Minggu, 21 Desember 2025

Digaji Rp520 Ribu, Cari Donatur Penuhi Fasilitas Sekolah

- Jumat, 30 Agustus 2019 | 10:07 WIB
DEDIKASI: Kondisi sekolah yang jauh dari kata layak tidak membuat Cucu Sumiati (paling kanan) patah semangat dalam mendidik siswa di sekolahnya.
DEDIKASI: Kondisi sekolah yang jauh dari kata layak tidak membuat Cucu Sumiati (paling kanan) patah semangat dalam mendidik siswa di sekolahnya.

METROPOLITAN -  Di balik keterbatasan yang dimiliki SMP Terbuka 1 Cijeruk menyisakan cerita pahit yang dialami Cucu Sumiati. Kepala SMP Terbuka 1 Cijeruk itu terkadang harus mengikhlaskan gajinya untuk keseharian dalam proses belajar mengajar. Bahkan, tak jarang ibu dua anak itu rela mencari donatur untuk memenuhi kebutuhan alat tulis sekolah.

Selama ini, SMP Terbuka 1 Cijeruk memang mendapatkan bantuan alat tulis sekolah dari sekolah induk, yakni SMPN 1 Cijeruk. Tetapi jumlahnya tidak memenuhi sesuai kebutuhan yang digunakan. “Dikasih sama sekolah induk. Namun tidak memenuhi. Terkadang dari honor saya (membeli alat tulis sekolah, red) buat menutupinya,” kata Cucu Sumiati.

Honor yang diberikan selama ini pun tak hanya sebatas untuk memenuhi alat tulis sekolah. Terkadang uang yang diberikan per tiga bulan sekali itu ia be­likan seragam dan buku untuk para siswa-siswi dari kalangan tidak mampu. “Kalau (uang honor, red) tidak mencukupi, saya mencari donatur yang ikhlas memberikan bantuan untuk mereka,” ucapnya.

Cucu Sumiati sendiri saat ini menjadi tulang punggung keluarga, setelah suaminya meninggal dunia. Perempuan lulusan SMK itu harus men­ghidupi kedua anaknya yang masih kuliah dan SMP. Men­cari pekerjaan sampingan jadi alternatif yang ia jalani, salah satunya mengurus ad­ministrasi warga sekitar. “Mau dari mana lagi. Insya Allah berkah. Buktinya saya bisa hidup sama anak-anak (sam­pai saat ini, red),” imbuhnya.

Sebagai tenaga honorer, Cucu Sumiati digaji pemerintah per bulan Rp520 ribu. Jumlah itu sebenarnya untuk dua tenaga honorer, ia dan suaminya. Namun, pemerintah hingga kini tetap memberikan nilai yang sama. Sekadar diketahui, Cucu Sumiati merupakan kepala SMP Terbuka 1 Cijeruk, Kabupaten Bogor. Sekolah itu didirikannya bersama mendiang suaminya. Sekolah yang biasa disebut SMP TB 911 itu kini tidak mempu­nyai lahan dan bangunan.

Para siswa terpaksa belajar di bawah terpal di halaman rumah Cucu Sumiati yang berlokasi di Jalan Sukabakti, Kampung Ci­jeruk, RT 02/05, Desa Palasari, Kecamatan Cijeruk. Tak memi­liki biaya jadi faktor penyebab­nya. (rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X