METROPOLITAN - Maksud hati ingin mendapatkan kenikmatan saat ‘jajan’, justru banyak pria hidung belang yang tertipu. Kosongnya stok Pekerja Seks Komersial (PSK) yang masih perawan, membuat muncikari asal Bogor putar otak demi tetap bisa meraup untung. Layaknya ‘rekondisi’ pada telepon seluler, PSK lapuk pun bisa dibuat seakan perawan menggunakan kapsul ajaib yang dimasukkan alat kelamin perempuan. Sehingga rasa perawan pun bakal terasa saat ‘bermain’. Sejak ditangkap pada Selasa (15/10), dua muncikari asal Bogor, Y (28) dan GG (29), yang diciduk polisi di salah satu hotel di bilangan Sentul, Kecamatan Babakanmadang, mengungkapkan bahwa kapsul yang membuat PSK seolah masih perawan itu digunakan tiga kali terhadap PSK yang dipekerjakannya. Itu dilakukan demi bisa mengelabui pria hidung belang yang mencari perempuan perawan pada bisnis prostitusi online yang terungkap tersebut. Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni mengatakan, kedua muncikari itu mengiming-imingi perawan kepada calon pelanggannya di media sosial (medsos). Nyatanya, keduanya malah berbohong. Modus baru pun terungkap dengan melibatkan perempuan berbagai daerah, termasuk Kabupaten Bogor. Dari keterangan salah seorang ‘pekerja’, KO (20), Muhammad Joni mengungkapkan bahwa KO diminta menggunakan kapsul keperawanan itu untuk mengelabui pelanggan. Sedikitnya sudah tiga kali KO menggunakan obat tersebut. “Korbannya warga Bogor dari berbagai usia, ada yang 18 tahun, ada 20 tahun. Nah, KO sudah melakukan hal itu sebanyak tiga kali," katanya. KO diketahui menggunakan obat berbentuk kapsul berwarna merah yang kemudian dimasukkan ke kemaluannya sejam sebelum berhubungan. Setelah berhubungan intim, kapsul merah akan pecah dan seolah-olah si PSK kelihatan mengeluarkan darah perawan. Sehingga pelanggan yakin jika wanita itu masih perawan. “Sejenis jamu dalam bentuk kapsul, biasanya satu jam sebelum berhubungan itu dimasukkan ke dalam kemaluan korban. Setelah 'main', kelihatan darah (perawan, red) untuk mengelabui konsumennya,” paparnya. Saat 'beraksi', para pelaku memanfaatkan berbagai jejaring sosial, seperti Facebook, WeChat, WhatsApp dan Instagram, dengan memasang foto gadis bertarif jutaan rupiah. Kedua pelaku yang sudah melancarkan bisnis haram selama setahun itu menawarkan para gadis sesuai kriteria yang diinginkan pelanggan dari berbagai daerah, termasuk Bogor. Para muncikari biasa meminta DP (uang muka, red) para hidung belang sebesar Rp3 juta, lalu mengarahkan ke hotel yang sudah disepakati. Sedikitnya ada 25 orang yang menjadi korban berdasarkan temuan di media sosial. "Setelah diterima uang muka, korban dibawa ke hotel. Sisa bayaran diberikan nanti setelah selesai, karena ini perawan. Jatah mami (muncikari, red) Rp3 juta dan Rp17 juta itu jatah perempuannya. Pesanan tergantung pelanggan. Kalau pesan di Kalimantan, ya ke sana juga. Nah, sekarang ini yang transaksinya di wilayah Bogor, jadi korbannya ada yang orang Bogor, ada juga orang luar," ujar Joni. Sementara itu, Kepala Unit (Kanit) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor Silfi Adi Putri mengatakan, obat yang disebut dibeli dari toko obat di Bogor itu diakali dengan dimasukkan ke alat vital PSK. Namun pihaknya mengaku masih mendalami tempat para pelaku membeli obat tersebut lantaran belum berkaitan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan. Silfi juga masih enggan membeberkan merek obat ‘kembali perawan’ itu. “Tidak sebut merek, Mas. Kami nggak forensik. Itu masih pengembangan. Jadi untuk sementara fokus ke tindak pidananya dulu. Pasalnya perdagangan manusia,” ujar Silfi. Di tempat terpisah, dosen Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), Bona Simanungkalit, menampik adanya peredaran obat keperawanan. Menurutnya, yang ada adalah semacam kapsul atau silikon yang dimasukkan ke vagina yang sudah berisi cairan berwarna darah. "Jadi seolah-olah perawan saat dilakukan penetrasi," katanya, kemarin. Namun jika perempuan tidak mengeluarkan darah dari kemaluan saat berhubungan intim, menurut Bona, bukan berarti tidak perawan. Sebab, ada perempuan yang memiliki selaput dara tipis, sehingga saat berhubungan tidak mengeluarkan darah. Kejadian kecelakaan juga bisa menjadi penyebab hilangnya selaput dara seorang perempuan. "Apa itu yang disebut tidak perawan? Kan tidak juga. Jadi membuat seolah-olah perawan itu supaya tarif PSK-nya mahal kan," jelasnya. Menurutnya, jika persepsi seorang perempuan perawan dilihat dari darah yang keluar dari vagina saat berhubungan intim adalah hal keliru. Sebab, ada juga prosedur Hymenoplasty atau operasi selaput dara. "Kalau soal kesetiaan, berdarah atau tidak ya tidak akan jadi masalah. Kan ada operasi selaput dara juga. Tapi kalau pada kasus ini, sepertinya untuk membuat tarif PSK mahal. Karena masih perawan dengan memasukkan sesuatu semacam kapsul atau silikon yang saat berhubungan intim pecah dan mengeluarkan cairan seperti darah. Bukan darah betulan," ujarnya. Sedangkan Kasi Farmasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Runny R Pulungan menjelaskan sejauh ini obat seperti itu tidak pernah terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Ia juga menegaskan tidak ada sebuah obat yang bisa mengembalikan hilangnya selaput dara. Menurutnya, obat yang diduga ilegal tersebut sangat berbahaya dan bisa memicu terjadinya kanker serviks. "Kalau operasi ada, tapi memang ada kategorinya, tidak bisa sembarang orang. Untuk kapsul yang dimasukkan ke dalam alat genital, menurut saya, karena kita tidak tahu itu mengandung zat apa, sangat berbahaya. Bisa mengakibatkan kanker serviks," pungkasnya. (cr2/ryn/d/mam/run)