Senin, 22 Desember 2025

Penumpang Kereta Merosot Tajam

- Kamis, 30 April 2020 | 02:17 WIB

METROPOLITAN - Mewabahnya pandemi corona di Indonesia berdampak buruk pada semua lini, tak terkecuali transportasi. PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat ada penurunan pendapatan yang sangat tajam karena virus corona. Pendapatan itu turun karena ber­kurangnya penumpang KAI imbas virus corona. Per 31 Maret 2020 hanya tersisa total 275 ribu orang penumpang saja. Jumlah itu anjlok dari posisi rata-rata Januari-Februari yang berada di kisaran 1,2 juta orang per hari. ­ ”Memang ada penurunan penumpang jadi berkurang jauh pendapatan kita. Apal­agi setelah keluar PM 25 tidak jadi mudik itu lebih turun lagi,” jelas Dirut PT KAI Edi Sukmoro dalam rapat kerja virtual dengan Komisi VI DPR, Rabu (29/4). Jika dirinci dari data yang dipaparkan Edi, rata-rata se­lama Januari-Maret 2020, jumlah penumpang kereta api jarak jauh dan lokal mencapai 208.210 penumpang. Pada 31 Maret 2020 angkanya merosot tajam menjadi 48.773 penum­pang. Imbas penurunan itu, Edi mencatat pendapatan KAI telah turun drastis hampir 90 persen, atau tepatnya 89,7 persen. Kini hanya tersisa Rp4 miliar dari biasanya per hari mampu mendapatkan Rp39 miliar. ”Pendapatan penum­pang per hari Rp39 miliar. Pada 31 Maret 2020 turun jadi Rp4 miliar,” kata Edi. Meski begitu, harapan untuk KAI masih ada. Ia menyebut kini pihaknya fokus untuk memaksimalkan angkutan kargo barang. Sejauh ini, ang­kutan kargo KAI sudah naik 7,1 persen. ”Kargo ada kenai­kan 7,1 persen. Kami terus cari peluangnya. Misalnya kami siap angkut bahan pangan untuk menutupi anjloknya angkutan penumpang,” sebut Edi. Sementara untuk rute Jabo­detabek saja pada hari normal, menurut VP Komunikasi Pe­rusahaan PT Kereta Commu­ter Indonesia (KCI) Anne Purba, jumlah penumpang KRL bisa mencapai 1,1 juta orang per harinya. “Dari yang biasanya 1 juta hingga 1,1 juta penumpang, sekarang di bawah 200 ribu penumpang,” katanya. Pada Jumat lalu, sejak ber­lakunya larangan mudik, jumlah penumpang KRL ter­catat 148.897 orang. Sedang­kan Sabtu kemarin jumlahnya turun lagi jadi 111.251 penum­pang. Anne menilai turunnya penumpang KRL karena ma­syarakat mulai mematuhi anjuran pemerintah untuk di rumah saja saat masa Pem­batasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain itu, Anne juga mengim­bau kepada seluruh pelanggan KRL untuk terus mematuhi imbaun pemerintah, yakni tak melakukan aktivitas di luar rumah. Menurutnya, itu merupakan salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19. “Jika harus keluar meng­gunakan KRL, gunakan mas­ker, tetap terapkan social distancing dan patuhi mar­kanya, baik di stasiun dan di atas KRL, dengarkan imbau­an petugas. Sekali lagi di rumah saja tetap menjadi pilihan utama,” pungkasnya. (okz/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X