Senin, 22 Desember 2025

Curahan Hati Pejabat Bogor sejak Positif Covid-19

- Selasa, 7 April 2020 | 11:10 WIB

Kisah haru datang dari Ara Wiraswara, Bagian Kerja Sama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Ia dinyatakan positif terinfeksi virus corona alias Covid-19. Kini, Ara sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor selama 17 hari. ARA sendiri sempat tak percaya bahwa dirinya positif terjangkit virus mematikan itu. Berkali-kali ia coba menerima kenyataan pahit itu. Meski dalam lubuk hatinya, ia tak rela. ”Ke­napa harus aku, Tuhan?” batinnya berontak. Dalam posting-annya di Facebook, Ara masih ingat detik-detik kabar buruk itu datang. Lewat deringan ponsel, seketika tubuh Ara lung­lai malam itu. Ara positif Co­vid-19. ”Kabar itu menghen­tikan sebagain napasku. Kabar yang melelehkan air mataku, ”tulisnya.­ Begitu mendapat kabar, Ara hanya bisa terdiam dengan rasa kebingungan dan sejuta pertanyaan. Apakah dirinya sudah menulari keluarganya selama menunggu kabar ini? Di tengah sejuta pertanyaan tentang kondisi keluarganya, Ara kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk menda­patkan perawatan. Ia dijemput ambulans milik RSUD Kota Bogor. Selama di perjalanan, pertanyaan kenapa harus di­rinya pun terus berputar di kepalanya. Lamunannya ter­henti ketika mendengar sua­ra perawat dengan pakaian hazmat lengkapnya. ”Pak, sabar ya. Serahkan semua pada Allah,”ujar perawat itu. Saat tiba di rumah sakit, pi­kiran kusut masih menghan­tui Ara akan virus yang ada dalam tubuhnya. Bahkan, ia melihat wajah-wajah khawa­tir sebelum memasuki ruang isolasi. Ara pun hanya bisa terbaring di kasur dengan selang infus yang sudah ter­pasang. ”Aku mafhum, virus itu telah berubah jadi teror. Tapi sang perawat kembali jadi penyeimbangku. ’Ingat keluarga, pak. Semangat ba­pak membantu kesembuhan bapak’.”tuturnya. Hari pertama di ruang iso­lasi, Ara tidak dapat tidur pulas. Usaha obat tidur pun tidak cukup membuat mata­nya beristirahat. Hanya sesak di dada yang ia rasakan. ”Aku mencoba bernapas normal. Berat, tapi terus ku­coba. Tapi mata, rasa kantuk, hati, pikiran dan perasaanku sedang tidak pada satu jalur. Aku tetap tak bisa memejam­kan mata,”imbuhnya. Sepintas, muncul di benak pikirannya tentang perjum­paan terakhirnya bersama dua putri kecilnya. Ara pun hanya bisa pasrah. ”Aku nyaris putus harapan. Hampir saja. Entah kemu­dian, sebagian memoriku memunculkan wajah dua malaikat kecilku, istri dan ibuku. Ada kehangatan yang kembali meski belum mem­bebaskanku dari tanya, ’Mengapa aku, Tuhan? ”ung­kapnya. Pagi pun berangsur datang menyapa. Matahari menero­bos jendela dan pintu ruang isolasi tempat Ara di rawat. Di situ muncul di benak pi­kirannya bahwa Tuhan masih memberinya kesempatan. ”Ruangan keluhan dan ta­nyaku menyempit. Tak lagi muncul tanya, ’Mengapa aku, Tuhan?’. Tetapi kalimat baru yang muncul di kepalaku, ’Aku jalani ya Tuhan, semua yang Engkau gariskan,”ucapnya. Sementara itu, hingga Senin (6/4), posting-an yang ditulis Ara di akun Facebook-nya bernama @Ara Wiraswara sudah mendapatkan like se­banyak 220, komentar seba­nyak 104 dan dua kali diba­gikan warganet. Tulisannya pun mendapatkan semangat dari keluarga dan kerabat. Sedangkan kondisinya saat ini sudah mulai berangsur membaik. ”Alhamdulillah, semua membaik sekali. Tung­gu hasil swab konfirmasi. Mohon doa ya,” kata Dirut RSUD Kota Bogor, Ilham Chai­dir. (dil/b/rez/run) 1

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X