Senin, 22 Desember 2025

Keluarga Dikabari Pesan Duka Lewat Whatsapp

- Selasa, 3 Desember 2019 | 09:27 WIB
DUKA: Foto M Sirojul Milal, mahasiswa asal Gunungputri, Kabupaten Bogor, yang meninggal saat mengimami salat.
DUKA: Foto M Sirojul Milal, mahasiswa asal Gunungputri, Kabupaten Bogor, yang meninggal saat mengimami salat.

METROPOLITAN - Ijul.  Begitulah almarhum M Sirojul Milal (22) akrab disapa. Mahasiswa asal Gunungputri, Kabupaten Bogor yang merantau di Yogyakarta itu dikenal santun juga ramah. Tak ada yang menyangka kalau ia akan kembali ke pangkuan Ilahi begitu cepat. Hingga kabar meninggalnya Ijul saat mengimami salat tersebar luas. Rasa haru bercampur bangga masih terpampang jelas dari raut wajah Dede Setiadi (50), saat mengenang sang anak yang meninggal dunia saat menjadi imam salat Isya di Musala Pondok Pesantren Ilmu Giri, Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta pada Sabtu (30/11/2019) lalu. Tak ada yang tahu kalau lantai bambu tempat Ijul memimpin salat itu terdapat sumur tua di bawahnya. Hingga tiba-tiba pada rakaat ketiga, papan mushola tempat imam ini runtuh. Jeblos. Jatuhnya bukan di tanah, melainkan sumur tua yang hanya ditutup bambu dantriplek. Tubuh Ijul pun kemudian dievakuasi oleh teman-temannya dari dalam sumur, namun naas saat perjalanan ke rumah sakit nyawanya tidak tertolong. Diketahui musala yang berada di kompleks Pondok Pesantren Ilmu Giri yang digunakan untuk melaksanakan salat jamaah itu berbentuk panggung berukuran sekitar 7 x 7 meter persegi. Sementara alas musala terbuat dari bambu diduga telah lapuk sehingga menyebabkan insiden tragis tersebut terjadi. Sementara itu posisi sumur yang memiliki kedalaman sekitar 7 meter itu berada tepat di bawah tempat pengimaman salat di musala tersebut. Awalnya pihak keluarga mendapatkan kabar duka mengenai meninggalnya Ijul sapaan akrab Sirojul tersebut dari saudaranya. "Buleknya (tante) telpon, karena dia (Sitojul) selama kuliah tinggal di sana, dia bilang Ijul, Ijul om pulang, kurang jelas karena sambil nangis terus teleponnya, dikasih ke polisi bilang anak saya sudah meninggal katanya lagi imamin salat masjidnya ambruk," kata Dede, di rumahnya di RT 5, RW 11, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (2/12/2019). Mendapat kabar tersebut, Dede mengaku belum percaya sepenuhnya karena khawatir penipuan. Tidak berselang lama, tetangga rumahnya mengirim foto KTP anaknya dan pesan berantai melalui whatsapp. "Gak lama tetangga saya ngirim foto KTP anak saya sama pesan gitu soal anak saya. Dari situ dia percaya dan langsung berangkat menuju Yogya nyusul ke rumah sakit, tapi sampai di Cikunir saya dapat telepon lagi dari om-nya bilang saya ke Bogor lagi saja, jenazah mau diantar. Ya sudah saya balik lagi," ucapnya. Jenazah sang anak, lanjut Dede, hingga akhirnya tiba di Bogor sekitar pukul 10.00 WIB pada Minggu (1/12/2019) dan langsung dimakamkan. Meski merasa kehilangan, keluarga mengaku telah ikhlas atas kepergian anak pertama dari dua bersaudara itu. "Mungkin (karena) takdir Allah yang menentukan dia (meninggal) di situ," kata Dede. (sur/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X