Tradisi rebutan bangku di hari pertama sekolah pada ajaran baru 2020/2021 tampaknya tidak akan terjadi di Bogor. Sebab, masuknya wilayah Kota dan Kabupaten Bogor dalam status zona kuning memaksa siswa harus tetap belajar dari rumah atau jarak jauh. TRADISI itu memang acap kali terjadi saat hari pertama masuk sekolah. Para orang tua dan siswa pun rela berangkat lebih awal. Mereka bahkan rela mengantre di luar pagar sekolah hanya untuk mendapatkan bangku di posisi terdepan. Namun, tradisi itu diprediksi tidak akan terjadi pada tahun ini. Menyusul masih tingginya angka kasus pasien positif Covid-19 di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor. Alhasil, kedua wilayah dipaksa menerapkan model pembelajaran jarak jauh yang sejatinya sudah dilakukan tiga bulan terakhir. Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Evy Mulyani mengatakan, sistem pembelajaran jarak jauh masih menjadi pilihan utama pemerintah dalam menerapkan model pembelajaran tahun ajaran baru 2020/2021 bagi sekolah yang berada di zona merah dan kuning. ”Sering kali kita masih temukan kerancuan terkait tahun ajaran baru masih disamakan dengan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah. Saat ini model pembelajaran jarak jauh akan menjadi pilihan utama, sehingga bagi sebagian besar sekolah akan melanjutkan pembelajaran jarak jauh seperti yang sudah dilakukan tiga bulan terakhir,” kata Evy dalam keterangan tertulis yang diterima Metropolitan. Menurutnya, aktivitas dan tugas pembelajaran pada sistem pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan bervariasi disesuaikan minat siswa, serta akses atau fasilitas belajar di rumah. Pembelajaran jarak jauh ini hadir untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna tanpa harus membebani guru dan siswa dalam menyelesaikan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan. “Aktivitas dan tugas pembelajaran juga dapat bervariasi antarsiswa, kemudian disesuaikan juga dengan minat dan kondisi masing-masing. Termasuk juga mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas belajar di rumah,” ucapnya. Meskipun sampai saat ini masih ditemui sejumlah kendala dalam pembelajaran jarak jauh, Evy menyebut masih ada hal positif yang dapat diambil. Di antaranya tumbuhnya kolaborasi orang tua dengan guru. “Orang tua mulai melihat dan memahami bahwa tidak mudah menjadi seorang guru. Pada masa pandemi ini dibutuhkan keterlibatan langsung orang dalam proses pembelajaran,” imbuhnya. Sementara untuk pembukaan kembali sekolah, khususnya di wilayah zona hijau, akan dibahas Kemendikbud bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sedangkan protokol kesehatan di bidang pendidikan akan dibahas bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes). “Sekolah yang berada di zona hijau tidak langsung bisa dibuka secara otomatis, tetapi melalui prosedur izin syarat yang ketat. Misalnya sebuah sekolah berada di zona hijau, tetapi berdasarkan penilaian keseluruhan prosedur dan syarat, ternyata tidak layak untuk dibuka kembali. Tentu ini harus tetap menjalankan pendidikan jarak jauh,” ujarnya. Menanggapi hal itu, Kadisdik Kabupaten Bogor Entis Sutisna mengaku pihaknya sudah merumuskan skema pembelajaran pada tahun ajaran baru mendatang yang direncanakan bakal dimulai pada 13 Juli nanti, dengan menerapkan sistem zona plus ada skema ’sif’ bagi siswa. Namun adanya kebijakan hanya sekolah yang berada di zona hijau yang diperkenankan menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor kembali merumuskan sistem pembelajaran mengacu pada aturan perintah pusat tersebut. ”Drafnya sedang disusun, besok (hari ini, red) akan dibawa ke bupati untuk selanjutnya dibuat kebijakan,” kata Entis. Meski Kabupaten Bogor masuk status zona kuning, ia menyebut di beberapa desa atau kelurahan ada yang masuk zona hijau. Untuk itu, pihaknya mencoba menyesuaikan dengan beberapa skenario.”Ada skenario tiga zona kategori berbeda se-Kabupaten Bogor, di zona merah, zona oranye dan zona hijau. Tiap zona beda teknisnya. Tapi meskipun beda, pengetatan protokol kesehatan harus sama di semua wilayah. Zonasi itu berdasarkan rekomendasi dari Gugus Tugas Covid tingkat Kabupaten Bogor maupun Provinsi Jawa Barat,” ucapnya. Skenarionya, sambung Entis, pembelajaran di sekolah wilayah pada zona hijau boleh jadi bakal full seperti biasa, dengan protokol kesehatan. Namun hal berbeda bakal diterapkan di zona merah atau oranye. ”Pembelajarannya berbeda. Untuk zona oranye, apalagi yang zona merah, ya bisa kita sif. Durasi belajar dikurangi. Dalam satu minggu itu anak bisa belajar dengan skema tiga hari tatap muka dengan guru, tiga hari secara daring,” ujar mantan camat Ciampea itu. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bogor Fahrudin membenarkan pada tahun ajaran baru nanti pembelajaran jarak jauh tetap menjadi prioritas pihaknya, sesuai arahan Kemendikbud. Bahkan Kemendikbud telah merekomendasikan 23 laman yang bisa digunakan peserta didik sebagai sumber belajar sistem pembelajaran jarak jauh. “Benar, pembelajaran jarak jauh masih menjadi prioritas kami,” singkatnya. (ogi/ryn/c/rez/run)