Jika biasanya bambu kerap dijadikan peralatan rumah tangga, seorang pria asal Cibinong justru berhasil menyulapnya jadi sepeda unik dan berkarakter. Sepeda bambu. Ya, di tangan Jatnika, batangan bambu itu dirakit menjadi sepeda modis yang tak kalah keren dengan sepeda pada umumnya. Sampai hasil rakitannya terkenal di pasar Asia. Di bengkel kerajinan bambu milik Jatnika, pengunjung dapat melihat langsung proses produksi yang dilakukan. Ada yang dirakit menjadi mebel, kursi juga sepeda. Di tempatnya produksi, ada berbagai jenis bambu yang bisa dipilih sebagai bahan baku. Jatnika mengaku bambu-bambu itu didatangkan dari pelosok Nusantara. ”Kami punya 41 jenis bambu berbeda. Jadi setiap bambu memiliki karakteristik dan peruntukan yang berbeda-beda, tergantung kita mau buat apa,” katanya kepada Metropolitan. Salah satu produksi andalannya yakni sepeda bambu yang penjualannya sudah menembus pasar Asia. Kadang Jatnika juga menerima pesanan furnitur dan peralatan rumah tangga dan alat musik. ”Pemasaran kita hampir rata di seluruh Tanah Air. Bahkan sudah tembus ke 26 negara di Asia seperti Jepang, Malaysia, China, Korea dan negara Asia lainnya,” ujarnya. Jatnika bercerita, untuk menyelesaikan satu produk kerajinan, pihaknya mampu menyelesaikannya dalam kurun waktu satu pekan hingga satu bulan. Tergantung tingkat kesulitan dan jenis kerajinannya. Bahkan, menurut Jatnika, untuk mendapatkan bambu berkualitas, ia tak bisa asal menebang pohonnya. “Tidak sembarang, ada waktu khusus. Waktu bagus untuk menebang bambu itu mulai Mei hingga September. Kalau selain itu, kualitas bambunya kurang bagus,” bebernya. Untuk harga satuan produk kerajinan bambu yang dibuatnya, Jatnika mematok harga beragam. Tergantung produk yang dipesan, tingkat kesulitan, hingga kualitas bahan bambu yang digunakan. Untuk kualitas produk dan bahan sederhana, biasanya Jatnika memasang harga Rp500 ribu hingga Rp1 juta untuk satu produk. Untuk kualitas istimewa Rp1 juta hingga Rp3 juta.”Tapi kembali lagi kepada jenis kerajinan yang dipesan. Yang jelas, pembeli bisa memesan sesuai dengan kualitas bahan baku yang kita gunakan,” paparnya. Tak hanya itu, Jatnika juga menyediakan layanan bagi pembeli yang memang menyukai barang langka. Biasanya kerajinan tersebut dibuatnya dengan bambu berkualitas nomor wahid. ”Istilahnya barang limited dan unik. Biasanya kita membuat kerajinannya dari jenis kayu langka dan istimewa. Bahkan karena saking langkanya, kita hanya produksi satu dan tidak bisa kita perbanyak,” ceritanya. Untuk satu produk limited dan unik, biasanya Jatnika memasang harga mulai dari Rp5 juta hingga Rp20 juta untuk satu produk. Tergantung jenis kerajinan yang dipesan. Untuk satu unit sepeda bambu yang merupakan produk andalannya, rumah produksi yang sudah berdiri sejak 76 itu memasang harga Rp10 juta untuk setiap unitnya. ”Kalau harga sepeda, kita jual di kisaran Rp10 juta, kalau frame-nya saja Rp5 juta. Dan ini paling laris di pasaran, baik lokal maupun internasional. Karena mungkin tergolong unik,” ungkapnya. Jatnika berharap produk buah tangan yang dihasilkannya bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Khususnya dalam seni kerajinan dari bambu. ”Harapan di tahun ini tentu kita ingin lebih baik dari tahun sebelumnya. Kalau saat ini kita distribusikan di 26 negara, semoga di tahun mendatang bisa bertambah dan penjualannya bisa terus meningkat,” tutupnya. (ogi/c/feb/run)