Menjadi tentara bukanlah cita-cita bagi Emma Anita. Namun, nasib berkata lain. Perempuan berparas cantik yang merupakan atlet lari itu kini menjadi anggota TNI di kesatuan Angkatan Darat (AD). EMMA saat ini bertugas di Secapa Angkatan Darat Bandung. Ia bergabung di TNI AD berkat perekrutan melalui jalur atlet. Kisahnya itu dibagikan channel YouTube TRANS7 OFFICIAL. Dalam unggahan tersebut, Emma mengaku ’tak sengaja’ menjadi anggota TNI AD. Dulunya, Emma tak bercita-cita menjadi anggota TNI. Tetapi karena ada perekrutan jalur atlet, maka ia mencoba mendaftar. ”Awalnya sih sebetulnya bukan cita-cita saya jadi tentara. Tapi mungkin sudah jalannya. Saya ikutan tes, ternyata lolos,” kata Emma. ”Awalnya saya jadi tentara itu ikut-ikutan saja. Jadi waktu itu ada perekrutan atlet, dari atlet itu saya diajak sama rekan saya. Sudah daftar saja,” sambungnya. Emma mengaku awalnya tak mau jadi tentara. Tetapi ia mengikuti rekan-rekannya yang mendaftar TNI AD dan akhirnya lolos seleksi. ”Awalnya saya nggak mau, karena saya nggak mau jadi tentara. Ya sudah ikut-ikutan saja. Ternyata pas seleksi dari daerah, lolos, dipanggil ke pusat. Alhamdulillah lolos juga,” terangnya. Setelah lolos, Emma mengaku sempat akan mengundurkan diri saat seleksi. Hal itu lantaran dirinya tak percaya dan tak mau jadi tentara. ”Mau sempat mengundurkan diri karena memang nggak pede, nggak mau jadi tentara. Cuma karena didukung sama orang tua, sama rekan-rekan, sudah jadi tentara saja. Ya sudah akhirnya cobain-cobain, akhirnya lolos,” ujar Emma. Emma mengungkapkan momen saat ia merasa tak sanggup menjalani pendidikan militer. Berkat semangatnya, Emma mampu menyelesaikan pendidikan militernya sampai akhir. ”Pernah waktu pendidikan, kegiatan jasmani militer yang selama ini saya nggak pernah ngelakuin kayak longmarch atau hanmars. Itu kita jalan jauh tapi mengenakan senjata, ransel, helm. Itu jalan sekitar 18 km naik-turun gunung,” kata Emma. ”Awalnya tuh, duh nggak sanggup nih. Mau jalan itu sudah, jalan ke depan, ke samping dicobain. Ke belakang kalau ada tanjakan, tetap saja capek. Berhenti dulu. Senjata dipanggul, dijinjing, muter saja, tapi akhirnya finis juga,” pungkasnya. (mer/rez/run)