Senin, 22 Desember 2025

Pemkot Bogor Gandeng Konsultan Prancis Bangun Jalur Trem

- Sabtu, 7 September 2019 | 09:54 WIB

METROPOLITAN - Meski sempat menuai polemik penolakan, nyatanya wacana Pemerin­tah Kota (Pemkot) Bogor mendatangkan moda transportasi trem terus berjalan. Pemkot kini menggandeng konsultan asal Prancis demi mematangkan kajian moda transportasi berbasis rel.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, kerja sama itu akan menentukan langkah-langkah dalam mengoperasikan trem terkait jalur, kelaikan jalan, kapasitas jalan, daya angkut, lebar dan panjang rel hingga biaya yang dibutuhkan. Setelah rampung, pemkot juga ‘merayu’ Badan Pengelola Transpor­tasi Jabodetabek (BPTJ) untuk menyiapkan pen­danaan dengan berbagai skema. “Bisa pinjam bantuan pemerintah. Jadi ketika ini selesai, bisa lanjut ke pembangunan. Trem rencananya dihi­bahkan dari Belanda 24 unit,” ujarnya kepada Metropolitan.

Karena itu, jelasnya, kajian menjadi penting karena akan menentukan nasib layak atau tidaknya trem di Kota Bogor. Tak menutup kemungkinan jika kajian memungkinkan, tidak saja hibah dari Belanda, te­tapi trem baru dari negara lain. “Ini masih terbuka. Kajian ini bukan karena kita mau dikasih 24 trem, ini kajian serius mo­da transportasi kota,” papar Bima.­

Ia pun mengaku belum bisa menjawab secara teknis ka­rena menunggu kajian yang baru akan dimulai. Yang pasti ini juga diperlukan un­tuk LRT yang akan masuk Kota Bogor, paling lambat dua tahun, lalu ke Terminal Ba­ranangsiang. Saat itu, setiap lima menit, ribuan orang akan menyemut di sana sehingga harus dipikirkan feeder-nya.

“Kalau masih pakai mobil-motor pribadi, ya macet total. Makanya perlu feeder sistem. Pos anggaran nggak mungkin APBD. Kajian juga nggak ada, tapi dari BPTJ. Jumlah ang­garan, nanti kita tahu setelah hasil kajian keluar,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Kepala Manajer Colas Group Perwa­kilan Asia-Pasifik Jerome Bel­lemin mengaku tertarik meng­garap transportasi massal dan mencari solusi yang tepat. Belum lagi ia juga memiliki teknisi lokal, sehingga pembangunan trem tersebut bisa yang pertama di Indonesia.

”Bagi kami, ini yang pertama. Tapi bukan yang pertama untuk proyek transportasi Indonesia karena kami juga terlibat dalam pembangunan LRT di Jabode­tabek,” tandasnya.

Beberapa waktu lalu, Orga­nisasi Angkutan Darat (Or­ganda) Kota Bogor menolak dengan tegas wacana Pemkot Bogor ingin menerapkan ke­bijakan pengadaan trem yang rencananya bantuan hibah dari Belanda.

Keberadaan trem diyakini hanya akan menambah ma­salah di jalanan kota yang ’cuma segitu-gitunya’. Belum lagi ’trayek’ jalan trem yang bersinggungan dengan ba­nyak trayek angkot yang juga lewat jalanan yang sama. Se­hingga ada kekhawatiran nantinya trem bisa membunuh perlahan pengusaha angkot.

”Rencana pengadaan trem itu nggak melihat kondisi ek­sisting jalanan Kota Bogor lho. Apalagi rencananya ngaspal di sekitaran Kebun Raya Bo­gor. Sedangkan kapasitas jalan ’cuma segitu-gitunya’, nggak ada penambahan. Se­karang saja macet, apalagi kalau ada trem,” kata Ketua DPC Organda Kota Bogor Moch Ischak. (ryn/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X