METROPOLITAN - Di era digital, hampir setiap instansi pemerintah memiliki portal resmi masing-masing untuk membagikan informasi kepada publik terkait kinerja dan tugas-tugas pokoknya. Begitu pula TNI Angkatan Darat (AD) yang aktif di berbagai media. Dalam video yang diunggah channel Youtube resmi TNI AD, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Candra Wijaya menyampaikan pengelolaan dan fungsi adanya Dinas Penerangan di tubuh TNI. "Kami adalah badan pelaksana pusat yang membidangi masalah penerangan, melaksanakan fungsi publikasi dalam bentuk majalah, di media online ada media sosial dan website," jelas Candra, dalam video yang diunggahnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Penerangan memiliki satu sosok inspiratif yang bekerja sebagai kontributor tulisan di website resmi. Ialah Abdul Hadi, seorang penulis tuna netra yang sudah dua tahun bekerja sama dengan Dinas Penerangan TNI AD. Bagi Candra, Abdul Hadi adalah sosok inspiratif yang patut dicontoh. Di balik keterbatasannya, Hadi tak pernah menyerah pada takdir dan mengandalkan belas kasihan orang lain saja. Dinas Penerangan TNI AD juga mengakui kemampuan Hadi dalam menulis. "Beliau punya keterbatasan dalam hal membaca, tapi menggunakan buku braille atau menggunakan media lain misalnya suara dan sebagainya untuk mengetahui informasi dan pengetahuan," tutur Candra Wijaya. "Beliau seorang penulis yang produktif, sudah mulai memberikan kontribusi kepada kita bulan Juni 2018, dan sampai saat ini sudah ada sekitar 220 tulisan yang dimuat di website kita," lanjut Kepala Dinas Penerangan TNI AD, dalam video tersebut. Sebelum menjadi kontributor tulisan untuk website TNI AD, Hadi pernah menjajal banyak pekerjaan. Dari berjualan kerupuk hingga tukang pijat urut. Bahkan, hingga saat ini, ia masih menerima panggilan pijat urut. Pekerjaannya sebagai tukang pijat urut inilah yang akhirnya mengantarkannya kepada kesempatan menulis di website TNI AD. Sambil menekuni pekerjaannya, Hadi juga memiliki pekerjaan sampingan, seperti jualan online. "Jualan online, dari produk fashion, topi, jaket, produk herbal," jawab Hadi ketika ditanya apa saja yang perna ia kerjakan untuk menyambung hidup. "Tahun 2014 sampai 2018 (jualan kerupuk), saya berhenti karena gak cocok aja sih, maksudnya lebih mahal dari sana," lanjut Hadi. Sembari melakukan rutinitasnya sebagai tukang pijat urut dan berjualan online, Hadi ternyata aktif dalam mengelola sebuah blog bersama teman-temannya. Tidak hanya mengelola, Hadi juga rajin menulis di blog tersebut. "Saya punya blog kecil-kecilan, buat sharing sama temen-temen," ungkap Hadi. Blog yang dikelola bersama teman-temannya ini berisi informasi seputar teknik urut atau memijat, manfaat herbal dan pengalaman-pengalaman dalam memijat. "Ya konten-konten kesehatan yang alami, yang kita ketahui sesuai pengalaman, kita kemas dan kita upload," cerita Hadi. Awal mula Hadi bisa menjadi kontributor di website resmi TNI AD, diceritakan oleh Kasubdis Media Online Dispenad, Kolonel Arh Saptarendra. Ia menceritakan, awalnya ia tidak sengaja bertemu Hadi yang berprofesi sebagai tukang pijat urut. "Saya mengenal mas Hadi itu sekitar bulan puasa, saya mencari tukang urut. Begitu diurut saya heran, kita ngobrol. Tata bahasanya cukup bagus, saya pikir kok bahasanya enak sekali," cerita Saptarendra. Mendengar cerita Hadi yang memiliki blog dan rajin menulis artikel membuat Saptarendra kagum. Ia akhirnya menawari Hadi untuk menjadi kontributor di website TNI AD. "Saya ingin, mas Hadi menulis empat artikel, seminggu sekali di tempat saya, nanti saya ganti biaya," lanjut Saptarendra menceritakan kembali awal bertemunya dengan Hadi. Hampir dua tahun Hadi bekerja sebagai kontributor di website TNI AD. Dari dua tahun itu, Hadi sudah menulis ratusan artikel dan mendapat pengakuan dari Dinas Penerangan TNI AD. "Sampai saat ini sudah ada sekitar 220 tulisan yang dimuat di website kita. Dari 220 tulisan itu, ada yang mendapatkan hit sampai seribu lebih, dan ada yang mencapai belasan ribu," ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AD, dalam video berdurasi enam menit itu. Hingga saat ini, Hadi masih aktif menulis artikel untuk TNI AD. Dalam satu pekan, Hadi bisa menulis empat sampai lima artikel. Saat ditemui Dinas Penerangan TNI AD di rumahnya, Hadi menceritakan bagaimana ia bisa menulis. "Saya hidup di kampung, terus saya ikut pendidikan punya pemerintah, dari situlah saya belajar nulis, yang pertama sering saya tulis itu, ya sahabat pena, lewat huruf braille," cerita Hadi. Selain menceritakan kisah awalnya bisa menulis dan menggeluti dunia yang kini jadi penghasilan tetap untuknya. Hadi mengungkap, tulisannya tak bisa lepas dari kerja sama dengan teman-temannya di komunitas blog yang mereka kelola. "Saya biasanya nulis di pagi hari ya, karena dapat inspirasinya banyak di pagi hari. Saya sharing dulu saya teman-teman saya. Habis itu siangnya, udah full sudah ada inspirasi mau nulis konten ini, baru saya tulis. Besoknya baru koreksi bareng-bareng," cerita Hadi. (mer/mam)