Senin, 22 Desember 2025

Dua Terduga Pembunuh Kabur Ke Luar Kota

- Sabtu, 21 September 2019 | 10:22 WIB

METROPOLITAN - Delapan bulan sudah berlalu. Pergantian Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Bogor Kota juga sudah dilakukan. Namun hingga kini kasus pembunuhan siswi SMK Baranangsiang, Adriana Yubelia Noven Cahya (18), belum juga terungkap. Meski demikian, pihak kepolisian tengah mengejar yang diduga pelaku penusukan tersebut hingga luar kota. Pemanggilan saksi tambahan terus dilakukan jajaran Polresta Kota Bogor untuk mengungkap kasus pembunuhan Noven. Beragam barang bukti dan keterangan saksi terus didalami. Penyidikan hingga penyelidikan juga turut dilakukan. Usut punya usut, konon pihak kepolisian sudah menemukan titik terang. Namun, semua itu masih tanda tanya. Selain titik terang, pihak berwenang juga dikabarkan sudah menaruh kecurigaan kepada seseorang yang diduganya sebagai pelaku pembunuhan putri sulung Yohanes Bosko Wijanarto itu. Kabar terbaru, saat ini pihak kepolisian tengah mengajukan permohonan data tambahan, untuk menutupi kekurangan bukti yang selama ini digadang menjadi kendala penyidikan. Progres kasus tersebut diduga sudah mengalami peningkatan sekitar 50 persen dari sebelumnya. Saat ini juga Polresta Bogor Kota tengah melakukan pencarian bukti pendukung berupa analisis, pendalaman, pengaitan dengan saksi dan tempat kejadian pembunuhan. Juga tengah melakukan pengejaran ke luar kota untuk membuktikan kebenaran dugaannya. “Pelaku sudah kita ketahui dan mengarah kepada beberapa orang. Ada beberapa yang kita curigai, tinggal nanti mencari bukti pendukungnya untuk kelengkapan dan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut,” ujar Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser kepada Metropolitan. Disinggung soal potensi pelaku, pihaknya tak ingin terburu-buru menyimpulkan bahwa kedua orang baru tersebut ada kaitannya dengan misteri pembunuhan Noven selama ini. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan keduanya adalah orang yang selama ini dicari Hendri beserta satuannya. "Ada beberapa orang yang belum pernah kita sentuh sebelumnya untuk mengaitkan ini kepada yang bersangkutan. Tentu kita memerlukan data pendukung. Tapi keduanya sudah kita lacak keberadaannya ada di mana. Kita juga sudah lakukan pendataan kepada mereka," ujarnya. Ditanya soal kesulitan mengungkap kasus Noven, Hendri menilai setiap kasus pasti memiliki kesulitan dan kendala berbeda. "Kalau untuk kasus ini kan sudah jelas, kendalanya adalah tidak ada saksi, bukti CCTV kualitasnya buruk, bukti penunjuk IT juga lemah, bukti pendukung lainnya juga kurang," kilahnya. Meski demikian, Hendri berjanji kasus Noven akan diungkapnya. "Saya akan pastikan jika pelaku harus bisa kita tangkap. Karena kasus ini adalah tanggung jawab saya dan moral saya. Jadi saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membongkar kasus ini," tegasnya. Sementara itu, Kepala Satreskrim Polresta Bogor Kota Niko N Adi Putra mengaku pihaknya sudah memeriksa sekitar 35 saksi untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Ke-35 saksi diperiksa dengan beragam metode, mulai dari pemanggilan hingga mendatangi saksi secara langsung di kediamannya. Meski begitu, pihaknya enggan berkomentar banyak mengenai progres pengungkapan kasus pembunuhan siswi SMK Baranangsiang tersebut. "Pemeriksaan saksi ada yang kita lakukan di Bogor, ada yang di luar Bogor. Wilayah pencarian saksi juga ada yang dari luar Jawa Barat. Intinya kasus ini sedang kita dalami," tutupnya. Terpisah, Komisioner Kompolnas Andrea H Pulungan menilai belum terungkapnya suatu kasus secara umum dapat disebabkan banyak faktor yang dapat memengaruhinya. Mulai dari tingkat kesulitan kasus itu sendiri, kecukupan alat bukti yang sulit terpenuhi, hingga keterbatasan jumlah anggota penyidik itu sendiri. “Banyak faktornya. Seperti tingkat kesulitan dan kecukupan alat bukti yang mungkin saja memang sulit terpenuhi, jumlah anggota polresta yang kurang sesuai dengan kebutuhan lapangan, sehingga kadang penyidik juga mengikuti kegiatan seremonial atau pengamanan. Belum lagi jumlah penyidik yang terbatas dan kompetensi tersertifikasinya masih kurang,” paparnya. Selain faktor di atas, sambungnya, setiap kasus juga memiliki kesulitan dan karakteristik berbeda yang sering kali menjadi batu sandungan dalam pengungkapan suatu kasus. “Perlu menjadi catatan, penanganan perkara pidana tidak dapat dibanding satu sama lain 'apple to apple'. Karena pada dasarnya setiap perkara mempunyai karakteristik sendiri,” tegasnya. Dirinya menilai terkait lambatnya penanganan kasus Noven mungkin saja bisa disebabkan lantaran banyak hal, seperti yang disampaikannya di atas. “Iya, karena masing-masing kasus mempunyai kekhususan. Baik itu pelaku, korban, motif, modus dan locus. Belum lagi bicara kesempatan dan dorongan dari berbagai pihak. Jadi banyak faktornya,” pungkasnya. Sementara itu, ayahanda mendiang Noven, Yohanes Bosko Wijanarto, menaruh harapan banyak kepada pihak kepolisian agar sesegera mungkin menangkap pelaku keji yang tega menghabisi nyawa anak pertamanya itu. “Harapan saya semoga kasus anak saya cepat terungkap. Di mana proses yang sekarang baru dimulai dari awal, semoga polisi benar-benar serius untuk mengungkap. Setiap orang yang salah harus diproses secara hukum, dan saya percaya polisi pasti dapat menjaga itu semua,” tegasnya. Ia juga meyakini pihak kepolisian pasti akan menjaga nama baik reputasinya di hadapan masyarakat. “Polisi pasti akan selalu menjaga reputasinya demi menunjukkan kinerjanya kepada masyarakat. Walau mungkin masyarakat sendiri menilai kasus ini sudah cukup lama, tapi saya percaya polisi akan membuktikan bahwa polisi mampu menjadi pengayom dan pelindung masyarakat,” harapnya. (ogi/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X