Korban virus corona atau Covid-19 terus berjatuhan. Tak cuma jumlah pasien positifnya yang bertambah. Korban virus maut yang meregang nyawa pun terus meningkat. Bahkan, jumlahnya naik dua kali lipat dari hari sebelumnya. Tingkat kematian Covid-19 di Indonesia dua kali lipat ketimbang tingkat kematian rata-rata dunia. BERDASARKAN data yang diumumkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Rabu (18/3), jumlah total positif Covid-19 di Indonesia adalah 227 kasus, dengan jumlah kematian kasus positif Covid-19 mencapai 19 orang. ”Data sudah kita upgrade, akumulatif kasus meninggal sampai 18 Maret pukul 12:00 WIB. Total keseluruhan kasus meninggal adalah 19,” kata Achmad Yurianto melalui video yang disiarkan langsung lewat akun YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (18/3). Bila dibandingkan data pada Selasa (17/3), di mana pasien positifnya berjumlah 172 dan pasien meninggal tujuh orang, maka data yang diumumkan pemerintah telah mengalami kenaikan dalam waktu sehari. Tak cuma itu, dari jumlah tersebut bisa dihitung Case Fatality Rate (CFR) Indonesia dalam pandemi Covid-19 yakni setinggi 8,37 persen. Dengan angka 8,37 persen, maka Indonesia memiliki tingkat kematian dua kali lipat lebih tinggi ketimbang rata-rata tingkat kematian dunia akibat pandemi ini. Berdasarkan data yang disajikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dihimpun secara internasional hingga Selasa (17/3) pukul 16:00 CET (Waktu Eropa Tengah), rata-rata tingkat kematian akibat Covid-19 di dunia sebesar 4,07 persen. Di dunia, ada 184.975 kasus positif Covid-19. Di antara jumlah tersebut, total korban tewasnya mencapai 7.529. Sumber lain yang jadi rujukan cukup otoritatif, yakni Coronavirus Research Center Johns Hopkins University, yang menunjukkan angka kasus yang lebih banyak. Rata-rata tingkat kematian dunia masih tetap 4,0 persen. Sedangkan total jumlah positif Covid-19 adalah 198.756 kasus dan total jumlah kematian 7.955 orang. Sementara di Indonesia, dengan jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 227 pasien dan jumlah kematian 19 orang, maka tingkat kematiannya sebesar 8,37 persen. Dua kali lipat dengan tingkat kematian dunia. Informasi yang dihimpun Metropolitan, tiga dari pasien positif corona sebelumnya menghadiri pertemuan di Bogor. Dua di antaranya telah meninggal dunia. Sementara satu warga Samarinda, Kalimantan Timur, yang telah dinyatakan positif Covid-19 masih menjalani perawatan. Plt Direktur RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda, dr David Hariadi, mengatakan kepada awak media di Samarinda, Rabu malam, berdasarkan contact tracking (pelacakan kontak, red) bahwa pasien tersebut memang benar sebelumnya sempat mengikuti pertemuan di Bogor bersama pasien dari Solo yang dinyatakan meninggal karena corona. ”Pasien ini sebenarnya cukup proaktif. Setelah mereka mengetahui salah satu rekannya dari Solo meninggal melalui grup di media sosial, mereka langsung melaporkan di saluran 112 untuk diperiksa tim medis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dan setelah itu dirawat di ruang isolasi RSUD AWS,“ bebernya. Sementara itu, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengaku pihaknya telah melakukan tes corona kepada 230 warga Jabar yang sehat. Hasilnya, dua dinyatakan terinfeksi virus corona. Awalnya, lelaki yang akrab disap Kang Emil itu mengaku curiga virus corona beredar di masyarakat yang tidak bergejala dan sehat. Karena itu, ia memutuskan melakukan tes corona kepada masyarakat Jabar yang sehat dengan cara mengambil sampel dari 230 orang. “Jadi selama ini mencurigai bahwa virus ini beredar kepada mereka-mereka yang tidak bergejala dan sehat. Kami menganjurkan tes mandiri. Alhamdulillah sudah 230 dilakukan tes. Buruknya ada dua positif. Dua itu kelihatan baik-baik saja dan terlihat tidak ada gejala,” terang Kang Emil. Pada kesempatan yang sama, Kang Emil juga menjelaskan dari total 22 pasien positif corona di Jabar, tiga perempatnya berdekatan dengan DKI Jakarta. ”Per sore ini (Rabu, 18 Maret 2020), jumlah positif di Jabar ada 22 KTP Jabar terpapar positif (corona, red). Tiga perempatnya mendekati Jakarta, di Bekasi, Depok, sehingga mengindikasikan episentrum penyebaran virus ini di DKI Jakarta,” lanjutnya. Kang Emil memprediksi puncak virus corona di Jabar akan terjadi pada akhir Maret 2020. Dengan segala kemungkinan terburuk, pihaknya bersama TNI-Polri telah menyiapkan barak-barak jika terjadi lonjakan pasien positif corona. Di Kota Bogor, setelah seorang mahasiswi IPB positif corona, muncul pula kabar adanya warga Wijaya Kusumah V dan Jalan Teratai VI Nomor 30, Taman Yasmin, yang terinveksi corona. Namun hal tersebut langsung dibantah pihak Kecamatan Bogor Barat. Camat Bogor Barat Juniarti Estiningsih menyebut bahwa kabar etrsebut tidak benar. “Tidak benar. Bukan positif. Tapi statusnya ODP (Orang Dalam Pemantauan, red),” tegas Juniarti Estiningsih kepada Metropolitan, kemarin. Meski masuk status ODP, berdasarkan pengakuan dan pantauan tim medis, kondisi warga ODP itu berangsur membaik. Namun, pihaknya mengaku tetap mengawasi pasien tersebut dan memintanya agar tidak terlalu banyak beraktivitas di luar rumah. “Hasil koordinasi dengan kepala Puskesmas Gang Kelor, di hari kedelapan ini, pasien dalam keadaan sehat. Tapi tetap dia dalam pengawasan kita. Kami juga minta agar yang bersangkutan sedikit mengurangi aktivitasnya di luar rumah,” ujarnya. Tak cuma di Taman Yasmin, di Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, juga muncul kabar adanya warga yang positif corona. Dalam surat imbauan yang dikeluarkan ketua RT 07/07, Perumahan Greenery Permai, Desa Bojonggede, tertulis bahwa satu keluarga di Perumahan Villa Asia, Desa Susukan, positif mengidap virus corona. Kepala Desa Bojonggede Dede Malvina membenarkan informasi tersebut. Ia juga sempat menerima foto surat edaran yang dikeluarkan ketua RT itu. Namun, ia tak bisa memastikan kebenarannya. “Saya juga dapat informasi itu. Tapi masalahnya, Perumahan Villa Asia itu adanya di Desa Susukan, bukan di Desa Bojonggede. Jadi bukan ranah saya. Tapi kalau Perumahan Greenery Permai, memang masuk wilayah saya,” ujarnya. Berdasarkan informasi yang didapat, lokasi persis yang dimaksud dalam surat tesebut berada sekitar 50 meter dari Perumahan Greenery Permai. “Karena saking takutnya, warga sampai buat surat edaran seperti itu,” terangnya. Sementara itu, baik Bupati Bogor Ade Yasin, Dinkes Kabupaten Bogor, hingga akun resmi Layanan Tanggap Covid-19 Kabupaten Bogor, tak bergeming saat dikonfirmasi perihal kabar tersebut. “Mohon maaf, kami tidak berwenang untuk memberikan informasi perihal itu,” singkat admin akun resmi Layanan Tanggap Covid-19 Kabupaten Bogor saat dikonfirmasi. Hingga berita ini diturunkan, baik bupati Bogor maupun Dinkes belum memberi penjelasan perihal informasi ini. (ogi/c/de/feb/run)