METROPOLITAN - Imbas merebaknya virus corona atau Covid-19, PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mulai Senin (23/3) akan memperpendek jadwal operasional kereta. Hal itu dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona. Corporare Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, pembatasan jam operasional mulai besok menjadi pukul 06:00 sampai 20:00 WIB. ”Mulai besok (hari ini, red) akan ada pembatasan operasional dari jam 06:00 sampai 20:00 WIB saja. Biasanya dari jam 05:00 sampai 24:00 WIB,” kata Kamal. Perpendekan jam operasional mengingat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menetapkan status DKI Jakarta menjadi tanggap darurat bencana virus corona. ”Sehubungan dengan telah ditetapkannya status DKI Jakarta menjadi tanggap darurat bencana Covid-19, serta mendukung arahan pemerintah kepada masyarakat untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, PT MRT Jakarta (Perseroda) menetapkan perubahan kebijakan layanan MRT,” sebutnya. Sedangkan untuk waktu kedatangan kereta (headway) tidak ada perubahan, yakni setiap lima menit sekali untuk jam sibuk (07:00-09:00 WIB dan 17:00-19:00 WIB). Sedangkan di luar itu masuk jam nonsibuk dengan jarak kedatangan kereta setiap sepuluh menit sekali. ”Waktu kedatangan masih tetap. Untuk jam sibuk tiap lima menit (07:00-09:00 WIB dan 17:00-19:00 WIB). Tiap sepuluh menit untuk jam nonsibuk (09:00-17:00 WIB dan 19:00-20:00 WIB),” terangnya. PT MRT telah menerapkan aturan jaga jarak alias social distancing di setiap angkutannya. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona. Namun kebijakan itu berimbas kepada turunnya jumlah penumpang MRT. Muhamad Kamaluddin mengatakan, jumlah penumpang MRT terus mengalami penurunan hingga lebih dari 80 persen. ”Jadi memang penumpang kami sudah berkurang sampai lebih dari 80 persen sekarang ini,” kata Kamal. Berdasarkan catatannya terakhir, Jumat (20/3) lalu, penumpang MRT hanya 21.000 per hari. Padahal, sebelum ada pembatasan ini, penumpang bisa mencapai 100.000 per hari. ”Secara berturut-turut turun. Dari 32.000 (penumpang, red), 28.000, 24.000 dan yang terakhir hari Jumat mencapai titik 21.000 penumpang per hari. Jadi sebelum diberlakukan social distancing ini jumlah penumpang per hari kami 100.000 untuk hari kerja. Jadi turunnya jauh sekali ini lebih dari 80 persen,” ucapnya. Kamal menjelaskan, sejak diberlakukan social distancing, pihaknya membatasi penumpang hanya sampai 60 orang per gerbong kereta. Padahal saat situasi normal, pihaknya bisa mengangkut sampai 300 penumpang. ”Jadi ini 1/6 dari kapasitas,” ungkapnya. (dtk/mam/run)