METROPOLITAN - Hujan lebat yang mengguyur Kota Bogor sejak beberapa hari terakhir membuat tebing tinggi di Kampung Nangerang, Kelurahan Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, ambles tergerus aliran anak Sungai Cisadane. Tingginya debit air pascahujan hingga kuatnya tekanan air pada aliran anak sungai membuat tebing sepanjang kurang lebih 80 meter tersebut terkikis, yang mengakibatkan longsoran besar terjadi secara bertahap. Bukan hanya tanah, tebingan tinggi yang merupakan pemakaman umum warga sekitar itu juga turut mengeluarkan tulang belulang, batu nisan hingga kain kafan. Dikabarkan, sekitar sepuluh makam sudah hanyut terbawa aliran sungai. Berdasarkan pantauan Metropolitan di lapangan, tebing tinggi yang dipenuhi makam tersebut memperlihatkan sejumlah kain kafan yang menjuntai dari dalam makam. Tak hanya satu, tiga kain kafan usang pun tampak menyembul dari sela-sela tanah. Bahkan tepat di bibir sungai, sebuah kerangka makam berukuran kecil ditemukan petugas, yang diduga jatuh dari atas tebing. Tak hanya itu, konon warga sekitar juga sempat menemukan tulang belulang manusia yang diduga berasal dari makam yang longsor tersebut. Ketua RT 03/06, Kampung Nangerang, Kelurahan Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, Dede Karmaji, menjelaskan longsoran itu bukanlah kali pertama terjadi. Longsoran tersebut kerap terjadi saat musim hujan. “Longsor di Pemakaman Kebun Danas mah sudah sering. Cuma secara kebetulan ini yang paling parah dan paling baru. Memang sering terjadi longsor seperti ini. Tapi warga jarang ada yang memberikan laporan, baru ini saja mungkin,” katanya kepada Metropolitan. Lahan pemakaman seluas 4.500 meter persegi itu, tuturnya, dihuni lebih dari 200 makam yang didominasi diisi warga sekitar. Meski begitu, pihaknya belum mengetahui pasti siapa saja identitas kesepuluh makam yang hanyut itu. “Kalau ditotal dengan yang sudah-sudah, mungkin ada sepuluh makam. Yang hari ini ada empat makam yang longsor. Kita belum tahu, makam yang hanyut itu warga mana dan siapa keluarganya. Karena makam yang hanyut rata-rata meninggal pada tahun 84,” ujarnya. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Priyatnasyamsah mengatakan, setidaknya ada sekitar delapan makam warga yang berpotensi mengalami longsor. Hal itu ditandai sudah munculnya kain kafan dari dalam tanah. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun pihaknya, dari sepuluh makam yang hanyut dan delapan makam yang terancam hanyut, makam-makam tersebut merupakan makam lama yang belum diketahui siapa sanak saudaranya. “Sepuluh (makam, red) yang hanyut dan delapan yang terancam longsor masih kita dalami. Kita juga sedang komunikasi dengan kelurahan, RT dan RW setempat, untuk mencari pihak keluarga. Karena ada delapan makam yang mesti kita pindahkan agar tidak kena longsor susulan,” ucapnya. Sementara itu, Lurah Ranggamekar Suharna mengaku akan melakukan pendataan untuk mencari pihak keluarga dari makam-makam tersebut. “Kita akan coba lakukan pendataan, terhadap makam yang hanyut atau makam yang terancam longsor, kita akan coba cari pihak keluarganya,” ucapnya. Pihaknya juga tak segan untuk membantu pencarian tulang belulang yang hanyut hingga 5 kilometer dari lokasi pemakaman. “Pasti akan kita bantu sesuai kemampuan kita. Kalau bisa kita bantu pasti kita bantu. Tapi saat ini kita fokuskan cari pihak keluarganya dulu,” tandasnya. (ogi/c/mam)