di ibu kota baru nantinya tidak akan terlalu banyak tambahan. Sebab, ibu kota baru akan mengandalkan infrastruktur seperti bandara dan pelabuhan yang sudah ada. ­

Namun, menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada penambahan infrastruktur per­hubungan baru, terutama untuk menghubungkan ibu kota dengan kawasan di sekitarnya. Infrastruktur itu seperti jalan raya dan rel kereta api.

“Ya dua-duanya dong. Kalau ibu kota ya di kota baru itu. Tapi kota baru itu perlu terko­neksi dengan daerah sekitar­nya. Nah, perlu ada juga konek­tivitas, apakah melalui jalan atau kereta api,” ujarnya. “Ter­koneksi ke suatu kota di Kali­mantan,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Per­hubungan Budi Karya Sumadi juga berpendapat ibu kota baru bisa memanfaatkan infrastruk­tur laut dan udara yang sudah ada di sekitarnya. Namun, ia memiliki usul berbeda dari Bap­penas mengenai jenis trans­portasi umum di ibu kota baru yang perlu dibangun. Budi lebih memilih Mass Rapid Transit (MRT) karena ibu kota baru akan menjadi kota besar.

“Masa depannya mesti MRT karena angkutan massal satu pilihan yang menjadi kenis­cayaan apabila itu jadi satu kota besar. Planning-nya pasti ada MRT dan itu bertahap,” pungkas Budi. (tir/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X