Memutuskan hijrah dan terus memperda­lam agama Islam sampai sekarang bukan hal mudah dijalani Tere Pardede. Setelah mualaf 20 tahun lalu, Tere selalu berusaha menyempurnakan hijrahnya. Bahkan ia sempat meninggalkan dunia keartisan yang membesarkan namannya. SETELAH menjadi mualaf, Tere juga menambahkan An­nisa di depan namanya. Namun ia mengaku belum percaya diri memperkenalkan nama Annisa. Hingga pada suatu hari, ia mendapat dukungan dari Ustadz Zaki Mirza dan Terry Putri untuk mulai memperkenalkan namanya sebagai Annisa Theresia Ebenna Eze­ria. ”Setelah syahadat sebe­narnya. Tapi memang belum pernah saya pakai. Beliau terus memberikan semacam seman­gat, nggak apa-apa dipakai saja nama Annisa-nya agar semakin semangat belajar agama ini,” kata Tere. ”Saya bilang, ’Khawatir saya baca surat Annisa saja belum hafal-hafal’,” sambungnya. ­ Memilih Annisa sebagai na­manya, Tere tak asal pilih. Da­lam surat tersebut, Tere ba­nyak mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya selama ini. ”Tapi di surat An­nisa-lah saya merasakan atau menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang dulu saya pertanyakan,” jelasnya. ”Siapa sih Yesus itu, ter­nyata ada jawabannya di surat Annisa ayat 171. Ter­nyata Nabi Isa putra Maryam itu adalah seorang nabi yang diperkuat dengan roh kudus. Kita nggak boleh bilang Allah itu satu dari yang tiga. Itu merupakan ucapan zalim, itu letterlek. Di Annisa 171 itu letterlek jelas Nabi Isa bukan Tuhan. Di Annisa 157- 158 juga diperjelas bukan Nabi Isa yang disalib, itu orang yang menyerupai dan Nabi Isa sendiri diangkat dalam kondisi hidup oleh Allah langsung ke surga,” beber Tere. Tere memperdalam ilmu dalam Alquran. Semenjak itu, Tere meyakini sesuatu yang selama ini belum pernah ia dapatkan. ”Semakin saya baca Alquran semakin mera­sakan betapa saya tidak tahu, betapa Allah sayang banget sama umat Rasulullah. Dengan begitu, umat Rasulullah ha­rusnya sayang juga dengan kalam Allah ini,” ucap Tere. (dtk/mam/run)