METROPOLITAN - Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menutup Tempat Hiburan Malam (THM) di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 menuai protes. Pengusaha bar, karaoke, kafe dan restoran menilai apa yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak bijak. Selain kebijakan tersebut diambil mendadak, keputusan Wali Kota Bogor Bima Arya pun dianggap tendensius. Karena itu, para pengusaha yang tergabung dalam paguyuban menuntut keadilan dari pemerintah daerah. “Dalam instruksinya, kenapa yang tutup sementara hanya tempat usaha bar, karaoke, kafe dan resto? Sedangkan tempat umum seperti mal dan restoran yang memberi dampak besar terhadap penyebaran virus corona tidak dilakukan,” ungkap perwakilan Paguyuban Pengusaha Bar, Karaoke, Kafe dan Restoran, Erik JW. Ia berharap pemkot lebih arif dan bijaksana dalam memberlakukan penutupan sementara terhadap tempat-tempat usaha mereka. “Kami siap mendukung, asalkan dilakukan dengan cara yang baik dan benar,” tegasnya. Untuk diketahui, sejak dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Wali Kota Bogor yang diterbitkan pada Minggu (15/3) tentang penutupan beberapa tempat wisata dan hiburan, nyatanya tidak diindahkan pengelola tempat wisata di Kota Bogor. Di Kebun Raya Bogor misalnya. Pihak pengelola Kebun Raya Bogor hanya melakukan screening terhadap pengunjung dengan thermo scan. ”Sebelum masuk, para pengunjung kami periksa dulu suhu tubuhnya. Jika lebih dari 38°C maka akan langsung diberikan penanganan,” kata Humas Kebun Raya Bogor, Zainal Arifin. Ini juga terjadi di Jungle Waterpark. Sebagai salah satu tempat wisata air terbesar di Kota Bogor, Jungle Waterpark masih menerima kunjungan wisatawan yang hendak bermain air. Walaupun tidak ada peningkatan jumlah pengunjung dikarenakan sekolah diliburkan, salah satu aset milik Bakri itu masih tetap dibuka. “Kami masih buka, tapi kami sudah menyediakan hand sanitizer, hand soap dan penyemprotan disinfektan secara berkala,” jelas Humas Jungle Waterpark, Windi Okta Nurbani. Sementara Wali Kota Bogor Bima Arya, dalam briefing staf yang digelar Selasa (17/3), meminta seluruh jajarannya sesegera mungkin menutup lokasi-lokasi wisata dan tempat hiburan yang ada di Kota Bogor. Sebab selain menjadi locus terjadinya penyebaran, Bima yang baru pulang dari Turki dan Azerbaijan itu juga tidak mau anak-anak sekolah yang seharusnya berdiam diri di rumah malah berwisata. “Saya ingin sesegera mungkin ini ditutup. Karena sangat berbahaya dan bisa menjadi tempat penyebaran virus corona,” tegasnya. Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Jana Sugiana mengaku sudah memberi imbauan kepada seluruh pengelola pariwisata untuk menutup sementara usahanya sebagai bentuk dukungan terhadap SE Wali Kota Bogor. “Bahkan saya melakukan pengecekan ke tempat hiburan malam sampai pukul 01:00 WIB dini hari. Ini kan sudah menjadi bencana nasional, seharusnya mereka (pengusaha, red) mengerti lah,” kata Jana. Imbauan yang dilakukan ke 24 objek wisata dan 28 tempat hiburan itu selain dilakukan Disparbud juga diikuti Kesbangpo, Satpol PP dan DPMPTSP. Sebab jika melihat dari kondisi nasional, dibukanya objek wisata dan tempat hiburan tidak akan memberi keuntungan. Jana menjelaskan bahwa data dari PHRI Kota Bogor, tingkat okupansi hotel yang ada di Kota Bogor menurun drastis, hanya sekitar 60 persen saja okupansinya. “Walaupun ini hubungannya dengan perut dan usaha, tapi tetap saja harus tunduk dengan peraturan yang ada di Kota Bogor,” pungkasnya. (dil/c/feb/run)