METROPOLITAN - Sempat tinggal di pulau terujung di Indonesia, rupanya tidak membuat Billy Mambrasar berkecil hati. Berkat kerja kerasnya mulai dari berujalan kue untuk bertahan hidup, kini ia bisa menikmati hasilnya. Bahkan dipercaya menjadi Staf Khusus Presiden. Billy mengaku dia harus berjualan kue buatan ibunya untuk menghidupi keluarga. Dari pengalaman itu, Billy belajar bahwa tenaga pengajar sebaiknya tidak subjektif menilai siswa. Billy menambahkan pada saat dia sekolah, dirinya harus membantu mamanya berjualan kue seperti donat, panada, dan lemper. "Ya misalnya; 'pantas kamu dapat nilai segini, kamu jualan terus. Padahal kan saya jualan karena saya harus 'survive'," kata Billy. Pendiri Yayasan Kitong Bisa yang fokus mengurusi pendidikan anak-anak di Papua menyampaikan pesan bahwa pendidikan adalah proses belajar, baik belajar kehidupan maupun akademik. Saat ini Billy juga membangun PT Papua Muda Inspiratif yang akan mencetak pengusaha-pengusaha muda berbakat dari Indonesia Timur. Dia menilai pemuda Papua dalam mengenyam pendidikan jangan hanya "mengincar" ijazah, tetapi mendalami ilmu yang didapat serta mengasah talenta atau kemampuan yang dimiliki. Pria berumur 32 tahun yang lulus sarjana dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB itu mengaku tidak ada yang berubah dari gaya hidupnya setelah menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Dia pun mengatakan gemar naik motor ketika bertugas ke Istana Kepresidenan Jakarta dari tempat tinggalnya di Depok. Saat ini, Billy dalam proses penyelesaian tesis studi gelar Magister (MSc) dalam bidang bisnis di Universitas Oxford, Inggris. Gelar tersebut merupakan gelar keduanya, setelah menyelesaikan studi di Australian National University (ANU) dengan beasiswa dari Pemerintah Australia dan menjadi mahasiswa terbaik pada 2015. Billy menyampaikan pesan kepada putra putri Papua agar jangan pantang menyerah untuk berkreativitas membangun bangsa. "Jadi untuk teman-teman Papua, anak-anak Papua dan teman-teman seluruh Indonesia marilah kita berkarya untuk membantu sesama kita yang memang butuh uluran kita. Supaya kita bisa membuat Indonesia yang lebih baik, kita bisa buat dunia yang lebih baik lagi," kata dia. Selain itu, Billy juga rupanya mempunyai jiwa sosial yang tinggi, iamenyumbangkan sejumlah gajinya untuk program pendidikan serta membangun Learning Center. "Saya akan membuka lebih banyak lagi learning center di daerah-daerah terluar untuk membantu ketiadaan sekolah atau ketiadaan guru supaya mereka memiliki aksesibilitas yang lebih baik," kata Billy. Dia menjelaskan dana tersebut akan dimanfaatkan untuk membuat program pelatihan bagi pemuda pemudi di daerah. Selain itu, dia juga telah 'blusukan' ke daerah-daerah bertemu pemuda pemudi di sejumlah daerah tertinggal, terdepan dan terluar seperti Meulaboh di Aceh, Arso dan Jayapura di Papua, hingga Semarang, Jawa Tengah. Billy menjelaskan, saat bertemu dengan milenial dirinya berdiskusi membagi tips mempromosikan UMKM dan bisnis dengan memanfaatkan digitalisasi. (cn/rep/mam)