Senin, 22 Desember 2025

Rider Difabel yang Doyan Ngebut

- Sabtu, 28 September 2019 | 10:24 WIB

Memiliki kebutuhan khusus ternyata benar-benar tidak menghalangi orang untuk berkreasi. Bahkan banyak pelaja­ran yang dapat dipetik dari orang-orang tersebut. Salah satunya adalah seorang pria 27 tahun bernama Pangestu Sabar Budiman. Meski pria yang akrab disapa Estu itu terlahir tanpa sepasang kaki, kecintaannya pada motor tak dapat dibendung. TAK sama dengan difabel yang memodifikasi motor matik atau bebek menjadi roda tiga, Estu justru menggunakan motor sport Suzuki GSX R150. Mo­tor itu telah dimodifikasi sehingga memiliki tiga roda. Alasannya memilih motor sport, memacu kecepatan di atas sepeda motor sangat digemarinya. ”Difabel saya dari lahir. Saya pilih Suzuki dan GSX pertama memang ngiler banget pengin. Saya bikin modif roda tiga. Paling ngebut pernah sampai 110 km/jam itu baru sampai gigi tiga, cuma treknya sudah nggak cukup,” kata Estu saat ditemui di Kelapa Gading, Jakarta Utara. ­ Motor itu bukan motor per­tama Estu sejak pertama kali ia memberanikan diri untuk belajar mengendarai sepeda motor pada 2010 lalu. Ia telah memiliki dua motor sebelum­nya, yaitu Yamaha Mio dan Jupiter MX sebelum diganti dengan Suzuki GSX R150 mi­liknya saat ini. ”Saya mulai belajar naik mo­tor itu pertama tahun 2010, pertama matik Mio dimodifi­kasi juga roda tiga. Pertama matik Mio masih ada motornya, kedua punya Jupiter MX kopling sudah dijual, sekarang gantinya GSX,” kenangnya. Keberaniannya memulai se­peda motor muncul berkat hobinya. Meski tahu menyu­litkan dan berat, akhirnya ia berhasil melampauinya. ”Kalau saya... tantangan sih kalau me­mang saya mau, saya harus tahu konsekuensi. Mungkin pegal, susah, berat, segala ma­cam. Tapi memang saya hobi, saya suka, saya jalani,” tuturnya. Kisahnya selama mengaspal bersama para pengendara lain pun tak jauh beda. Bahkan ia tak kapok mengendarai se­peda motor meski sering men­galami kendala pada motornya di jalan hingga mengalami kecelakaan berkali-kali. ”Kendala pernah ban bocor, terus tali kopling putus dua kali, rantai pernah putus, al­hamdulillah ada yang menolong. Kecelakaan sudah sering, nggak kapok. Ada tabrakan lagi ken­cang nggak sempat hindarin, oleng motor,” ungkap Estu. Estu biasa mengendarai se­peda motor untuk mobilisasi­nya bekerja sebagai seorang karyawan swasta di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Pada akhir tahun ini, ia berencana pulang kampung mengen­darai sepeda motornya itu yang sebelumnya pernah dilakukan menggunakan motor Mio-nya. ”Motor ini baru Jabodetabek. Kerja di daerah Cipete, saya profesi sebagai karyawan swas­ta. Untuk jalan pengin coba mudik ke Magelang, Yogya,” ujarnya. Tak berhenti meng­gunakan Suzuki GSX R150 saja, Estu masih memiliki keinginan tinggi untuk memacu adrenalin­nya di atas motor dengan mesin yang lebih besar nantinya. ”Pengin sih nyoba, main 250 cc. Malah kalau ada rejekinya, pengin 600 cc dibikin roda tiga,” tutup Estu. (dtk/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X