Senin, 22 Desember 2025

Polisi Periksa Pimpro Double Track

- Senin, 18 November 2019 | 10:27 WIB

METROPOLITAN - Dinding pembatas proyek double track rel kereta api Bogor Sukabumi longsor Sabtu (16/11). Lima pekerja jadi korban. Dua tewas, tiga lainnya luka berat. Proyek pun dihentikan sementara. Polisi semakin gencar memeriksa saksi-saksi. Sudah empat orang yang diperiksa. Pimpinan PT Hapsaka Mas sebagai pelaksana atau pimpinan proyek (pimpro) menyusul dipanggil polisi. Selain memeriksa empat orang saksi mata, pihaknya juga tengah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), di lokasi ambrolnya tebing di KM 19/900 Kampung Baru, RT 02/07, Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. “Setelah itu, kita baru bisa tentukan apakah itu kelalaian atau bencana alam,” kata Kapolres Bogor, AKBP M Joni. Meski begitu, dugaan sementara dari pihak kepolisian, persitiwa tersebut terjadi karena faktor alam dan kondisi tanah yang labil. Ia juga menduga adanya pengikisan tanah dalam pengerjaan pembangunan tembok penahan tanah di pinggir rel kereta api. Meski tanpa hujan pengikisan tanah bisa juga terjadi dan berakibat longsor. Sejauh ini, kata Joni, empat orang pekerja proyek telah diperiksa sebagai saksi. Pimpinan penyedia jasa, yakni PT Hapsaka Mas belum diperiksa karena masih mengurus keluarga korban meninggal dan korban luka. "Pimpinan belum diperiksa karena kemarin mengurus evakuasi korban dan lain-lain," ujar Joni. Sementara itu, pihak Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Djka) Supendi Cakpen enggan berkomentar banyak saat dimintai keterangan perihal kasus tersebut. Ia mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang. “Kita tunggu investigasi pihak kepolisian, juga menunggu hasil evaluasi tim direktorat keselamatan Djka,” singkatnya. Disinggung kapan hasil investigasi keluar, ia mengaku tak bisa memastikan hal ini. Lantaran kewenangan tersebut bukan ada pada pihaknya. Yang jelas ia berharap semoga dalam waktu dekat ini hasilnya bisa segera keluar. “Sedang dilakukan evaluasi. Semoga pekan depan diharapkan sudah dapat hasilnya,” tambahnya. Terpisah, Humas Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Ciawi Kabupaten Bogor Heri mengatakan, saat ini kedua pekerja proyek yang menjadi korban ambrolnya dinding pembatas proyek Double Track, Rel Kereta Api Bogor – Sukabumi, masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Secara keseluruhan kondisi pasien mulai membaik dari hari sebelumnya. Dokter yang menanganinya sedang tidak ada, karena saat ini kan hari libur. Tapi pasien masih kami rawat diruang Yasmin. Secara keseluruhan kondisi pasien sudah mulai membaik, tapi kami tidak tahu secara pasti kondisinya terkini, yang jelas pasien masih perlu di rawat intensif,” tutur Heri. Seperti diketahui, proyek double track KA Sukabumi-Bogor sepanjang 57 kilometer ini termasuk proyek strategis nasional sesuai dengan Perpres No. 56 Tahun 2018. Kegiatan pekerjaannya dimulai dari 2018 dan ditargetkan selesai dan beroperasi pada 2021. Ada tiga wilayah terdampak, Kota dan Kabupaten Bogor serta Kabupaten Sukabumi. Proyek ini sempat mendapat penolakan, namun pemerintah memberikan uang kerahiman kepada warga yang tanah dan rumahnya digusur akibat proyek ini. Soal pelaksana proyek, PT Hapsaka Mas sudah menjadi langganan pemenang proyek Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sebab, perusahaan yang beralamat di Jalan Raya Pasar Minggu No. 22D Kalibata, Jakarta Selatan ini sering mendapatkan proyek perbaikan jalur kereta api. Sampai berita diturunkan, Metropolitan belum bisa menghubungi pimpro double track. Dari informasi yang diterima dari pihak kepolisian yang bersangkutan masih mengurus korban meninggal dan luka-luka.  (ogi/c/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X