Kisah haru datang dari Ara Wiraswara, Bagian Kerja Sama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Ia dinyatakan positif terinfeksi virus corona alias Covid-19. Kini, Ara sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor selama 17 hari. ARA sendiri sempat tak percaya bahwa dirinya positif terjangkit virus mematikan itu. Berkali-kali ia coba menerima kenyataan pahit itu. Meski dalam lubuk hatinya, ia tak rela. ”Kenapa harus aku, Tuhan?” batinnya berontak. Dalam posting-annya di Facebook, Ara masih ingat detik-detik kabar buruk itu datang. Lewat deringan ponsel, seketika tubuh Ara lunglai malam itu. Ara positif Covid-19. ”Kabar itu menghentikan sebagain napasku. Kabar yang melelehkan air mataku, ”tulisnya. Begitu mendapat kabar, Ara hanya bisa terdiam dengan rasa kebingungan dan sejuta pertanyaan. Apakah dirinya sudah menulari keluarganya selama menunggu kabar ini? Di tengah sejuta pertanyaan tentang kondisi keluarganya, Ara kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Ia dijemput ambulans milik RSUD Kota Bogor. Selama di perjalanan, pertanyaan kenapa harus dirinya pun terus berputar di kepalanya. Lamunannya terhenti ketika mendengar suara perawat dengan pakaian hazmat lengkapnya. ”Pak, sabar ya. Serahkan semua pada Allah,”ujar perawat itu. Saat tiba di rumah sakit, pikiran kusut masih menghantui Ara akan virus yang ada dalam tubuhnya. Bahkan, ia melihat wajah-wajah khawatir sebelum memasuki ruang isolasi. Ara pun hanya bisa terbaring di kasur dengan selang infus yang sudah terpasang. ”Aku mafhum, virus itu telah berubah jadi teror. Tapi sang perawat kembali jadi penyeimbangku. ’Ingat keluarga, pak. Semangat bapak membantu kesembuhan bapak’.”tuturnya. Hari pertama di ruang isolasi, Ara tidak dapat tidur pulas. Usaha obat tidur pun tidak cukup membuat matanya beristirahat. Hanya sesak di dada yang ia rasakan. ”Aku mencoba bernapas normal. Berat, tapi terus kucoba. Tapi mata, rasa kantuk, hati, pikiran dan perasaanku sedang tidak pada satu jalur. Aku tetap tak bisa memejamkan mata,”imbuhnya. Sepintas, muncul di benak pikirannya tentang perjumpaan terakhirnya bersama dua putri kecilnya. Ara pun hanya bisa pasrah. ”Aku nyaris putus harapan. Hampir saja. Entah kemudian, sebagian memoriku memunculkan wajah dua malaikat kecilku, istri dan ibuku. Ada kehangatan yang kembali meski belum membebaskanku dari tanya, ’Mengapa aku, Tuhan? ”ungkapnya. Pagi pun berangsur datang menyapa. Matahari menerobos jendela dan pintu ruang isolasi tempat Ara di rawat. Di situ muncul di benak pikirannya bahwa Tuhan masih memberinya kesempatan. ”Ruangan keluhan dan tanyaku menyempit. Tak lagi muncul tanya, ’Mengapa aku, Tuhan?’. Tetapi kalimat baru yang muncul di kepalaku, ’Aku jalani ya Tuhan, semua yang Engkau gariskan,”ucapnya. Sementara itu, hingga Senin (6/4), posting-an yang ditulis Ara di akun Facebook-nya bernama @Ara Wiraswara sudah mendapatkan like sebanyak 220, komentar sebanyak 104 dan dua kali dibagikan warganet. Tulisannya pun mendapatkan semangat dari keluarga dan kerabat. Sedangkan kondisinya saat ini sudah mulai berangsur membaik. ”Alhamdulillah, semua membaik sekali. Tunggu hasil swab konfirmasi. Mohon doa ya,” kata Dirut RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir. (dil/b/rez/run) 1