Minggu, 21 Desember 2025

Setiap Hari Berbahasa Asing selama 24 Jam

- Kamis, 5 September 2019 | 09:28 WIB
INSPIRATIF: Metode pembelajaran bahasa asing di Pesantren Modern Darussalam Gontor dilirik dunia.
INSPIRATIF: Metode pembelajaran bahasa asing di Pesantren Modern Darussalam Gontor dilirik dunia.

METROPOLITAN -  Metode pembelajaran bahasa asing di Pesantren Modern Darussalam Gontor ternyata dijadikan rujukan banyak pesantren lain di Indonesia. Bahkan sejumlah universitas dari luar negeri juga sempat menanyakan trik pesantren yang berlokasi di Ponorogo, Jawa Timur, itu dalam mencetak para santri yang lincah berbahasa Arab dan Inggris sekaligus.

Anggota Dewan Pembim­bing Bahasa Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ustaz Weldy Ahmad Fayyadhi, men­gatakan bahwa kegiatan studi banding sudah sering dilaku­kan berbagai pesantren di seluruh Indonesia ke Pesantren Gontor.

Metode Gontor dalam men­didik santri mahir berbahasa asing selalu menjadi salah satu materi yang dibahas ke­tika ada kegiatan studi banding dari pesantren lainnya. ”Bah­kan tahun lalu ada salah satu universitas dari Brunei Darus­salam yang datang untuk sha­ring bagaimana metode pem­belajaran bahasa asing Gontor,” ujar Weldy.

Hal itu terbilang wajar, sebab pesantren yang berdiri sejak 1926 itu telah banyak men­ghasilkan lulusan yang mahir dalam berbahasa Arab dan Inggris sekaligus. Penguasaan bahasa asing itu, tutur Weldy, telah membantu banyak san­trinya untuk bisa melanjutkan studi di luar negeri. ”Sekarang banyak santri kita yang kuliah di Eropa dan Timur Tengah,” ujarnya.

Metode pembelajaran ba­hasa asing di Gontor ternya­ta dilakukan dengan menja­dikan bahasa asing sebagai bahasa sehari-hari. Para san­tri diwajibkan menggunakan bahasa asing selama 24 jam penuh, kecuali ketika di dalam kelas.

Bahasa asing yang di­gunakan sehari-hari selalu diganti setiap dua pekan se­kali. Dua pekan pertama ba­hasa Arab dan dua pekan selanjutnya bahasa Inggris. Tak hanya itu, setiap pagi para santri juga diwajibkan menghafal kosa kota baru. Minimal tiga kosa kata baru. ”Tidak terlalu banyak, tapi terus-menerus setiap hari,” ucap Weldy.

Sejak lama mendidik para santrinya agar mahir meng­gunakan bahasa asing, teru­tama bahasa Arab dan Inggris. Bahkan para santri diwajibkan menggunakan kedua bahasa itu sebagai bahasa percakapan sehari-hari selama 24 jam.

Pendidikan bahasa asing bagi santri dilakukan dengan penerapan dalam semua ke­giatan sehari-hari. Sedangkan bahasa Indonesia hanya di­gunakan saat proses belajar di dalam kelas. ”Aktivitas se­hari-hari, selama 24 jam penuh kita terapkan pakai bahasa Arab dan Inggris. Itu sudah diterapkan sejak awal Gontor berdiri,” kata Weldy.

Penggunaan bahasa asing itu, ujar Weldy, dibagi setiap dua pekan per bulannya. Dua pekan pertama menggunakan bahasa Arab dan dua pekan setelahnya menggunakan ba­hasa Inggris.

Pesantren Gontor juga sang­at disiplin dalam menerapkan peraturan untuk wajib berba­hasa asing ini. Jika ada santri yang kedapatan tidak meng­gunakan bahasa asing maka akan dijatuhi sanksi. ”Huku­mannya harus membuat dan membacakan cerita dalam bahasa asing yang diterapkan hari itu,” ujar Weldy.

Namun, bagi santri yang ingin lebih meningkatkan ke­mampuan bahasa asingnya, pesantren yang berdiri pada 1926 itu juga menyediakan kursus. Pengajar di kursus itu sebagian adalah para santri yang sudah mahir berbahasa asing. ”Biasanya santri kelas lima dan enam ikut membe­rikan kursus bagi santri baru yang ingin belajar,” kata Weldy.(rep/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X