Jelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat mulai berbondong-bondong mendatangi pasar untuk membeli segala kebutuhan di hari Lebaran. Namun masyarakat kini dibuat cemas usai tiga pedagang di Pasar Bogor dinyatakan reaktif positif Covid-19 setelah menjalani rapid test. TIGA orang dari 500 pengunjung dan pedagang Pasar Bogor telah mengikuti rapid test di Jalan Bata, Suryakencana, Bogor Tengah, Senin (11/5). Namun setelah hasilnya keluar, ada tiga orang reaktif Covid-19. Satu di antaranya dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani swab test. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, dari sekitar 500 masyarakat yang dicek, tiga di antaranya dinyatakan positif reaktif Covid-19. Tiga reaktif tersebut langsung dipisahkan petugas untuk kemudian dilakukan pengecekan swab test. ”Dari laporan yang kami terima, tiga orang dinyatakan positif reaktif, dan langsung kami pisahkan untuk dilakukan swab test. Dari hasil itu, satu dari tiga yang diperiksa swab test dinyatakan positif,” terangnya kepada Metropolitan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pun bereaksi cepat dan akan menutup pasar yang diindikasikan para pedagangnya terpapar Covid-19. Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Pasar Pakuan Jaya (Perumda PPJ) Kota Bogor Muzakir menjelaskan satu pasien positif tersebut merupakan pedagang yang berada di bawah naungannya. Yakni pedagang pakaian di lantai satu Pasar Bogor. Setelah munculnya satu pasien positif Covid-19, pihaknya langsung menetapkan sejumlah protokol yang berlaku. Seperti meminta yang bersangkutan melakukan isolasi mandiri di rumah. Pihak Perumda PPJ juga langsung berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten Bogor lantaran yang bersangkutan ber-KTP Kabupaten Bogor. Direksi juga meminta para petugasnya agar dua toko yang dimiliki pasien positif tersebut ditutup sementara. Pihaknya pun langsung melakukan penyemprotan di toko milik yang bersangkutan. ”Toko milik yang bersangkutan ada dua, sudah kami tutup semua. Si ibu dan yang melayani di toko tersebut juga sudah dilakukan swab test hari ini (kemarin, red), termasuk seputaran kios dan petugas kami yang bertugas di sana,” ujarnya. Rencananya, Perumda PPJ bakal menutup sementara usai temuan kasus Covid-19 di Pasar Bogor itu. ”Setelah kejadian ini, kemungkinan kita akan tutup selama dua sampai tiga hari. Tujuannya untuk meminimalisasi kemungkinan adanya penyebaran. Kita juga akan lakukan penyemprotan di Pasar Bogor,” katanya. Muzakir mengungkapkan terdapat 20 orang yang disuspect melakukan kontak dengan pedagang yang ber-KTP Kabupaten Bogor itu. ”Total ada sekitar 20 orang yang dilakukan swab. Kita ambil yang seputaran kios tersebut,” sambungnya. Muzakir mengatakan, penutupan Pasar Bogor berlaku sampai Kamis (14/5) mendatang, dan hanya lantai satu saja. Sedangkan pasar-pasar lain sementara ini tetap jalan seperti biasa. ”Sampai Kamis saja. Hanya lantai satu Pasar Bogor. Pasar yang lain tetap jalan. Lantai satu Pasar Bogor itu campuran, kelontong 70 persen dan fesyen 30 persen,” ujarnya. Mantan ketua Hipmi Kota Bogor itu menambahkan, saat ditutup, semua bagian pasar itu akan dilakukan penyemprotan rutin sehari dua kali sembari menunggu hasil tes swab dari beberapa pedagang sekitar yang positif. ”Lantai satu semuanya tutup. Sterilkan lantai satu. Penyemprotan rutin sehari dua kali, sambil tunggu hasil swab beberapa pedagang sekitar yang positif yang tadi sudah di-swab,” ungkapnya. Setelah Pasar Bogor akan ditutup sementara lantaran pedagang pasar di pusat Kota Hujan itu ada yang dinyatakan positif Covid-19, pasar-pasar lain se-Kota Bogor pun tidak menutup kemungkinan bakal sama. Hal itu diungkapkan Wali Kota Bogor Bima Arya, bahwa tidak menutup kemungkinan pasar-pasar lain bakal terjadi seperti Pasar Bogor, di mana kedapatan pedagang terpapar Covid-19. ”Iya (nggak menutup kemungkinan itu, red), semua akan sama nanti,” katanya kepada Metropolitan. Ia mengakui Pasar Bogor akan ditutup sementara di semua bagian. Kecuali lantai dasar, di mana terdapat pedagang sembako, daging, sayuran hingga lainnya. Sektor usaha yang termasuk diperbolehkan. ”Yang ditutup, semua. Kalau lantai dasar kan boleh. Sembako, daging, sayur dan lainnya,” jelas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu. Bahkan, semua pasar se-Kota Bogor bakal dilakukan tes massal, seperti Pasar Bogor dan Pasar Kebonkembang yang sudah lebih dulu melakukan tes massal. ”Akan rutin. Setiap minggu lah, nanti Pasar Merdeka. Intinya semua akan dites karena kemungkinan itu tetap ada,” paparnya. Terpisah, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menambahkan, penutupan sementara juga bisa terjadi di Pasar Kebonkembang yang sudah melakukan tes massal terlebih dahulu. Penutupan sementara ’terpaksa’ dilakukan bila ada yang terpapar, untuk disemprot disinfektan dan penurunan risiko paparan. ”Kalau nanti hasil swab Pasar Kebonkembang ada yang positif, pasti kita lakukan penutupan sementara juga. Penutupan sementara itu untuk kita semprot disinfektan dan penurunan risiko paparan,” jelasnya. Sebelumnya, Staf Khusus Kepala BIN Mayor Jenderal (Purn) Neno Hermiano menjelaskan, rapid dan swab test yang dilakukan di Pasar Bogor karena adanya potensi penyebaran virus corona yang diakibatkan masih tingginya aktivitas di seputaran Pasar Bogor. ”Tujuannya untuk memutus rantai Covid. Ini kita merupakan gabungan dari BIN dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan juga Dinkes,” kata Neno usai meninjau langsung pelaksanaan tes di Jalan Bata, Pasar Bogor, Kecamatan Bogor Tengah. Sebelum dilakukan tes, spesimen terlebih dahulu dipindai suhunya secara otomatis. Untuk selanjutnya kemudian dilakukan rapid test. Dan apabila ada yang reaktif, langsung dilakukan tes menggunakan PCR atau swab test. ”Mudah-mudahan kita tidak mendapat positif (lagi, red), supaya kita merasa tenang melakukan kegiatan kita,” pungkasnya. (ogi/ryn/dil/d/mam/run)