Senin, 22 Desember 2025

Sungai Cianten Makan Korban Tiap Tahun

- Senin, 23 Desember 2019 | 10:32 WIB
PENCARIAN: Anggota BPBD Kabupaten Bogor melakukan pencarian korban hanyut di Sungai Cianten.
PENCARIAN: Anggota BPBD Kabupaten Bogor melakukan pencarian korban hanyut di Sungai Cianten.

METROPOLITAN –Lagi-lagi aliran sungai Cianten di Kecamatan Cibungbulang menelan korban. Kali ini seorang santri dari Sekolah Cendekia Baznas (SCB) bernama Shidqie Giantino (19) yang menjadi korban keganasan aliran dalam sungai Cianten, pada Minggu (22/12) kemarin. Ia terpeleset usai bernang besama teman-temannya di sungan Cianten. Berdasarkan penelusuran Metropolitan, sejak tahun 2017 sampai 2019, selalu saja ada korban meninggal di aliran sungai yang bermuara ke sungai Cisadane ini. Bahkan tiga tahun terakhir ini seorang santri yang kerap menjadi korban. Keterangan Sekretaris Desa (Sekdes) Cemplang, Diki Firmansyah kejadian yang terjadi pada siang hari sekitar pukul 11.30 WIB ini ada sangkut pautnya dengan kepercayaan warga setempat. Yang meyakini kalau disiang hari, tidak dianjurkan untuk bermain-main di sekitaran aliran sungai Cianten. Kejadian yang terjadi dalam hitungan detik ini juga menyisakan beberapa hal yang dinilai tidak masuk akal. Sebab, aliran sungai permukaan pada siang hati itu, tidak terlalu deras, sebab wilayah Desa Cemplang cerah dan tidak diguyur hujan. “Pas kejadian tadi juga kata saksi mata kayak ada yang narik ke bawah gitu. Korban sudah melambaikan tangan tapi tiba-tiba hilang,” kata Diki saat dihubungi oleh Metropolitan. Bahkan saat proses pencarian pun, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor yang menurunkan satu unit tim, berupa satu perahu dengan lima orang penyelam, hanya bisa melakukan pencarian selama dua jam. Beberapa warga yang menonton proses pencarian pun, sambung Diki bahkan diusir oleh tokoh agama setempat. “Tadi pak Usep Dase (tokoh masyarakat) juga nyuruh kami pulang karena belum 'dikasih'. Jadi pencarian diberhentikan untuk sementara,” sambung Diki. Saat dikonfirmasi, Usep Dase yang merupakan ketua RT15/05 Kampung Cirangkong, menjelaskan kalau setiap tahunnya memang selalu ada korban di aliran sungai Cianten yang biasa dijadikan lokasi untuk mencari pasir oleh warga sekitar. Selama proses pencarian berjalan, ternyata segala upaya dan bantuan melalui doa, sudah dipanjatkan olehnya dan warga yang lainnya. Karena belum menunjukkan adanya hasil positif, ia pun meminta kepada seluruh tim untuk memberhentikan pencarian. “Jadi menurut pengamatan saya, didalam aliran sungai ini memang ada pusaran air. Bahkan tadi tim yang menyelam saja tidak kuat,” imbuhnya. Saat ditanyakan soal hal-hal ganjil yang menyelimuti kejadian ini, pria yang akrab disapa Dase ini, ia mengambil contoh, kejadian yang terjadi tepat setahun lalu. Dimana tiga orang dari umul quro menjadi korban tenggelam di aliran Sungai Cianten ini. “Warga yang suka mancing disini juga ngaku beberapa kali pernah merasakan adanya tarikan di pancingannya. Tapi kita doakan saja semoga cepat ketemu,” jelasnya. Sementara itu, Kapolsek Cibungbulang, Kompol Ade Yusuf menjelaskan, korban Shidqie merupakan Santri Pengabdian Gontor yang ditempatkan di Sekolah Cendekia Baznas (SCB) telah mengadakan kegiatan outbond dengan santri/siswa SCB. Setelah kegiatan selesai dan para santri SCB semuanya pulang kembali ke SCB. Namun korban beserta dengan rekan (saksi,red) berenang terlebih dahulu. "Korban berenang di tempat yang agak dalam hingga korban tenggelam. Sampai saat ini korban masih belum ditemukan dan masih dilakukan pencarian oleh Tim Resque," ungkapnya. Terpisah, Guru Sekolah Cendekia Baznas (SCB), Roni mengatakan, seusai mandi korban terpeleset ke sungai sejauh 30 meter. Teman korban sempat membantu mencari korban, namun tidak ketemu. "Kita bersama tim sudah berupaya melakukan pencarian, namun korban belum diketemukan. Pihak sekolah sudah memberitahukan kejadian ini ke orang tua korban. Ia berharap korban bisa secepatnya diketemukan," tukasnya. Tabir mistis yang menyelimuti aliran Sungai Cianten ini ternyata mampu diungkap oleh Praktisi Supranatural asal Bogor, Roni Sanghyang Naga. Melalui mata batinnya, pira yang akrab disapa kang Roni ini menjelaskan terdapat sebuah sosok siluman yang menyerupai ular dan bisa berubah wujud menjadi seorang putri cantik dengan pakaian berwarna putih yang membuat korban tenggelam. Batu besar yang berada di pinggir sungai, sambung kang Roni merupakan, singgasan dari siluman yang dikenal dengan nama Nyi Mayang Sagara. Keberadaan korban yang belum diketahui sampai sekarang, menurut Kang Roni, terdapat campur tangan dari makhluk halus. “Ketika tadi saya mencoba untuk berkomunikasi, siluman ini meminta melarung 7 buah telur ayam dan bunga melati ataupun mawar berwarna putih, sebelum memulai pencarian nanti (hari ini). Tentunya diiringi dengan pembacaan ayat kursi sebanyak tujuh kali,” jelas Kang Roni. Saat ditanyakan sosok Nyi Mayang, Kang Roni menggambarkan sebuah sosok wanita dengan umur 18 sampai 21 tahun, dengan mengenakan baju putih tapi bagian bahu kanannya robek dan rambutnya panjang agak bergelombang sampai bagian pundak. Siluman yang bisa dikategorikan sebagai jin ifrit ini, menurut Kang Roni merupakan penguasa wilayah Sungai Cianten dan memiliki kakuatan yang cukup besar. Bahkan sosok ghaib ini memiliki tiga sosok makhluk halus yang menjadi anak buahnya. “Ia jarang sekali muncul. Namun kemunculannya di alam kasat mata ini bisa ditarik kesumpulan kalau ini adalah pertanda adanya musibah,” kata dia. Keberadaan korban sendiri, sampai saat ini masih belum diketahui. Tetapi menurut pantauan mata batin kang Roni, posisi korban tersangkut pohon bambu aliran dasar sungai. (dil/c/mam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X