Senin, 22 Desember 2025

Sempat Ditolak, Kenal lewat Pencarian Jodoh

- Jumat, 3 Juli 2020 | 08:40 WIB

Usaha tak pernah mengkhianati hasil. Perumpamaan itu menggambarkan perjuangan Hikmat, penyandang disabilitas tunadaksa dalam mengejar cinta. Di tengah kekurangannya, pria asal Sukabumi itu bisa memperjuangkan pasangan hidupnya hingga menikahi Fatul Hikmah. KISAHNYA ini viral di media sosial (medsos) Twitter. Di ma­na, kisah asmara Himat dengan perempuan asal Pekalongan, Jawa Tengah, itu menjadi kisah inspiratif bagi warganet. Hikmat dan Hikmah telah melangsungkan pernikahan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Rabu (17/6). ­ Keduanya saling mengenal sejak November 2019 melalui aplikasi pencarian jodoh. Saat mengajak menikah, Hikmat sempat mendapat penolakan dari pihak keluarga istrinya. Namun, ia tak putus asa hing­ga mendatangi rumah orang tua Hikmah. ”Kita nggak ada istilah pacaran, akhirnya bu­lan Desember mengajak nikah. Dia bilang awalnya nggak mau karena mau kuliah dulu,” kata Hikmat. ”Kalau kuliah dulu, aku pikir kelamaan. Akhirnya dia beru­bah pikiran dan minta izin dulu pada ibunya,” ucapnya. ”Setelah ibu dan bapaknya setuju, nggak ada keraguan, akhirnya kita menikah,” sam­bungnya. Hikmat yang berpro­fesi sebagai guru di SLB Batang itu mengaku mengalami ba­nyak perubahan setelah me­nikahi Hikmah. Sang istri sel­alu menyiapkan segala kebu­tuhan khususnya hingga meng­ingatkan untuk beribadah. Ia pun bersyukur saat ini dirinya bisa merasakan tu­juan hidupnya. ”Kehidupan setelah menikah banyak se­kali perubahan. Sekarang kita sama-sama mengingatkan salat,” imbuhnya. ”Pagi-pagi baju saya disiap­kan, saya dimasakin. Sebe­narnya dia (istri, red) baru belajar masak,” tuturnya. ”Alhamdulillah saya merasa­kan indahnya pernikahan, lebih jelas tujuan hidup saya,” lanjut Hikmat. Ia juga mengaku bisa men­jadi seorang suami sekaligus teman bagi sang istri. Sehing­ga tujuan keduanya menjadi pasangan hidup akan tercapai. ”Setiap hari saya sering dis­kusi bagaimana tujuan rumah tangga itu,” ungkapnya. ”Me­mang orientasi kita menjadi partner hidup, dan saya bisa menjadi seorang teman dan kadang jadi seorang bapak,” sambungnya. Ia menyebut Hikmah pun telah memahami kebutuhannya sebagai penyandang disabilitas tunadaksa. ”Meskipun kami baru kenal sebentar, dari bulan November sampai sekarang, tapi dia sudah tahu betul kebu­tuhan saya itu apa. Terutama kebutuhan saya itu apa,” katanya. ”Menyiapkan sarung tangan, menjaga berat badan saya, dia sangat perhatian,” tandas Hikmat. (tib/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X