Minggu, 21 Desember 2025

Bogor Siap Berlakukan Uji Coba New Normal

- Rabu, 1 Juli 2020 | 09:56 WIB

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana melakukan uji coba New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di wilayahnya. Keputusan itu diambil menyusul diizinkannya Kota Hujan menerapkan New Normal oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil. KEPASTIAN itu disampaikan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. Ia mengaku uji coba New Normal akan dila­kukan setelah evaluasi pada Kamis (2/7). Meski saat ini Kota Bogor masuk zona ora­nye. ”Tetapi uji coba New Normal sudah boleh. Kan kata Gu­bernur sudah boleh, tetapi menunggu hasil kajian epi­demiologi,” kata pria yang juga ketua Gugus Tugas Per­cepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor itu. Dedie menyebut ada delapan surat edaran yang sudah di­siapkan Gugus Tugas Kota Bogor yang akan dijadikan acuan untuk melakukan uji coba AKB. Surat edaran itu akan ditujukan kepada dela­pan sektor kegiatan usaha atau sarana umum, di antaranya pusat perbelanjaan/mal, ho­tel, sarana olahraga, event organizer/jasa pertunjukan, stasiun/terminal, tempat wi­sata, tempat kecantikan/salon dan jasa ekonomi kreatif. ”Apa saja yang harus disiap­kan, yaitu ada delapan surat edaran terkait dengan opera­sional beberapa sektor yang harus disiapkan. Jadi kemun­gkinan kita akan memasuki uji coba AKB. Tetapi kita menunggu hasil evaluasi tang­gal 2,” ucapnya. Dedie menjelaskan, berda­sarkan data dari Gugus Tugas Nasional, daerah Kota Bogor saat ini masuk kategori zona oranye atau mendekati merah. Meski demikian, Dedie ber­harap kondisi Kota Bogor segera aman agar bisa mela­kukan uji coba AKB. ”Kalau dari Gugus Tugas Nasional, kita (Kota Bogor, red) masuk di zona oranye, bukan kuning lagi. Oranye itu mendekati merah. Tetapi uji coba New Normal sudah bo­leh, kan kata Gubernur sudah boleh. Tetapi menunggu ha­sil kajian epidemiologi,” im­buhnya. Dedie berharap pada masa uji coba AKB nanti pengetatan protokol kesehatan harus te­tap dilaksanakan. Sebab, ber­dasarkan kajian pakar epide­miologi terbaru, puncak pandemi di Kota Bogor akan terjadi pada Januari 2021. Bahkan prediksinya jumlah kasus positif corona bisa men­capai 72 ribu kasus. ”Itu kan tetap namanya itu prediksi (puncak epidemio­logi, red). Makanya protokol kesehatan harus masif, jangan sepotong-sepotong. Masyara­kat harus dukung, harus di­gerakkan. Kalau kita tidak hati-hati, kalau kita gegabah, nanti prediksi yang menya­takan akhir 2020 sampai awal 2021 sebagai puncak pan­demi akan terjadi,” bebernya. Nah, bagaimana caranya kita menghindari itu, kan gitu. Berbagai cara kan disam­paikan tadi, di antaranya beli PCR, tes masif, supaya kita membuat prediksi itu tidak terjadi,” ujar Dedie. Sebelumnya Ketua Depar­temen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Uni­versitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunus Miko Wahyono, menilai penerapan era kenor­malan baru atau New Normal sudah dapat dilakukan di Kota Bogor. Sebab, penam­bahan pasien positif Covid-19 di Bogor sudah berada di ba­wah sepuluh kasus. ”Jadi Kota Bogor yang paling aman, pernah nol (kasus, red) dalam satu minggu. Kemu­dian naik lima atau di bawah sepuluh,” kata Miko dalam diskusi online bertajuk ‘New Normal Are You Ready?’, Sa­btu (6/6). Miko yang mengaku men­jadi bagian dalam tim ahli penanganan Covid-19 untuk Kota Bogor dan Kota Depok itu menilai jika penambahan kasus baru di kota tersebut masih di atas sepuluh orang maka belum aman untuk diterapkan New Normal. ”Jadi saya sarankan untuk dibuka bertahap. Jadi mulai dari paling aman, (aktivitas, red) pegawai negeri buka dulu,” tandasnya. (dtk/kom/ogi/b/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X