Senin, 22 Desember 2025

Limbah Plastik Disulap Jadi Solar

- Rabu, 22 Juli 2020 | 09:19 WIB

Satuan Tugas (Satgas) Sungai Citarum yang tergabung dalam Sektor 6 Citarum Harum membuat terobosan inovatif. Mereka mengolah limbah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kegiatan tersebut dilakukan demi mengembalikan fungsi Sungai Citarum. TIM Sektor 6 mengubah beragam limbah plastik men­jadi bahan bakar siap guna. Ada beragam jenis bahan ba­kar yang mereka buat dari limbah sungai. Di Posko Sektor 6 Citarum Harum, Bojong Soang, Kabu­paten Bandung. Terlihat se­buah tungku pembakar ter­simpan dalam sebuah ruang khusus. Bila dilihat dari luar, terlihat cerobong asap khusus pembuangan sisa pembakaran plastik. Cerobong tersebut dimaksudkan untuk membu­ang racun yang dihasilkan dari pembakaran sampah. Di dalamnya tersimpan ruang khusus untuk mengolah plas­tik menjadi minyak tanah, solar dan bio solar, hasil olahan dari limbah. Kasi Penmedlek Pendam III/Siliwangi Mayor Kav Susanto mengatakan, alat tersebut merupakan pembe­rian langsung dari Kodam III Siliwangi sebagai solusi pen­guraian sampah. Mengingat jumlah sampah menumpuk di wilayah kerja Sektor 6 Sung­ai Citarum. ”Alat pembakar plastik ini diberikan Kodam III Siliwangi. Karena menurut beliau awal­nya plastik banyak menumpuk di sini, sehingga memberikan alat ini ke Sektor 6 untuk men­golah sampah plastik men­jadi beberapa jenis bahan bakar,” kata Susanto, beberapa waktu lalu. Menurut Mayor Susanto, cara pengolahan sampah plas­tik menjadi bahan bakar ter­sebut cukup sederhana. Mula-mula sampah plastik disortir untuk dipisahkan an­tara yang kering dengan basah. Setelah itu sampah ditimbang hingga menyentuh angka 15 hingga 20 kilogram. Lalu sam­pah tersebut dimasukkan da­lam tungku pemasak. Pemasakan sampah memer­lukan waktu sekitar tiga jam dengan panas suhu hingga menyentuh angka 300-360 derajat celsius. Sampah yang terbakar akan meleleh dan ditampung ke sebuah tangka sebagai bahan ekstrasi dari plastik. ”Sampah yang berasal dari subsektor-subsektor plastik tersebut kemudian dimasuk­kan dalam tungku hingga me­menuhi ruang pembakaran, lalu ditutup hingga kedap udara. Biasanya sampah plas­tik yang dibakar juga ada yang berasal dari warga,” tuturnya. Sebelumnya pada 2019 lalu, Satgas Citarum melalui Sektor 2-nya juga pernah membuat terobosan. Mereka mengolah sampah plastik menjadi produk batako pengeras jalan setapak (pavling block, red). Saat itu bahan baku utama yang dipakai adalah plastik berjenis kantong kresek, yang dianggap memiliki daya tahan yang lebih kuat. Menurut As­hari, selaku petugas dari Satgas Citarum Sektor 2 menjelaskan, untuk membuat satu buah paving block hanya membu­tuhkan 1 kilogram limbah plastik kresek. Selanjutnya kantong kresek yang tidak memiliki nilai jual tersebut dilebur dengan cara dipanaskan hingga mencair. Setelah itu dicampurkan bahan baku pa­sir dalam sebuah mesin seba­gai pemberat. Ia menambah­kan, beberapa instansi di Bandung telah memanfaatkan produk paving block tersebut. Salah satunya pengerjaan di sekitar Gedung Pemkab Bandung. (mer/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X