Dua pekan sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional Parsial diterapkan, kawasan Puncak kembali dipenuhi wisatawan dari berbagai daerah. Meski sebagian besar lokasi wisata belum beroperasi, daya tarik Puncak sebagai kawasan wisata, terkhusus bagi warga Jadetabek, tak pernah surut. PADAHAL, ancaman penyebaran Covid-19 di kawasan Puncak bisa saja terjadi lantaran memicu kerumunan. Terbukti, dari dua hari rapid test massal yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) bersama pemerintah daerah di kawasan Puncak pada Sabtu-Minggu (20-21/6), puluhan wisatawan yang dites terbukti reaktif virus corona. Untuk Kabupaten Bogor, ada empat lokasi tes massal bagi pengendara, yakni kawasan Masjid At-Ta’awun, taman wisata Gunung Mas, Pos Simpang Gadog pada Sabtu (20/6), dan kawasan Taman Wisata Matahari (TWM) pada Minggu (21/6). Jika ditotal, tak kurang dari 1.221 orang dilakukan rapid test dengan hasil 56 wisatawan dinyatakan reaktif positif. ”Rinciannya untuk akhir kegiatan rapid test di TWM, hari ini (kemarin, red) ada 445 orang diperiksa. Hasilnya 47 orang dinyatakan reaktif, 398 orang nonreaktif. Kita lakukan swab dan putar balik. Sasarannya memang wisatawan luar Bogor, dari Jakarta, lainnya,” kata Bupati Bogor Ade Yasin. Dari jumlah itu, jelasnya, tujuh orang belum di-swab test dan baru akan dilakukan Senin (22/6) di Puskesmas Cisarua. ”Nanti kita lengkapi peralatan dari Dinkes (Dinas Kesehatan, red),” ucap Politisi PPP itu. Ia menyebut Puncak mulai dipenuhi wisatawan sejak PSBB Proporsional Parsial diterapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Padahal, sebagian besar tempat wisata belum beroperasi normal. Belum lagi banyaknya jalan ’tikus’ menuju kawasan Puncak, sehingga wisatawan bisa menghindari petugas yang berjaga di jalur utama. ”Arah Puncak banyak jalan ‘tikus’-nya. Dimanfaatkan pengendara motor. Harus ada tindakan sanksi bagi pelanggar Perbup 35 Tahun 2020,” tegasnya. Sehari sebelumnya, dari empat lokasi tes, ada 776 orang yang dilakukan rapid test. Hasilnya sembilan orang dinyatakan reaktif dan mesti dites swab serta diarahkan untuk putar balik ke tempat tinggal. ”Dari sembilan reaktif itu, sebagian besar warga Jakarta,” ungkap Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah. Ia menjelaskan, tes massal yang dilakukan bersama Pemprov Jabar itu dilaksanakan di tiga tempat, yakni Masjid At-Ta’awun, Gunung Mas dan Pos Simpang Gadog. Perempuan yang juga kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor itu memerinci untuk tes rapid di Masjid At-Ta’awun ada 200 orang yang dites, dengan enam orang dinyatakan reaktif. Lalu di kawasan Gunung Mas ada 252 orang yang dites, dengan tiga wisatawan dinyatakan positif reaktif. ”Sedangkan di Pos Gado ada 324 orang yang dites rapid, hasilnya nihil yang reaktif,” bebernya. Sementara itu, Koordinator Tim Penghubung dari Divisi Analis Kesehatan Pelacakan Pemeriksaan (PPM) Pemprov Jabar, Dedi Supriadi, menyebut warga yang reaktif tersebut merupakan bagian dari wisatawan yang dipilih secara acak. Terutama prioritas kendaraan berpelat nomor B (Jadetabek) yang mengarah ke Puncak. ”Kita fokusnya ke kendaran berpelat B dan KTP luar Jabar. Rata-rata memang orang Jakarta,” katanya. Operasi gabungan ini menyasar wisatawan yang berkunjung ke Puncak, Bogor, untuk dilakukan rapid test maupun swab. Pemprov Jabar pun menyiapkan 2.000 alat rapid test dan 500 alat tes swab yang dilaksanakan dua hari. (ryn/c/rez/run)