Keheningan Kampung Sukabirus, RT 02/06, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, mendadak ramai, kemarin pagi. Kantor PAC PDIP Megamendung, sekaligus kediaman Wakil Ketua Bidang Polhukam DPC PDIP Kabupaten Bogor Rosenfield, itu diteror bom molotov oleh orang tak dikenal. INFORMASI yang dihimpun Metropolitan, pelemparan bom molotov terhadap kantor yang notabenenya disebut ‘Kandang Banteng’ itu terjadi sekitar pukul 02:37 WIB. Namun, pemilik rumah baru menyadari kejadian tersebut sekitar pukul 05:00 WIB. ”Iya tadi pagi ada yang lempar tiga bom molotov,” kata Rosenfield kepada Metropolitan, kemarin. Ia mengaku tidak menyadari awal mula adanya aksi pelemparan tersebut. Rosenfield baru menyadarinya saat hendak keluar rumah. Ia melihat kaca depan rumah yang semula bening berubah hitam pekat. Setelah diperhatikan seksama, ternyata kaca tersebut retak dan terdapat bekas terbakar. ”Di situ juga ada serpihan kaca dari botol yang diduga bom molotov,” ujarnya. Ia pun langsung bergegas mendatangi kediaman adiknya yang berada di sebelah rumahnya. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata titik kebakaran juga ada di pintu garasi dan di mobil yang tengah parkir di samping rumah. ”Kalau dilihat dari CCTV (kamera pengawas, red) yang ada di rumah adik saya, pelemparan itu terjadi sekitar pukul 02:37 WIB,” terangnya. “Bom hanya mengenai kaca rumah, bagian belakang mobil yang terparkir di garasi dan membakar tembok bangunan,” sambung Rosenfield. Setelah memastikan kejadian tersebut, ia dan adiknya langsung melapor ke kepolisian. Tak lama berselang, aparat pun datang ke kediamannya sekitar pukul 07:00 WIB dan langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Ia menyebut ada dua unit petugas yang datang, yakni Brimob dan Unit Reskrim Polsek Megamendung. Namun hingga olah TKP selesai dilakukan, tidak ada pihak kepolisian yang mau memberi komentar. ”Langsung saja ke Kapolsek,” ujar Kanit Reskrim Polsek Megamendung, Iptu Sutopo Pranolo. Atas kejadian itu, kantor PAC PDIP Megamendung itu dijaga ketat petugas kepolisian. Sedikitnya ada 15 anggota polisi yang berjaga di lokasi kejadian. “Infonya 15 anggota Brimob yang berjaga di sini sampai besok (hari ini, red),” kata Rosenfield. Sementara itu, kader PDIP yang sempat memadati lokasi kejadian berangsur membubarkan diri. Namun, garis polisi masih melintang memutari rumah bertembok merah pudar tersebut. “Kader sudah diperintahkan pulang semua. Kita serahkan saja kepada pihak kepolisian,” ucapnya. Ia mengaku petugas kepolisian pun sudah melakukan olah TKP dan mengamankan beberapa alat bukti, salah satunya rekaman CCTV. “Iya tadi yang diamankan rekaman CCTV dan serpihan dari botol yang mirip botol soda. Kalau jumlah pelaku, saya tidak tahu. Soalnya CCTV langsung diamanin polisi,” bebernya. Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Saptono Erlangga Waskitoroso membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia juga mengaku saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. ”Benar telah terjadi pelemparan bom molotov di kantor PAC PDIP Kecamatan Megamendung, Bogor,” kata Saptono Erlangga Waskitoroso. ”Kita masih mendalami, dari Polres Bogor masih mengecek. Tentunya kita melakukan juga pemeriksaan kepada pemilik rumah,” ujarnya seraya belum mengetahui motif aksi teror tersebut. Di sisi lain, buntut teror bom molotov yang menyasar ‘Kandang Banteng’ di Kabupaten Bogor itu mengundang perhatian Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono. Ia mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus tesebut. ”Atas peristiwa tersebut, DPD PDIP Jawa Barat mengutuk keras dan meminta pihak kepolisian memproses hukum terhadap pelaku,” tegas Ono dalam siaran persnya. Selain itu, Ono juga meminta seluruh kader partai tidak terpancing dan menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian. Bahkan, ia mengaku membuka ruang dialog kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendiskusikan masalah tersebut agar tidak ada lagi kejadian serupa. ”PDIP Jawa Barat selalu membuka ruang dialog kepada pihak mana pun untuk mendiskusikan masalah-masalah rakyat untuk diselesaikan. Sehingga tidak ada masalah satu pun yang tidak bisa diselesaikan. Dan diharapkan tidak ada kejadian kekerasan serupa lagi ke depannya,” harapnya. Untuk diketahui, partai berlambang banteng moncong putih itu baru saja memperingati Peristiwa Kudatuli, yang merupakan penyerangan dan perebutan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 27 Juli 1996, Senin (27/7). Ono mengaku partainya saat ini tengah mengalami serangan dan teror terus-menerus pasca-pembakaran bendera partai saat demo penolakan RUU HIP. ”Mudah-mudahan semuanya bisa segera terselesaikan,” harapnya. Sementara itu, Ketua PAC PDIP Megamendung Darius mengaku tidak memiliki gesekan eksternal imbas teror bom molotov ini. ”Kita hubungan baik dengan seluruh pengurus partai yang ada di sini. Nggak ada gesekan kok,” kata Darius, kemarin. Darius juga menilai kondisi politik di wilayah Megamendung sejauh ini kondusif. Hubungan dengan partai oposisi juga terjaga meski sempat berbeda pilihan ketika pilkada dan pemilu silam. ”Megamendung kondusif. Tapi nggak tahu kalau nasionalnya atau bagaimana, nggak tahu. Di PAC tidak pernah ada persoalan,” ujarnya. Ia juga menyebut kurang lebih 200 kader PAC PDIP Megamendung tidak ada yang memiliki masalah eksternal. ”Mereka semua aman kok, agenda politik juga sejauh ini tidak ada,” tegasnya. Darius mengaku pihaknya juga sudah meminta seluruh anggota PAC PDIP Megamendung agar menjaga diri dan tidak terprovokasi. ”Sudah dapat arahan dari pusat, kalau semuanya diserahkan saja kepada pihak berwajib. Seluruh kader juga diminta menahan diri agar tidak terprovokasi,” pungkasnya. (dil/d/rez/run)