Kasus penularan virus corona atau Covid-19 kian menakutkan. Teranyar, salah satu remaja 15 tahun asal Kecamatan Parungpanjang positif terjangkit virus corona. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor pun langsung menggelar screening massal menggunakan rapid test. Namun, masih ada saja pejabat teras yang mendahului warga dengan kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dengan Risiko (ODR) yang seharusnya menjadi prioritas.
BUPATI Bogor Ade Yasin mengaku pihaknya telah menggelar rapidtest di rumah sakit dan puskesmas. Ia menyebut jadwal hari ini adalah pemeriksaan untuk kategori ODR, di mana para medis dan pegawai kesehatan lainnya yang bersentuhan langsung dengan pasien Covid-19. “Kita tidak mengumpulkan di satu tempat. Kami memeriksanya di tempat mereka bekerja. Jadi mereka tak perlu meninggalkan tempatnya bekerja. Misalkan pegawai medis atau paramedis yang bekerja di Cibinong, diperiksa di Cibinong,” ujarnya.
Tak hanya pegawai rumah sakit daerah saja yang diperiksa, pegawai medis yang bekerja di rumah sakit swasta yang pernah melayani Covid-19 pun akan diperiksa. Pemkab Bogor sendiri mendapat jatah 1.600 rapid test kit, sebab jumlah penduduk Kabupaten Bogor lebih besar, bahkan berkali lipat dari wilayah lain. Alat ini ternyata cukup mudah. Dokter-dokter pun sudah diberi tahu cara menggunakannya. Menurut Ade Yasin, rapid test tersebut tidak bedanya seperti alat tes-tes lainnya, seperti tes kehamilan dan lainnya.
Selain itu, untuk pegawai puskesmas yang pernah memeriksa ODP dan PDP, hari ini juga akan disebarkan ke puskesmas yang terindikasi terjangkit Covid-19. “Di Kabupatan Bogor ada 101 puskesmas sehingga cukup terakomodasi masyarakat yang terindikasi. ODP dan PDP dalam lingkar Covid-19 juga bisa mendatangi petugas kecamatan karena alatnya sudah sampai kecamatan,” kata Ade Yasin.
Karena kekurangan, Ade Yasin pun mengaku sedang memesannyaseribu rapid test kit lagi. Sebab, rapid test yang diberikan akan habis untuk memfasilitasi rumah sakit yang setiap hari menerima pasien dengan kondisi demam atau panas tinggi. “Seribu rapid test yang dipesan juga untuk memenuhi kebutuhan bagi 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor,” paparnya.
Informasi yang dihimpun Metropolitan, dari 1.600 alat rapid test yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), Selasa (24/3) malam, langsung disebar ke empat RSUD yang ada. RSUD Cibinong dijatah 150 unit, RSUD Ciawi 125 unit, RSUD Leuwiliang seratus unit dan RSUD Cileungsi 60 unit.
Ketua Siaga Antisipasi Korona (Siska) Kabupaten Bogor dr Kusnadi menjelaskan, rapid test diprioritaskan untuk dokter petugas dan kesehatan di rumah sakit. Namun, ia tidak menampik dirinya sendiri serta beberapa pejabat Pemkab Bogor lebih dahulu melakukan rapid test. ”Saya, Sekda dan Kepala Dinas Kesehatan sudah dites. Alhamdulillah hasilnya negatif. Kita lakukan tes kita dulu, baru yang lain. Soalnya kita jadi percobaan,” kata Kusnadi.
Ia mengungkapkan, sisa dari alat rapid test di luar distribusi ke RSUD, diberikan juga ke rumah sakit swasta, puskesmas, PMI, HIPMI, hingga ODP, PDP di tengah masyarakat dan PDP di rumah sakit. ”Ini alat tes dibagi ke RSUD nggak rata, dan ada juga ke puskesmas kita bagikan. Juga beberapa orang dan keluarga. Terutama yang ada positif, kita berikan alat,” katanya.
-
Sementara itu, sehari ditetapkan ODP, warga Bojonggede, Fadlya El’Arsya, menjalani rapid test di Puskesmas Bojonggede, kemarin. Ia mengaku tes tersebut dilakukan setelah mendapat pemantauan dari dokter di salah satu klinik di Kecamatan Citeureup. Lantaran memiliki KTP di Bojonggede, penanganan lanjutan pun dilakukan Puskesmas Bojonggede. ”Setelah berobat, dokter yang dari klinik mengirim data saya ke Puskesmas Bojonggede. Nggak lama dihubungi sama seorang bidan dan meminta saya melakukan rapid test,” katanya.
Sesampainya di Puskesmas Bojonggede, tuturnya, terlihat beberapa orang mengantre untuk dites. Petugas medis, baik yang menerima kedatangan maupun pengambil sampel darah, dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD). Karena sudah ada komunikasi dengan bidan, mereka tidak mendata ulang. Apalagi memungut bayaran. ”Sebelum dites, mereka hanya minta fotokopi KTP. Lalu sampel darah saya diambil. Prosesnya seperti mengecek golongan darah. Sampel darahnya dimasukkan ke alat pengetes berbentuk pipih persegi panjang. Mirip tes kehamilan,” ujarnya.
Soal hasil, Fadlya mengaku masih menunggu kabar dari bidan puskesmas. Dari informasi petugas puskesmas, Fadlya juga diberi tahu bakal dihubungi bidan jika hasilnya sudah keluar. ”Tadi bidannya juga sudah WA (WhatsApp, red) saya, katanya bakal dihubungi,”bebernya.
Tak hanya Pemkab Bogor, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga rupanya menerima 800 unit Rapid Test. Dalam pelaksanaannya, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, yang menjadi sasaran utama pelaksanaan tes masif mendeteksi virus corona ini adalah ODR. Ia menjelaskan ada dua rencana pelaksanaan tes masif menggunakan rapid test, yakni di puskesmas, di setiap kecamatan atau dipusatkan di halaman Stadion Pajajaran Kota Bogor. ”Kalau dipusatkan di Stadion Pajajaran tidak akan efektif, karena akan memakan waktu lama,” katanya.
Dedie menjelaskan, rapid test yang dikirim yakni sebanyak 800 unit. Karena itu, ia menilai jika asumsi setiap unit pelaksanaannya sekitar lima menit maka akan membutuhkan waktu sekitar 4.000 menit atau 66,6 jam. ”Waktu 66,6 jam itu jika dibagi 24 jam dalam sehari maka waktunya 2,7 hari,”ujarnya.
Ia melanjutkan, jika idealnya orang bekerja delapan jam sehari maka 66,6 jam itu akan membutuhkan waktu delapan hari. Karena itu, Pemkot Bogor akan menyiasati rencana lainnya, yakni disebar di puskesmas induk di enam kecamatan di Kota Bogor, serta di RSUD Kota Bogor dan di Dinkes Kota Bogor.
Jika dibagi rata menjadi delapan lokasi maka setiap lokasi akan melaksanakan tes untuk seratus orang. Jika asumsi pelaksanaan setiap unitnya sekitar lima menit maka dibutuhkan sekitar 8,3 jam. ”Kami sedang menyiasati waktu dan tempat pelaksanaannya tes masif itu,” katanya. Namun, Dedie menyebut Pemkot Bogor belum akan menentukan waktu dan tempatnya sebelum alat tesnya tiba di Kota Bogor. ”Kami baru akan menentukan waktu dan tempatnya setelah alat tesnya tiba sehingga ada kepastian jumlahnya,”pungkasnya. (fin/mam/run)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Jumat, 13 Juni 2025 | 15:30 WIB
Kamis, 17 April 2025 | 00:48 WIB
Jumat, 3 Januari 2025 | 12:48 WIB
Kamis, 22 Agustus 2024 | 20:39 WIB
Kamis, 22 Agustus 2024 | 20:23 WIB
Kamis, 22 Agustus 2024 | 20:03 WIB
Kamis, 22 Agustus 2024 | 19:39 WIB
Rabu, 14 Agustus 2024 | 11:46 WIB
Rabu, 14 Agustus 2024 | 10:52 WIB
Rabu, 14 Agustus 2024 | 10:19 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 23:29 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 22:10 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 21:10 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 20:06 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 19:12 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 18:50 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 18:14 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 17:18 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 16:33 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 16:10 WIB