METROPOLITAN - Penataan kawasan Puncak yang dilakukan pemerintah pusat sejak 2019 belum juga membuahkan hasil. Meski sudah dilakukan pelebaran jalan, mulai Simpang Gadog-Gunungmas, kawasan Puncak masih langganan macet. Tak hanya itu, sistem Kanalisasi 2:1 yang pernah diuji coba Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersama jajaran Satlantas Polres Bogor juga gagal diterapkan. Kasatlantas Polres Bogor AKP Fitra Zuanda mengatakan, untuk rekayasa jalur 2:1 yang pernah diberlakukan pada akhir 2019 dinilai tidak efektif. ”Itu nggak efektif, karena menimbulkan hambatan baru,” ujarnya. Untuk itu, sistem one way yang telah diberlakukan sejak 1985 akan tetap digunakan. “Sementara baru itu yang dianggap cukup efektif mengurai kemacetan,” katanya. Jika dilihat dari sejarahnya, awalnya sistem one way hanya berlaku dari Simpang Taman Safari sampai Simpang Pasar Cisarua. Namun, jaraknya kembali diperpanjang hingga Simpang Gadog. Tak sampai di situ, jarak sistem one way di Jalur Puncak kembali diperpanjang sampai Simpang Gadog ke kawasan Puncak Pass. Fitria mengaku kemacetan yang terjadi di kawasan Puncak sempat membuatnya kewalahan. Sampai-sampai pihaknya menambah jumlah personel penjagaan menjadi 250 personel. ”Untuk petugas sekarang ada penebalan. Kita antisipasi seperti kepadatan weekend kemarin. Jadi jumlah anggota yang diturunkan bersama dinas terkait sekitar 250 petugas, bertugas dari pagi sampai sore atau malam jelang penormalan,”beber Fitra. Data yang dihimpun selama dua pekan terakhir, sejak 14- 16 Agustus 2020, peningkatan volume kendaraan mencapai 44 persen dari angka jumlah normal. Puncaknya terjadi pada Sabtu malam hingga Minggu (15-16/8), di mana kemacetan terjadi hingga sekitar delapan jam lebih. Sementara untuk akhir pekan ini mulai 20-23 Agustus, volume kendaraan tak begitu meningkat signifikan. ”Kalau akhir pekan ini cenderung menurun. Kalau sekarang 10 sampai 20 persen. Untuk jumlah kendaraan, kita tidak bisa memastikan. Karena kendaraan yang keluar dari GT Ciawi itu belum tentu semuanya ke Puncak,” katanya, Minggu (23/8). Berdasarkan data yang diperoleh Metropolitan dari Pos GT Ciawi, untuk kendaraan yang keluar GT Ciawi pada 20 Agustus mencapai 37.646 kendaraan. Lalu untuk 21 Agustus, kendaraan yang melintas mencapai 37.279 kendaraan. Sementara pada 22 Agustus, kendaraan yang melintas mencapai 37.008. Fitra menyebut ada banyak faktor yang membuat Jalur Puncak kerap terjadi kemacetan pada hari libur. Seperti adanya penyempitan jalan di beberapa titik, seperti di kawasan Pasir muncang, Gadog. Lalu banyaknya persimpangan, kondisi jalan menanjak dan juga banyaknya objek wisata di kawasan Puncak. Selain itu, banyak juga pengendara yang melakukan pelambungan ketika sedang macet. Beberapa titik yang menjadi titik rawan kemacetan antara lain di Pasirmuncang, Simpang Megamendung, Restoran Cimory Riverside, Pasar Cisarua, TSI Cisarua hingga Masjid At-Ta’awun. Mengenai rencana proyek Jalur Puncak 2 yang digagas pemerintah, pihak Satlantas Polres Bogor belum mengikuti perkembangan lebih lanjut. Fitra mengaku hingga kini belum ada rapat koordinasi lanjutan dengan pihak terkait. ”Saat ini saya belum bisa menyampaikan ini karena belum ada rapat koordinasi lagi. Perlu dikaji lagi (efektivitas atasi kemacetan, red). Jadi saya belum bisa ambil pernyataan,” tegasnya. (cr3/d/feb/run)