Sungguh miris nasib keluarga Imas dan Belo. Warga Kampung Cinangneng, RT 04/02, Kelurahan Keradenan, Kecamatan Cibinong, itu hidup di bawah garis kemiskinan. Parahnya, di tengah berbagai kekurangan, mereka kerap dikucilkan tetangga sekitar. KELUARGA sederhana tersebut mencoba bertahan hidup di tengah berbagai kekurangan. Sang suami hanya bekerja sebagai seorang buruh serabutan tidak tetap dan pencari pasir di sungai. Upahnya pun tak cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Dalam kesehariannya, keluarga Imas hanya bisa mengonsumsi makanan seadanya. Mi instan, tahu dan tempe menjadi makanan sehari-hari. Ditambah kondisi sang anak yang mengalami disabilitas hingga kerap dihina. Penderitaan mereka bertambah dengan kondisi anak mereka, Ines, yang lahir dengan keterbatasan. Bahkan, Ines kerap dihina karena kondisinya. Dari ketiga saudaranya, Ines memang terlahir berbeda. Tubuhnya kurus dari kecil karena kekurangan gizi. Ines tak bisa beraktivitas layaknya anak seusianya dan hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Diketahui, Ines menderita penyakit lumpuh layu atau polio. Karena penyakitnya itu, Ines kerap mendapat hinaan. “Pernah Ines mendapat ejekan ‘monyet’ ketika orang melihat kondisi Ines. Ada pula yang lari ketakutan saat melihat Ines,” kata Imas lewat Instagram @partners_in_goodness. Selain Ines, ketiga saudara kandungnya juga terpaksa memutus impiannya karena tidak bisa bersekolah. Bukan tanpa alasan, kondisi keluarga memang tak mendukung. Sehari-harinya keluarga tersebut tinggal di sebuah rumah yang sangat tidak layak. Rumah yang ditempati enam anggota keluarga itu hanya berukuran 2x6 meter. Kondisi dinding yang keropos dan hampir runtuh, atap berlubang di beberapa bagian sehingga terpaksa ditutupi terpal dan spanduk bekas. Kondisi lantai rumah milik keluarga Imas juga sangat tidak layak. Hanya ditutupi sebidang karpet tipis yang hampir mengelupas. Untuk kebutuhan mencuci sendiri, Imas juga terpaksa menggunakan air sungai yang kotor dan jauh dari kata bersih. Dari serangkaian kondisi yang dialaminya, Imas dan Belo memiliki harapan agar masyarakat umum bisa menerima keadaan Ines yang memang memiliki kekurangan.(sua/rez/run)