Penyebaran virus corona di Kota Bogor terhitung masih tinggi. Teranyar, ada dua penambahan kasus baru dari klaster rumah makan dan fasilitas kesehatan di Kota Bogor. Sebanyak 18 orang dinyatakan positif dan satu di antaranya meninggal dunia. Klaster rumah makan itu terjadi di Restoran Bahrein di Jalan Pandawa Raya, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara. Delapan orang dinyatakan positif corona. Satu di antaranya meninggal dunia, yakni sang pemilik restoran, Kemas Musthofa Syafiq bin Kemas Syafiq. Kemas Musthofa Syafiq bin Kemas Syafiq meninggal saat terpapar Covid-19, Sabtu (1/8) pukul 20:15 WIB, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Azra, yang kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor. “Iya, tadi pagi pemilik (restoran, red) meninggal di RSUD Kota Bogor,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim. Ia menyebut almarhum dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil swab test pada Selasa (21/7). Adanya temuan kasus baru ini membuat Tim Gugus Tugas melakukan tracking dan mengambil sampel dahak dengan metode PCR. Dari hasil tes usap, ternyata diketahui beberapa anggota keluarga dinyatakan positif Covid-19. ”Setelah swab test keluar, bertambah tujuh orang dari keluarga itu yang dinyatakan positif. Jadi total dengan pemilik restoran itu delapan orang. Dua di antaranya warga Kabupaten Bogor,” bebernya. Sedangkan mereka yang dinyatakan terinfeksi Covid-19 saat ini sedang menjalani perawatan di RSUD Kota Bogor. Sebagian lainnya melakukan isolasi mandiri di rumah. “Atas kasus tersebut, sekitar 17 orang yang kontak erat dengan mendiang tengah dilakukan swab test. Hingga kini kami masih menunggu hasil swab test 17 orang yang kontak erat dengan bos restoran tersebut,” ujarnya. Di sisi lain, tutur Dedi, mendiang sempat menggelar resepsi pernikahan di tempat usahanya pada Minggu (5/7). Kegiatan itu dilakukan sebelum pemilik restoran dinyatakan positif Covid-19. Dedie menduga pemilik restoran itu tertular Covid-19 dari orang yang ikut menghadiri acara tersebut. ”Dari pertanyaan yang kita layangkan, ternyata keluarga itu sebelumnya mengadakan ngunduh mantu di restoran itu. Beberapa hari kemudian pemiliknya sakit dan dinyatakan positif setelah dites swab,” jelasnya. ”Saat ini restoran itu sudah ditutup sementara selama 14 hari. Kita juga sudah lakukan penyemprotan, dan langkah selanjutnya dilakukan pengecekan secara rutin,” sambungnya. Sementara itu, lanjut Dedie, untuk klaster fasilitas kesehatan terjadi di RS Azra Bogor. Di mana total semua yang terkonfirmasi ada sepuluh orang. Namun yang berdomisili Kota Bogor ada enam orang, sisanya warga Kabupaten Bogor dan sudah dikoordinasikan. “Betul, terjadi ledakan Covid-19. Yang terpapar petugas frontliner, mulai dari satpam, petugas informasi hingga juru parkir,” kata Dedie. “Kita sedang telusuri apakah dari faskes atau sumber lain seperti kantin, ruang ganti atau warung,” lanjutnya. Dedie menambahkan, RS Azra merupakan satu dari delapan rumah sakit rujukan Covid-19 yang di Kota Bogor. Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saat ini tengah melakukan pembahasan dengan Tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) apakah perlu menutup RS Azra. “Jadi kami belum bicara ke arah penutupan sementara dulu. Kita akan lakukan pengecekan lapangan dengan Jabar,” ujarnya. Penambahan dua klaster baru ini menambah panjang penyebaran virus corona di Kota Bogor. Terhitung sudah ada beberapa klaster yang muncul di Kota Hujan ini. Di antaranya dari klaster fasilitas kesehatan, pasar, mal, keluarga, tempat ibadah, terminal, perkantoran, stasiun, rumah makan dan lain sebagainya. Sementara itu, hingga Minggu (2/8) tercatat ada 293 kasus positif Covid-19 di Kota Bogor. Dengan rincian 82 orang dinyatakan positif, 21 orang meninggal dunia dan 190 orang sembuh. “Untuk hari ini (kemarin, red) ada tambahan tiga kasus konfirmasi positif baru, PDP bertambah dua kasus, serta pasien meninggal bertambah satu orang,” kata Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, dalam keterangan tertulisnya. Sedangkan di Kabupaten Bogor tercatat ada 546 kasus positif Covid-19. Dengan rincian 198 orang dinyatakan positif, 27 orang meninggal dunia, 321 orang sembuh dan empat orang pindah alamat atau di luar Kabupaten Bogor. “Untuk hari ini (kemarin, red) ada tambahan enam kasus suspek dan empat kasus konfirmasi positif baru,” pungkas Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor, Ade Yasin, dalam keterangan tertulisnya. (ogi/c/rez/run)