METROPOLITAN - Pemerintah akan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada 29,3 juta masyarakat yang masuk kelompok 40 persen termiskin di Indonesia hingga kelompok pekerja informal, termasuk para pengemudi atau driver ojek online (ojol).
Menanggapi hal itu, Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono memberi apresiasi pada langkah yang ditempuh pemerintah. Sebab, penghasilan driver turun drastis karena adanya virus corona.
Virus corona membuat order turun drastis karena banyaknya aktivitas perkantoran yang tutup. Tak hanya itu, pusat perbelanjaan juga banyak yang tutup.
”Jadi kita menanggapi rencana pemerintah untuk memberikan bantuan langsung tunai selama pandemi Covid. Kita melihat ini bagus sekali, kita apresiasi. Memang ini untuk mengatasi penghasilan ojol yang makin turun drastis semenjak banyak yang tutup, pusat belanja, pekerja dirumahkan. Jadi praktis ojol sulit mendapatkan order,” terangnya.
Igun menuturkan, penghasilan kotor rata-rata driver per harinya sekitar Rp200 ribu. Ia menyebut virus corona membuat penghasilan mereka turun lebih dari 70 persen. ”Sudah anjlok lebih dari 70 persen,” katanya.
-
Igun mengaku BLT yang akan diberikan pemerintah akan mengurangi beban para driver. Paling tidak untuk memenuhi kebutuhan makan driver dan keluarganya.
”BLT yang akan dikeluarkan pemerintah itu kita berharap menggantikan penghasilan kami, walaupun tidak sepenuhnya. Setidaknya bisa menanggung. Istilahnya buat makan kami sehari-hari, bagi keluarga,”ujarnya.
Igun juga mengusulkan besaran BLT yang diberikan pemerintah Rp100 ribu per hari. Bantuan itu untuk mencukupi kebutuhan makan driver dan keluarganya. Untuk menutupi kebutuhan lainnya seperti cicilan kendaraan akan menggunakan kelonggaran kredit dari pemerintah.
”Ini kan ada program lagi dari Presiden, pemerintah relaksasi penangguhan kredit sepeda motor selama satu tahun melalui OJK atau lembaga-lembaga keuangan. Ini kan membantu menanggulangi cicilan-cicilan sepeda motor. Tinggal fokus untuk makan sehari-hari,”ucapnya.
Ia berharap bantuan itu diberikan sampai kondisi ekonomi benar-benar stabil pascacorona. ”Idealnya BLT hingga kondisi ekonomi stabil pascapandemi Covid-19,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, kebijakan tersebut digulirkan pemerintah guna menjaga daya beli masyarakat di tengah pelemahan ekonomi akibat dampak virus corona (Covid-19).
”Untuk meningkatkan daya beli, kita bagi dalam beberapa kelompok tujuan stimulus. Pertama, pasti adalah masyarakat rumah tangga termiskin, 40 persen rumah tangga termiskin, 29,3 juta akan alokasikan dalam bentuk bantuan langsung tunai,” kata Susi.
Susi menjelaskan, pada kelompok rumah tangga 40 persen termiskin ini yang baru terdata dengan jelas sebanyak 15,2 juta itu pun data pada program kartu sembako. Sedangkan 14,1 juta sedang didata kembali.
Selain itu, tambah Susi, pemerintah juga memberikan BLT kepada kelompok masyarakat yang bekerja di sektor informal. Mulai dari warung, toko hingga pedagang pasar. Pemerintah akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendata sektor tersebut. (dtk/mam/run)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Jumat, 13 Juni 2025 | 15:30 WIB
Kamis, 17 April 2025 | 00:48 WIB
Jumat, 3 Januari 2025 | 12:48 WIB
Kamis, 22 Agustus 2024 | 20:39 WIB
Kamis, 22 Agustus 2024 | 20:23 WIB
Kamis, 22 Agustus 2024 | 20:03 WIB
Kamis, 22 Agustus 2024 | 19:39 WIB
Rabu, 14 Agustus 2024 | 11:46 WIB
Rabu, 14 Agustus 2024 | 10:52 WIB
Rabu, 14 Agustus 2024 | 10:19 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 23:29 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 22:10 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 21:10 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 20:06 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 19:12 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 18:50 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 18:14 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 17:18 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 16:33 WIB
Selasa, 13 Agustus 2024 | 16:10 WIB