Senin, 22 Desember 2025

MRT Kebanjiran Penumpang

- Kamis, 26 September 2019 | 13:09 WIB

METROPOLITAN - Aksi demonstrasi maha­siswa di Jakarta pada Selasa (24/9) memberi dam­pak positif kepada jumlah penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. PT MRT Jakarta mencatat jumlah penumpang pada Selasa kemarin men­capai 113 ribu orang. ”Angka ridership ini sangat tinggi dibandingkan angka ridership sebelumnya,” kata Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Mu­hammad Kamaluddin. Melonjaknya jumlah pe­numpang MRT diduga lantaran moda ini dian­dalkan untuk mobilitas menembus kemacetan. Diketahui, pada Selasa kemarin koridor Sudirman-Thamrin cukup padat dan tersendat lantaran adanya aksi demonstrasi dan longmarch maha­siswa.­ ”Berdasarkan observasi kami, penumpang MRT kemarin terdiri dari para mahasiswa, pelajar, para pekerja, ibu rumah tangga dan keluarga yang me­milih MRT Jakarta sebagai moda untuk menembus ke­macetan,” kata Kamaluddin. Untuk diketahui, dalam ku­run waktu empat bulan sejak awal beroperasi hingga 24 Juli 2019, MRT Jakarta men­catatkan jumlah penumpang sebanyak 81.388 orang per hari. Pada Juli 2019, penumpang per hari Ratangga mencapai angka rata-rata tertinggi di­banding bulan-bulan sebe­lumnya. Selama 1-24 Juli 2019, rata-rata jumlah penumpang MRT Jakarta mencapai 94.824 orang per hari atau naik 15% dari rata-rata jumlah penumpang pada bulan sebelumnya. MRT Jakarta sendiri menar­getkan jumlah pengguna dapat mencapai 100 ribu orang per hari sampai akhir tahun nan­ti. Beberapa program tengah digalakkan demi meningkatkan jumlah penumpang, di anta­ranya program retensi (bene­fit diskon dari mitra MRT) dan program akuisisi (untuk pe­numpang non reguler). Meningkatnya penumpang MRT juga diperngaruhi pro­gram Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memperluas atu­ran ganjil-genap di 25 jalan terhadap kendaraan roda em­pat. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, sejak diberlaku­kannya perluasan tersebut, penumpang MRT meningkat penumpang MRT bertambah menjadi 87.000 orang dari angka rata-rata penumpang di hari Senin hanya 70.000-80.000 orang. ”Dibanding minggu lalu ada (peningkatan, red). Jadi kita akan lihat be­rapa angka kita hari Senin kemarin 87.000 penumpang. Biasanya di hari Senin sekitar 70.000-80.000,” kata William. Ia menjelaskan ada tambahan sekitar 5.000-6.000 penumpang di hari pertama perluasan ganjil-genap ke 25 ruas kema­rin. Namun, pihaknya belum bisa memberikan evaluasi secara keseluruhan karena perluasan ini baru berlaku satu hari. ”Ada sekitar 5.000-6.000 penumpang naik kema­rin. Tapi itu baru hari pertama, jadi belum bisa kita gunakan sebagai angka evaluasi meny­eluruh,” ujarnya. Ia mengaku pihaknya akan melakukan evaluasi jumlah penumpang satu minggu hingga satu bulan ke depan. Namun, perluasan ganjil-genap ini memberikan peningkatan penumpang MRT yang cukup signifikan. ”Saya harus lihat satu ming­gu ke depan seperti apa, satu bulan ke depan seperti apa. Dampak dari ganjil-genap itu cukup signifikan. Dan memang kita ingin ajak masyarakat un­tuk daripada bermacet-macet di wilayah yang tidak ganjil-genap. Naik MRT sepanjang Lebak Bulus-Bundaran HI paling aman dan enak, 30 me­nit sampai,” terang William. Untuk mengantisipasi penam­bahan penumpang lagi, lanjut William, pihaknya akan mendo­rong perkembangan integrasi MRT dengan moda transpor­tasi lain. ”Yang kita sedang dorong benar-benar itu adalah integrasi,” tuturnya. Namun untuk antisipasi penambahan rangkaian ke­reta, pihaknya akan lakukan ketika angka penumpang sudah menembus 170.000 per hari. Ia memprediksi angka tersebut baru akan tercapai dua sampai tiga tahun ke depan. ”Iya, kita baru bisa bicara rangkaian ka­lau dia sudah di angka 170.000 (penumpang, red) ya. Itu mun­gkin dua sampai tiga tahun dari sekarang,” pungkas Wil­liam. (dtk/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X