METROPOLITAN - Di pagi hari, rumah bercat jingga itu tampak lengang. Namun begitu memasuki siang hari, rumah yang terletak di Dusun Jati, Desa Klagenserut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, itu mendadak ramai. Itulah rumah Ipda Rochmat Tri Marwoto (41), anggota Brimob yang menjadi orang tua 79 anak asuh. Di rumah itu pulalah anak-anak asuhnya tinggal. Pria yang diketahui anggota Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Jawa Timur itu mengasuh 79 anak tidak mampu sejak 2007. Tak hanya menyekolahkan anak asuhnya tersebut, ia juga bertanggung jawab untuk kebutuhan hidup setiap anak asuhnya. Menghidupi ke-79 anak asuhnya membuat Rochmat harus mengeluarkan biaya kehidupan sehari-hari yang tidak sedikit, seperti biaya makan. Dalam sehari, Rochmat harus memasak 8 kilogram beras, belum lagi dengan lauk pauk yang akan dimasak. Setidaknya ia harus mengeluarkan biaya Rp8 juta per bulan. "Anak yang pernah makan satu rumah dengan saya ada 64 anak. Ada yang tinggal dua bulan, ada yang tujuh tahun," kata Rochmat. Meski harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, Rochmat tidak pernah berhenti dengan perbuatan mulianya itu. Ia bahkan siap jika harus menyekolahkan ke-79 anaknya hingga ke perguruan tinggi. Alasan Rochmat membantu ke-79 anak asuhnya tersebut dikarenakan pengalaman pribadi Rochmat sendiri pada sepuluh tahun lalu. Rochmat yang diketahui saat itu berkuliah di Sekolah Tinggi Hukum (STH) di Jakarta itu mengalami kesulitan dalam membiayai kuliahnya. Ia bahkan harus menjadi tukang ojek demi mencari uang tambahan agar memenuhi segala kebutuhannya. Karena pengalamannya inilah yang membuat Rochmat bertekad membantu anak-anak tak mampu untuk menyekolahkan dan membiayai kehidupan mereka. "Saat kuliah di Jakarta, saya bekerja sampingan menjadi tukang ojek dari pukul 15:00 sampai 21:00 WIB. Dari hasil ojek, saya mendapatkan tambahan pendapatan Rp7.000 hingga Rp12.000," kata Rochmat. Karena kebutuhan sehari-hari yang tidak sedikit, Rochmat dan sang istri mencari cara untuk mendapatkan uang lebih. Salah satunya dengan membuka usaha. Rochmat dan istrinya membuka usaha seperti perkebunan, toko kelontong dan toko buah. Berkat ketulusannya dalam membantu sesama, membuat Rochmat mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Seperti penghargaan pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP), ia juga diundang untuk makan siang bersama Jenderal Polisi Tito Karnavian selaku kepala Polri. Lalu pada Oktober 2018 lalu, Rochmat juga sempat mendapatkan penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun tak berselang lama, penghargaan tersebut diketahui bukan penghargaan resmi dari PBB atau organisasi di bawah PBB United Nations Children's Fund (UNICEF) ataupun United Nations Information Centre (UNIC). Hal mulia yang Rochmat lakukan ternyata sudah berlangsung cukup lama, yaitu sejak 2007 lalu. Bahkan anak yang diasuh Rochmat itu sudah ada yang bekerja sebagai polisi, guru hingga pegawai bank. Ipda Rochmat Tri Marwoto membuktikan bahwa membantu tidak harus memiliki uang yang banyak terlebih dahulu, tetapi harus memiliki hati yang siap dan tulus dalam membantu. (lip/mam/run)