Minggu, 21 Desember 2025

Hidup di Bawah Garis Kemiskinan hingga Jadi Bahan Ejekan

- Selasa, 11 Agustus 2020 | 10:06 WIB

Sungguh miris nasib keluarga Imas dan Belo. Warga Kampung Cinangneng, RT 04/02, Kelurahan Keradenan, Kecamatan Cibinong, itu hidup di bawah garis kemiskinan. Parahnya, di tengah berbagai kekurangan, mereka kerap dikucilkan tetangga sekitar. KELUARGA sederhana ter­sebut mencoba bertahan hidup di tengah berbagai kekurang­an. Sang suami hanya bekerja sebagai seorang buruh sera­butan tidak tetap dan pen­cari pasir di sungai. Upahnya pun tak cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Dalam kesehariannya, kelu­arga Imas hanya bisa men­gonsumsi makanan seadanya. Mi instan, tahu dan tempe menjadi makanan sehari-hari. Ditambah kondisi sang anak yang mengalami disabilitas hingga kerap dihina.­ Penderitaan mereka bertam­bah dengan kondisi anak me­reka, Ines, yang lahir dengan keterbatasan. Bahkan, Ines kerap dihina karena kondisinya. Dari ketiga saudaranya, Ines memang terlahir berbeda. Tu­buhnya kurus dari kecil karena kekurangan gizi. Ines tak bisa beraktivitas layaknya anak seu­sianya dan hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Diketahui, Ines menderita penyakit lumpuh layu atau polio. Karena penyakitnya itu, Ines kerap mendapat hinaan. “Pernah Ines mendapat ejekan ‘monyet’ ketika orang melihat kondisi Ines. Ada pula yang lari ketakutan saat melihat Ines,” kata Imas lewat Insta­gram @partners_in_goodness. Selain Ines, ketiga saudara kandungnya juga terpaksa memutus impiannya karena tidak bisa bersekolah. Bukan tanpa alasan, kondisi kelu­arga memang tak mendukung. Sehari-harinya keluarga ter­sebut tinggal di sebuah rumah yang sangat tidak layak. Rumah yang ditempati enam anggota keluarga itu hanya berukuran 2x6 meter. Kondisi dinding yang keropos dan hampir run­tuh, atap berlubang di bebe­rapa bagian sehingga terpak­sa ditutupi terpal dan spanduk bekas. Kondisi lantai rumah milik keluarga Imas juga sang­at tidak layak. Hanya ditutupi sebidang karpet tipis yang hampir mengelupas. Untuk kebutuhan mencuci sendiri, Imas juga terpaksa mengguna­kan air sungai yang kotor dan jauh dari kata bersih. Dari serangkaian kondisi yang dialaminya, Imas dan Belo me­miliki harapan agar masyarakat umum bisa menerima keadaan Ines yang memang memiliki kekurangan.(sua/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X