METROPOLITAN - Uji coba sistem Kanalisasi 2-1 kembali diberlakukan di Jalan Raya Puncak pada Sabtu (7/12). Namun uji coba yang dilakukan untuk kedua kalinya itu hanya berlaku selama tiga jam sejak pukul 13:00 hingga 16:00 WIB. Sementara pada hari selanjutnya, sistem satu arah atau one way diberlakukan tepatnya pada Minggu (8/12). Sekadar diketahui, sistem kanalisasi dibuat untuk mengatasi kemacetan yang selama ini menghiasi Jalan Raya Puncak. Kanalisasi 2-1 merupakan sistem di mana kendaraan tetap dapat melintas di ke dua arah tak seperti pada one way. Dalam praktiknya, sistem Kanalisasi 2-1 ini akan mengatur dua mobil naik ke arah Puncak dan satu mobil bisa turun bersamaan ke arah Ciawi. Namun sayangnya, sistem ini belum berjalan maksimal. Sehingga Satlantas Polres Bogor kembali memberlakukan sistem one way di Jalan Raya Puncak. Bahkan pada uji coba sistem Kanalisasi 2-1 yang diberlakukan hanya tiga jam, jajaran kepolisian sempat memberlakukan sistem one way pada pagi harinya, tepatnya sejak pukul 07:00 hingga 12:00 WIB. Kapolres Bogor AKBP Muhammad Jhoni mengatakan, karena infrastruktur jalan masih kurang layak maka jajarannya tidak bisa melaksakan uji coba sistem rekayasa arus lalu lintas Kanalisasi 2-1. Atau sebaliknya secara utuh, hingga akan dikombinasi lagi dengan sistem one way. "Infrastruktur jalan dari Gadog hingga Gunung Mas itu lebarnya kurang ideal hingga ada beberapa titik yang bottle neck, hingga akan menimbulkan kemacetan yang panjang kalau kita tetap memaksakan sistem rekayasa arus lalu lintas Kanalisasi 2-1,” katanya. “Kombinasi rekayasa arus lalu lintas ini kami berlakukan terus hingga lebar Jalan Raya Puncak sudah memadai. Dan jika sudah memadai maka kami akan terapkan sistem rekayasa arus lalu lintas Kanalisasi 2-1 ini secara utuh, baik untuk arah Puncak maupun Jakarta sesuai jamnya masing-masing," sambungnya. Di tempat yang sama, Kasat Lantas Polres Bogor AKP Fadly Amri menuturkan, pelaksanaan sistem rekayasa arus lalu lintas Kanalisasi 2-1 ataupun one way ini akan diberlakukan sesuai kebutuhan atau dinamika di lapangan. "Kami terus menganalisa dan mengevaluasi sistem rekayasa arus lalu lintas yang cocok. Baik one way atau Kanalisasi 2-1 bukanlah harga mati. Dan akan kami pakai, tergantung dinamika arus lalu lintas di lapangan," katanya. Sementara itu, Kabag Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Budy Rahardjo menjelaskan tujuan dari uji coba sistem Kanalisasi 2-1 adalah mencari alternatif penataan lalu lintas di jalur Puncak untuk memberi ruang aksesibilitas dua arah bagi masyarakat setempat setiap akhir pekan atau musim liburan. "Sistem rekayasa lalu lintas (Kanalisasi, red) 2-1 yang diujicobakan ini tidak akan otomatis mengurangi kemacetan di jalur Puncak. Hal ini mengingat tujuan dari uji coba sistem 2-1 adalah mencari alternatif," kata Budy Rahardjo dalam keterangannya. (inl/tib/rez/run)