Sebagian masyarakat tentunya sudah tidak asing dengan nama Siti Nur Jazilah. Ia merupakan korban pasien pertama transplantasi wajah atau operasi face off di Indonesia. Saat ini Lisa kembali menjadi sorotan karena kini berbisnis perhiasan. SITI Nur Jazilah atau Lisa mengalami peristiwa nahas yang merusak wajahnya 16 tahun lalu. Pada 2004, Lisa disiram air keras oleh suaminya sendiri. Saat itu, dilaporkan bahwa Lisa tidak langsung menemui dokter untuk menyembuhkan wajahnya yang rusak hampir 90 persen. Sempat ditutupi selama beberapa tahun, suami akhirnya membawa Lisa ke RSUD Dr Soetomo, Surabaya, karena ia kesulitan bernapas akibat lubang hidung tertutup. Saat itu, ia mengaku disiram cairan pembersih lantai oleh temannya. Ketika melihat rusaknya wajah Lisa, dokter menawarkannya untuk dioperasi transplantasi wajah dengan teknik free flap. Kebetulan para dokter saat itu sedang mengembangkan metode tersebut dan semua biaya akan ditanggung rumah sakit. Operasi ’face off’ yang pertama kali dilakukan di Indonesia itu pun setidaknya dibantu 42 dokter dari berbagai bidang. Tentu operasi perombakan wajah tersebut tidak dapat selesai hanya dengan satu kali perawatan. Lisa butuh total 17 kali operasi untuk mendapatkan tampilan seperti sekarang. Ia pun dirawat selama tujuh tahun sebelum akhirnya dipulangkan pada 2014. Lisa mengaku mempelajari berbagai kemampuan selama dirawat di rumah sakit. Dibantu para dokter, Lisa diberi bahan untuk belajar keterampilan seperti menjahit hingga menyulam yang bisa jadi sumber mata pencaharian setelah dipulangkan nanti. Dari sekian banyak keterampilan, ternyata membuat perhiasan adalah sesuatu yang jadi minatnya. Selama di rumah sakit, wanita 36 tahun tersebut sudah mulai rajin membuat aksesori tapi tidak terlalu fokus karena masih ada operasi. Dua tahun setelah dipulangkan dari rumah sakit, ia pun akhirnya memulai keterampilan itu sebagai bisnis. Lisa Jewelry Handmade yang dirintisnya sejak 2016 pun kebanyakan menawarkan kalung dan bros dari bebatuan. Untuk desainnya, wanita yang kini tinggal di Surabaya tersebut mengaku menyesuaikan dengan material dan tren. Sebelum pandemi corona, Lisa sering memasarkan produknya di berbagai acara kedokteran hingga jadi langganan ibu-ibu pejabat. Lisa kembali jadi perbincangan karena dianggap sukses bangkit dari pengalaman buruknya. Ia pun mengaku kini kondisinya sudah jauh lebih baik. ”Keadaannya sudah jauh lebih baik. Secara sosialisasi juga sudah membaik karena aku sudah tinggal di luar (rumah sakit) lumayan jadi sudah terbiasa. Sekarang sih nggak begitu ada kesulitan,” kata Lisa. Lisa mengaku ingin jadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain. Ia pun ingin membuktikan bahwa jika kita bisa menggali potensi pasti akan menemukan kesuksesan. (dtk/rez/run)