METROPOLITAN - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berencana menghentikan operasi bus gratis yang disediakan di Stasiun Bogor. Hal itu dilakukan lantaran dalam dua pekan terakhir penumpang bus gratis itu terbilang menurun. Direktur Angkutan Jalan BPTJ Kemenhub Aca Mulyana mengatakan, melihat kondisi penumpang di awal pekan di Stasiun Bogor selama sebulan ini, Kementerian BPTJ akan mengevaluasi bus bantuan gratis. Ia menyebut kemungkinan besar bus bantuan gratis akan ditiadakan dan saat ini Aca mengaku pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan peniadaan bus bantuan gratis tersebut. ”Kita sosialisasikan dari sekarang bahwa bus gratis ditiadakan, biar masyarakat tidak kaget. Tapi hasilnya tergantung hasil laporan kami kepada pimpinan, apakah perlu ditiadakan atau tidak, ataukah berkurang,” kata Aca. Meski begitu, wacana akan peniadaan bus gratis pekan depan tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Namun memang fakta menunjukkan kondisi penumpang di Stasiun Bogor landai sejak sebulan lalu. ”Pada kenyataannya, Senin ini agak longgar ya, penumpang stasiun agak kosong,” ucapnya. Aca menambahkan, dalam dua pekan terakhir, dari 65 bus tersedia di Stasiun Bogor hanya 60 bus yang terisi dan pada Senin (10/8). Dari 52 bus yang tersedia, semua bus terisi. Namun dari daya angkut setiap bus maksimal 30 orang, terisi hanya 15 penumpang. ”Pagi tadi (kemarin, red) ada total 52 bus bantuan gratis yang disediakan BPTJ. Sebanyak 42 bus ditempatkan di Stasiun Bogor, sementara sisanya ada di pool bus DAMRI, Botani Square. Bus berbayar JR Connexion juga masih ada. Kita siapkan tiga unit dengan tujuan ke Manggarai, Tebet dan Juanda,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor Eko Prabowo menilai pencabutan bus gratis berdasarkan hasil evaluasi yang menunjukkan jumlah penumpang KRL di Stasiun Bogor sudah menurun. ”Memang jumlah penumpang sudah menurun, jadi kami mendukung saja program yang dijalankan BPTJ,” kata Eko kepada Metropolitan.id, kemarin. Meski belum bisa merinci data jumlah penumpang, pria yang akrab disapa Danjen itu menjelaskan bahwa pemerintah juga sudah menyediakan layanan bus JR Connexion sebagai pilihan alternatif pengganti KRL atau bus gratis yang selama sebulan ini sudah beroperasi. Jumlah bus JR Connexion sendiri sejauh ini ada sembilan unit, dengan jam operasional pada pukul 05:15 sampai 07:45 WIB. Sedangkan dari Jakarta pukul 16:30 sampai 19:30 WIB. ”Jadi kami harap para penumpang bisa menggunakan layanan bus JRC hanya dengan membayar sebesar Rp15 ribu saja,” ujarnya. (bs/dil/b/rez/run)