Senin, 22 Desember 2025

‘Kandang Banteng’ Dibom

- Rabu, 29 Juli 2020 | 10:10 WIB

Keheningan Kampung Suka­birus, RT 02/06, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, mendadak ramai, kemarin pagi. Kantor PAC PDIP Mega­mendung, sekaligus kediaman Wakil Ketua Bidang Polhukam DPC PDIP Kabupaten Bogor Rosenfield, itu diteror bom molotov oleh orang tak dikenal. INFORMASI yang dihimpun Metropolitan, pelemparan bom molotov terhadap kantor yang notabenenya disebut ‘Kandang Banteng’ itu ter­jadi sekitar pukul 02:37 WIB. Namun, pemilik rumah baru menyadari kejadian tersebut sekitar pukul 05:00 WIB. ”Iya tadi pagi ada yang lempar tiga bom molotov,” kata Ro­senfield kepada Metropolitan, kemarin. Ia mengaku tidak menya­dari awal mula adanya aksi pelemparan tersebut. Rosen­field baru menyadarinya saat hendak keluar rumah. Ia me­lihat kaca depan rumah yang semula bening berubah hitam pekat. Setelah diperhatikan seksama, ternyata kaca terse­but retak dan terdapat bekas terbakar. ”Di situ juga ada serpihan kaca dari botol yang diduga bom molotov,” ujarnya. Ia pun langsung bergegas mendatangi kediaman adiknya yang berada di sebelah ru­mahnya. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata titik ke­bakaran juga ada di pintu garasi dan di mobil yang tengah parkir di samping rumah. ”Kalau dilihat dari CCTV (kamera pengawas, red) yang ada di rumah adik saya, pe­lemparan itu terjadi sekitar pukul 02:37 WIB,” terangnya. “Bom hanya mengenai kaca rumah, bagian belakang mo­bil yang terparkir di garasi dan membakar tembok bangunan,” sambung Rosenfield. Setelah memastikan keja­dian tersebut, ia dan adiknya langsung melapor ke kepoli­sian. Tak lama berselang, aparat pun datang ke kedia­mannya sekitar pukul 07:00 WIB dan langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perka­ra (TKP). Ia menyebut ada dua unit petugas yang datang, yakni Brimob dan Unit Reskrim Polsek Megamendung. Namun hingga olah TKP selesai dila­kukan, tidak ada pihak kepo­lisian yang mau memberi komentar. ”Langsung saja ke Kapolsek,” ujar Kanit Reskrim Polsek Megamendung, Iptu Sutopo Pranolo. Atas kejadian itu, kantor PAC PDIP Megamendung itu di­jaga ketat petugas kepolisian. Sedikitnya ada 15 anggota polisi yang berjaga di lokasi kejadian. “Infonya 15 ang­gota Brimob yang berjaga di sini sampai besok (hari ini, red),” kata Rosenfield. Sementara itu, kader PDIP yang sempat memadati lo­kasi kejadian berangsur mem­bubarkan diri. Namun, garis polisi masih melintang memu­tari rumah bertembok merah pudar tersebut. “Kader sudah diperintahkan pulang semua. Kita serahkan saja kepada pihak kepolisian,” ucapnya. Ia mengaku petugas kepo­lisian pun sudah melakukan olah TKP dan mengamankan beberapa alat bukti, salah satunya rekaman CCTV. “Iya tadi yang diamankan rekaman CCTV dan serpihan dari botol yang mirip botol soda. Kalau jumlah pelaku, saya tidak tahu. Soalnya CCTV langsung diamanin polisi,” bebernya. Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kom­bes Saptono Erlangga Waski­toroso membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia juga mengaku saat ini pihaknya masih melakukan penyelidi­kan. ”Benar telah terjadi pe­lemparan bom molotov di kantor PAC PDIP Kecamatan Megamendung, Bogor,” kata Saptono Erlangga Waskito­roso. ”Kita masih mendalami, dari Polres Bogor masih mengecek. Tentunya kita melakukan juga pemeriksaan kepada pemilik rumah,” ujar­nya seraya belum mengetahui motif aksi teror tersebut. Di sisi lain, buntut teror bom molotov yang menyasar ‘Kan­dang Banteng’ di Kabupaten Bogor itu mengundang per­hatian Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono. Ia men­desak kepolisian mengusut tuntas kasus tesebut. ”Atas peristiwa tersebut, DPD PDIP Jawa Barat mengutuk keras dan meminta pihak kepoli­sian memproses hukum ter­hadap pelaku,” tegas Ono dalam siaran persnya. Selain itu, Ono juga me­minta seluruh kader partai tidak terpancing dan meny­erahkan semuanya kepada pihak kepolisian. Bahkan, ia mengaku membuka ruang dialog kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendis­kusikan masalah tersebut agar tidak ada lagi kejadian seru­pa. ”PDIP Jawa Barat selalu membuka ruang dialog ke­pada pihak mana pun untuk mendiskusikan masalah-masalah rakyat untuk disele­saikan. Sehingga tidak ada masalah satu pun yang tidak bisa diselesaikan. Dan diha­rapkan tidak ada kejadian kekerasan serupa lagi ke de­pannya,” harapnya. Untuk diketahui, partai ber­lambang banteng moncong putih itu baru saja mempe­ringati Peristiwa Kudatuli, yang merupakan penyerangan dan perebutan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 27 Juli 1996, Senin (27/7). Ono mengaku partainya saat ini tengah mengalami se­rangan dan teror terus-me­nerus pasca-pembakaran bendera partai saat demo penolakan RUU HIP. ”Mudah-mudahan semuanya bisa segera terselesaikan,” harap­nya. Sementara itu, Ketua PAC PDIP Megamendung Darius mengaku tidak memiliki ge­sekan eksternal imbas teror bom molotov ini. ”Kita hu­bungan baik dengan seluruh pengurus partai yang ada di sini. Nggak ada gesekan kok,” kata Darius, kemarin. Darius juga menilai kon­disi politik di wilayah Mega­mendung sejauh ini kondusif. Hubungan dengan partai oposisi juga terjaga meski sempat berbeda pilihan ke­tika pilkada dan pemilu silam. ”Megamendung kondusif. Tapi nggak tahu kalau nasio­nalnya atau bagaimana, nggak tahu. Di PAC tidak pernah ada persoalan,” ujarnya. Ia juga menyebut kurang lebih 200 kader PAC PDIP Megamendung tidak ada yang memiliki masalah eksternal. ”Mereka semua aman kok, agenda politik juga sejauh ini tidak ada,” tegasnya. Darius mengaku pihaknya juga sudah meminta seluruh anggota PAC PDIP Megamen­dung agar menjaga diri dan tidak terprovokasi. ”Sudah dapat arahan dari pusat, kalau semuanya diserahkan saja kepada pihak berwajib. Seluruh kader juga diminta menahan diri agar tidak terprovokasi,” pungkasnya. (dil/d/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X