METROPOLITAN - Bruukk..! Suasana di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, tepatnya di tikungan Kampung Cipicung, RT 10/04, mendadak ramai, kemarin sore. Setelah terdengar dentuman disertai suara pecahan kaca dari dua kendaraan yang terlibat ’adu banteng’ antara truk dengan bus 3/4 PO Parung Indah berpenumpang, warga pun berhamburan menyelamatkan para korban.
Tujuh orang jadi korban luka-luka, dengan tiga orang di antaranya mengalami patah tulang.
Menurut salah seorang saksi, Asep Zaenudin, kecelakaan itu terjadi saat truk tronton bernomor polisi F 9236 FC melaju kencang dari arah Jonggol menuju Cileungsi, sekitar pukul 16:00 WIB. Mendekati tikungan, truk tanpa muatan itu berniat menyalip kendaraan truk kapsul yang berada di depannya. Entah salah perhitungan atau hilang konsentrasi, dari arah berlawanan tepat di tikungan, muncul bus 3/4 bernomor polisi B 7164 TK melaju dengan kecepatan sedang.
“Seketika truk pun seperti kaget, lalu oleng dan langsung saja nabrak bus yang ada di lajur berlawanan. Itu kan tikungan, mau nyusul, tapi nggak melihat kendaraan dari arah berlawanan. Bus juga nggak bisa bertindak karena datang mendadak,” katanya kepada awak media, kemarin.
Ia mengaku melihat kejadian tersebut sangat jelas. Sebab saat kejadian, ia berada di pinggir jalan, hanya berjarak tidak lebih dari tiga meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Warga pun berusaha menolong para korban, apalagi di dalam bus terdapat banyak penumpang. “Korban ada, sopir sama kenek (bus, red) itu mengalami patah tulang kaki. Ada juga dua penumpang luka parah yang dibawa ke RS Hermina,” bebernya.
Asep menjelaskan bahwa di lokasi yang sama juga terjadi tabrakan susulan antara mobil pikap hitam bernomor polisi F 8132 YB dengan mobil polisi bernopol VIII 114-30. Insiden itu berawal saat mobil polisi keluar dari kantor Unit Laka Cileungsi dan hendak membawa korban yang terjepit di dalam dump truck tersebut. Namun setibanya di tengah jalan, jelasnya, tiba-tiba sebuah mobil pikap hitam itu meluncur dari arah Cileungsi menuju Jonggol. Tabrakan pun kembali tak terelakkan, mobil polisi dan pikap tersebut samasama ringsek.
”Mobil evakuasi petugas laka (polisi, red) itu membawa korban. Nah, mobil pikap dari arah sana menabrak mobil polisi di lokasi yang sama,” tuturnya. Sementara itu, Kasat Lantas Polres Bogor AKP M Fadli Amri mengatakan, kecelakaan ’adu banteng’ itu mengakibatkan kedua kendaraan rusak parah di bagian kemudi, baik truk maupun bus berpenumpang. Tak cuma itu, tujuh orang menjadi korban, dengan tiga di antaranya mengalami luka berat dan dibawa ke rumah sakit. “Empat lainnya luka ringan,” terangnya.
Hingga kini, ia belum bisa memastikan penyebab kecelakaan terjadi. Namun dari hasil olah TKP dan menarik keterangan dari para saksi, kecelakaan itu disebabkan kelalaian sopir truk yang nekat menyalip kendaraan di depannya, padahal berada di tikungan alias blind spot. Sehingga tidak kelihatan ada tidaknya kendaraan yang melaju dari arah sebaliknya. Termasuk soal sopir yang diduga mengonsumsi minuman keras sebelum berkendara, Fadli pun belum bisa memastikan hal tersebut.
“Itu blind spot harusnya nggak nekat nyalip ya. Kan kita nggak tahu dari arah berlawanan ada kendaraan atau tidak. Tapi ini masih pendalaman dari olah TKP dan keterangan saksi. Kecelakaan ini terjadi tabrak depan, kendaraan duaduanya rusak parah. Korban di RS, beberapa patah kaki,” paparnya.
Ia pun mengimbau kepada para pengendara yang melintas, baik sepeda motor, roda empat atau lebih, untuk selalu menjaga jarak aman dan patuhi rambu serta marka jalan. Apabila hendak menyalip, pastikan pandangan pengendara aman dan berada di jalan yang aman. “Misalnya di tikungan, itu kan jelas dilarang menyalip,” tuntas Fadli. (ryn/c/mam/run)