Senin, 22 Desember 2025

Jalan Diblokir, Aset Desa juga Dijarah

- Senin, 3 Februari 2020 | 09:36 WIB

METROPOLITAN - Pasca pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak, puluhan kepala keluarga (KK) di Kampung Cisurupan, Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor ketiban pulung. Betapa tidak, jalan yang biasa dimanfaatkan untuk lalu lalang kendaraan, malah ditutup tembok setinggi satu meter. Penutupan jalan kendaraan ini disinyalir akibat buntut kekecewaan pemilik lahan, Haji Ulung Saputra,  lantaran  gagal terpilih sebagai kepala desa (kades) di pilkades serentak. Sudah tiga bulan, akses untuk  50 KK  ditutup beton. “Biasanya bisa dilakui kendaraan. Tapi karena ditutup, jadi warga di sini harus berjalan kaki,”ujar tokoh masyarakat Desa Cibadak, Edi S mewakili warga kepada Metropolitan, Minggu (02/02/2020) Informasi yang dihimpun Metropolitan, penembokan ini dipicu kekalahan Pilkades pada 3 November 2019 lalu. Pilkades Desa Cibadak sendiri diikuti hanya dua calon. Yakni Haji Ulung Saputra yang merupakan petahana dan Haji Suryana. Namun usai pemilihan, sang petahana ditumbangkan oleh pesaingnya Haji Suryana dengan selisih tipis dengan perolehan 182 suara. “Ya ada unsur politiknya ke sana, itu saja, karena di beberapa Kampung Cisuripan, ada yang pro ke beliau (Haji Ulung). Tetapi kan tidak mungkin jaminan dapat suarannya ke Pak Ulung semua.  Karena di sana juga warga tahu ada pendukung Pak Suryana,” kata Edi. Mulanya, warga mengira penutupan jalan tersebut hanya bersifat sementara. Sebab, sebelumnya ada pengecoran jalan. Namun, setelah dicor jalan tersebut malah ditembok tinggi.jalan sudah terlebih dulu ditutup tembok. “Warga juga kaget karena ditutup selamanya. Gara-garanya karena kalah di pilkades,”tuturnya. Atas kejadian ini warga enggan bertindak sendiri untuk merubuhkan tembok. Sebaliknya, perubuhan tembok ini harus disaksikan pihak Babinsa Babinkamtibmas  dan rapat bersama RT RW dan melaporkannya ke Muspika Kecamatan. “Kasian kan warga tidak bisa melintas, warga tertutup, ada mobil yang tidak bisa keluar,” ucapnya. Bukan cuma warga yang dibuat repot dengan aksi pemblokiran jalan. Kepala desa Cibadak yang terpilih H Suryana dibikin pusing pasca Pilkades usai. Masa pergantian dari Kepala Desa Cibadak Haji Ulung Saputra ke kursi kepempimpinan Haji Suryana rupanya tidak berjalan mulus. Selain melakukan penembokan di ruas Jalan Kampung Cisurupan dan pembongkaran Jalan Cibakatul, Haji Ulung juga menarik mundur seluruh perangkat desa di masa jabatannya. Berdasarkan penuturan Edi, sejak kemenangan Haji Suryana, semua alat kantor desa diangkut. "Semua diambil seperti dijarah sama Haji Ulung. Satu pun enggak ada itu inverntarisasir kantor, yang dianggarkan pemerintah desa, sampai mesin pomla air keran. Semua dicabut di kantor desa. Kalau mau tanya aparatur desa orang orangnya tidak pada berani, makannya kami mengadu supaya dibaca sama bupati," ujar Ketua Ranting Pemuda Pancasila Desa Cibadak ini. Bahkan,  seluruh pegawai desa priode Haji Ulung juga mengundurkan diri. Sehingga saat ini pegawai desa seluruhnya diisi oleh pegawai perangkat desa yang baru. "Jadi pasti buta soal pemerintahan, mencari data APBDes, dan lainnya. Akhirnya pegawai desa yang lama tidak ada yang bekerja di desa saat Kepala Desa Suryana memimpin," imbuh Edi. Tak ayal, Desa Cibadak yang kini dipimpin Haji Suryana pun terkatung-katung lantaran tidak ada satu pun pegawai yang memberitahu anggaran desa sebelumnya. Hal ini pun diamini Kades Cibadak, Hjai Suryana. Sayang, ia tak mau bekromentar banyak soal masalah ini. "Aduh bagaimana ya dengan pak Haji Ulung. jutru ampun. Mohon doanya agar ada jalan keluar," kata Kades Cibadak, Haji Suryana saat ditanya adannya pengosongan aset peralatan desa, komputer, kursi dan lainnya kepada Metropolitan, Minggu (02/02/20). Sementara itu,        dikonfirmasi terpisah,  mantan Kepala Desa Cibadak Periode 2014-2019 Haji Ulung Saputra, membenarkan adanya penutupan jalan yang dilakukannya. Namun, ia berdalih kalau penutupan tersebut lantaran jalan etrsebut adalah miliknya sendiri. “Iya yang ditembok itu tanah saya,” kata Ulung dikonfirmasi Metropolitan. Namun ia enggan menjelaskan lebih jauh alasan mengapa dilakukan penembokan tersebut. “Tidak apa-apa  karena memang itu tanah saya,” imbuhnya. Dikonfirmasi soal adanya aset desa yang diangkut, Ulung tak menjawab. Pesan yang dikirim via WhatsApp pun tak direspon. Sementara itu, Camat Sukamakmur Agus Manjar menerangkan, pihaknya sudah mendapatkan laporan dari kades terpilih, kaitan pegawai dan inventaris kantor yang 'dibawa kabur' kades petahana yang kalah pada pilkada lalu itu. Ia mengakui hingga saat ini kesulitan menghubungi dan menemui mantan kades tersebut. “Informasinya begitu (pegawai dan inventaris kantor desa raib, red). Baru ada laporan tertulis Kamis (30/1) lalu, dari kades yang terpilih. Kami sedang tangani kasus ini, tapi kades yang kalah sulit ditemui,” ucapnya saat dikonfirmasi pewarta, Minggu (2/2) malam. Meski begitu, kata dia, pihaknya akan berupaya memanggil mantan kades yang kalah dalam pilkada itu dalam waktu dekat. Untuk memastikan kronologis kejadian serta penjelasan alasan membawa kabur pegawai dan inventaris kantor desa. Serta meminta agar aset desa dikembalikan. “Tindak lanjut dari kecamatan, kami akan undang kembali. Akan mengundang kades yang kalah, agar dapat menjelaskan alasannya. Serta meminta agar aset desa dikembalikan ke kantor desa,” tukas Agus. (ryn/c/feb)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X