METROPOLITAN - Skytrain atau APMS (Automatic People Mover System) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) bakal sepenuhnya dioperasikan tanpa masinis. Sistem operasi yang mengusung teknologi CBTC (Communication-Based Train Control) tersebut mulai diujicobakan. Proses uji coba disaksikan langsung Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material BPPT Eniya Listiani Dewi didampingi Direktur Operasi I PT Len Industri (Persero) Linus Andor M Sijabat. Sistem CBTC memungkinkan APMS KA layang (Skytrain) tersebut akan menjadi moda transportasi kereta full driverless (tanpa masinis, red) pertama di Indonesia yang dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan keandalan bagi para penumpang di bandara. Eniya meninjau ruang Operation Control Center (OCC) untuk memantau uji ketahanan (endurance test) operasi driverless APMS KA layang yang sedang menjalankan empat train set KA layang secara otomatis dari terminal T1 ke terminal T3 dan sebaliknya secara looping terus menerus dan melihat peralatan trackside CBTC di ER (Equipment Room). ”Tim BPPT membantu audit dari sistem perkeretaapian di KA layang ini. Kita sudah melihat performa, sistem, dan seluruh aspek. Selama 14 bulan, kita cek dan kali ini kita sudah memastikan semua bergerak dengan baik,” jelas Eniya seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (21/7). Eniya berharap agar sistem Automatic Train Operation (ATO) dan Automatic Train Protection (ATP) Len bisa diterapkan di semua lintasan perkeretaapian. Ia juga berharap Indonesia bisa lebih maju karena semua sudah bisa di-handle tenaga lokal di Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, Linus Andor menjelaskan, setelah audit ini mendapatkan rekomendasi dari BPPT, selanjutnya akan dilanjutkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan. ”APMS KA layang Bandara Soekarno Hatta akan menjadi moda kereta full driverless pertama di Indonesia yang memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara,” tuturnya. (*/feb/run)