Senin, 22 Desember 2025

Sehari, Korban Corona Maut Naik 2 Kali Lipat

- Kamis, 19 Maret 2020 | 12:22 WIB

Korban virus corona atau Covid-19 terus berjatuhan. Tak cuma jumlah pasien positifnya yang bertambah. Korban virus maut yang meregang nyawa pun terus meningkat. Bahkan, jumlahnya naik dua kali lipat dari hari sebelumnya. Tingkat kematian Covid-19 di Indonesia dua kali lipat ketimbang tingkat kematian rata-rata dunia. BERDASARKAN data yang diumumkan Juru Bicara Pe­merintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Rabu (18/3), jumlah total positif Covid-19 di Indonesia adalah 227 kasus, dengan jumlah kematian kasus posi­tif Covid-19 mencapai 19 orang. ”Data sudah kita upgrade, akumulatif kasus meninggal sampai 18 Maret pukul 12:00 WIB. Total keseluruhan kasus meninggal adalah 19,” kata Achmad Yurianto melalui video yang disiarkan langsung lewat akun YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (18/3). Bila dibandingkan data pada Selasa (17/3), di mana pasien positifnya berjumlah 172 dan pasien meninggal tujuh orang, maka data yang diumumkan pemerintah telah mengalami kenaikan dalam waktu sehari. Tak cuma itu, dari jumlah tersebut bisa dihitung Case Fatality Rate (CFR) Indonesia dalam pandemi Covid-19 ya­kni setinggi 8,37 persen. Dengan angka 8,37 persen, maka Indonesia memiliki tingkat kematian dua kali lipat lebih tinggi ketimbang rata-rata tingkat kematian dunia akibat pandemi ini. Berdasarkan data yang disa­jikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dihimpun secara internasional hingga Selasa (17/3) pukul 16:00 CET (Waktu Eropa Tengah), rata-rata tingkat kematian akibat Covid-19 di dunia sebesar 4,07 persen. Di dunia, ada 184.975 kasus positif Covid-19. Di antara jumlah tersebut, total korban tewasnya mencapai 7.529. Sumber lain yang jadi rujukan cukup otoritatif, yakni Coro­navirus Research Center Johns Hopkins University, yang menunjukkan angka kasus yang lebih banyak. Rata-rata tingkat kematian dunia masih tetap 4,0 persen. Sedangkan total jumlah positif Covid-19 adalah 198.756 kasus dan to­tal jumlah kematian 7.955 orang. Sementara di Indonesia, dengan jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 227 pasien dan jumlah kematian 19 orang, maka tingkat kematiannya sebesar 8,37 persen. Dua kali lipat dengan tingkat ke­matian dunia. Informasi yang dihimpun Metropolitan, tiga dari pasien positif corona sebelumnya menghadiri pertemuan di Bogor. Dua di antaranya telah meninggal dunia. Sementara satu warga Samarinda, Kali­mantan Timur, yang telah dinyatakan positif Covid-19 masih menjalani perawatan. Plt Direktur RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda, dr David Hariadi, mengatakan kepada awak media di Sama­rinda, Rabu malam, berda­sarkan contact tracking (pe­lacakan kontak, red) bahwa pasien tersebut memang benar sebelumnya sempat mengikuti pertemuan di Bo­gor bersama pasien dari Solo yang dinyatakan meninggal karena corona. ”Pasien ini sebenarnya cukup proaktif. Setelah mereka mengetahui salah satu rekan­nya dari Solo meninggal melalui grup di media sosial, mereka langsung melaporkan di saluran 112 untuk diperik­sa tim medis dari Dinas Kese­hatan (Dinkes) Kota Sama­rinda, dan setelah itu dirawat di ruang isolasi RSUD AWS,“ bebernya. Sementara itu, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengaku pihaknya telah melakukan tes corona kepada 230 warga Jabar yang sehat. Hasilnya, dua dinyata­kan terinfeksi virus corona. Awalnya, lelaki yang akrab disap Kang Emil itu mengaku curiga virus corona beredar di masyarakat yang tidak ber­gejala dan sehat. Karena itu, ia memutuskan melakukan tes corona kepada masyarakat Jabar yang sehat dengan cara mengambil sampel dari 230 orang. “Jadi selama ini mencurigai bahwa virus ini beredar ke­pada mereka-mereka yang tidak bergejala dan sehat. Kami menganjurkan tes man­diri. Alhamdulillah sudah 230 dilakukan tes. Buruknya ada dua positif. Dua itu kelihatan baik-baik saja dan terlihat tidak ada gejala,” terang Kang Emil. Pada kesempatan yang sama, Kang Emil juga menjelaskan dari total 22 pasien positif corona di Jabar, tiga perem­patnya berdekatan dengan DKI Jakarta. ”Per sore ini (Rabu, 18 Ma­ret 2020), jumlah positif di Jabar ada 22 KTP Jabar terpa­par positif (corona, red). Tiga perempatnya mendekati Ja­karta, di Bekasi, Depok, se­hingga mengindikasikan episentrum penyebaran virus ini di DKI Jakarta,” lanjutnya. Kang Emil memprediksi puncak virus corona di Jabar akan terjadi pada akhir Maret 2020. Dengan segala kemun­gkinan terburuk, pihaknya bersama TNI-Polri telah me­nyiapkan barak-barak jika terjadi lonjakan pasien posi­tif corona. Di Kota Bogor, setelah seo­rang mahasiswi IPB positif corona, muncul pula kabar adanya warga Wijaya Kusumah V dan Jalan Teratai VI Nomor 30, Taman Yasmin, yang ter­inveksi corona. Namun hal tersebut langsung dibantah pihak Kecamatan Bogor Barat. Camat Bogor Barat Juniarti Estiningsih menyebut bahwa kabar etrsebut tidak benar. “Tidak benar. Bukan positif. Tapi statusnya ODP (Orang Dalam Pemantauan, red),” tegas Juniarti Estiningsih ke­pada Metropolitan, kemarin. Meski masuk status ODP, berdasarkan pengakuan dan pantauan tim medis, kondisi warga ODP itu berangsur membaik. Namun, pihaknya mengaku tetap mengawasi pasien tersebut dan memin­tanya agar tidak terlalu ba­nyak beraktivitas di luar rumah. “Hasil koordinasi dengan kepala Puskesmas Gang Kel­or, di hari kedelapan ini, pasien dalam keadaan sehat. Tapi tetap dia dalam pengawasan kita. Kami juga minta agar yang bersangkutan sedikit mengurangi aktivitasnya di luar rumah,” ujarnya. Tak cuma di Taman Yasmin, di Desa Bojonggede, Keca­matan Bojonggede, Kabupa­ten Bogor, juga muncul kabar adanya warga yang positif corona. Dalam surat imbauan yang dikeluarkan ketua RT 07/07, Perumahan Greenery Permai, Desa Bojonggede, tertulis bahwa satu keluarga di Perumahan Villa Asia, Desa Susukan, positif mengidap virus corona. Kepala Desa Bojonggede Dede Malvina membenarkan informasi tersebut. Ia juga sempat menerima foto surat edaran yang dikeluarkan ke­tua RT itu. Namun, ia tak bisa memastikan kebenarannya. “Saya juga dapat informasi itu. Tapi masalahnya, Peru­mahan Villa Asia itu adanya di Desa Susukan, bukan di Desa Bojonggede. Jadi bukan ranah saya. Tapi kalau Peru­mahan Greenery Permai, memang masuk wilayah saya,” ujarnya. Berdasarkan informasi yang didapat, lokasi persis yang dimaksud dalam surat tesebut berada sekitar 50 meter dari Perumahan Greenery Permai. “Karena saking takutnya, warga sampai buat surat eda­ran seperti itu,” terangnya. Sementara itu, baik Bupati Bogor Ade Yasin, Dinkes Ka­bupaten Bogor, hingga akun resmi Layanan Tanggap Co­vid-19 Kabupaten Bogor, tak bergeming saat dikonfirmasi perihal kabar tersebut. “Mo­hon maaf, kami tidak ber­wenang untuk memberikan informasi perihal itu,” singkat admin akun resmi Layanan Tanggap Covid-19 Kabupaten Bogor saat dikonfirmasi. Hingga berita ini diturunkan, baik bupati Bogor maupun Dinkes belum memberi pen­jelasan perihal informasi ini. (ogi/c/de/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X